NU Jabar ogah dukung calon kepala daerah yang pro full day school
Merdeka.com - Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat menolak rencana pemerintah lewat program full day scholl atau sekolah lima hari. Sebagai peringatan NU Jabar juga sudah melontarkan pernyataan untuk tidak mendukung calon bupati/wali kota, sampai calon gubernur di Jawa Barat yang pro terhadap full day school.
"Keluarga besar NU Jawa Barat peringatan bahwa kami tidak akan mendukung calon kepala daerah yang mendukung penerapan kebijakan full day school," kata Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Hasan Nuri Hidayatullah dalam saat ditemui di Kantor PWNU Jabar, Jalan Terusan Galunggung, Bandung, Sabtu (12/8).
Sekadar diketahui, Jabar akan menghadapi hajat demokrasi di 16 kabupaten/kota plus satu yakni di tingkat provinsi pada 2018 mendatang. Memiliki basis jemaah yang tersebar di seluruh wilayah, suara NU sendiri cukup strategis untuk cukup mendulang suara.
-
Kapan pilkada di Jawa Tengah akan digelar? Selain pemilihan presiden serta wakil rakyat pada April kemarin, ada pemilihan kepala daerah yang digelar pada November mendatang.
-
Kapan Pilkada serentak di Jawa Barat? Pemerintah Provinsi Jawa Barat membocorkan maskot dua harimau yang rencananya akan dijadikan ikon pemilihan gubernur di masa Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Apa komitmen PKB di Pilgub Jabar? 'Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya,' ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6).
-
Kapan Pilkada Jabar 2024 akan dilaksanakan? Pilkada serentak akan dilangsungkan pada November 2024 nanti.
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
Dia menyampaikan beberapa alasan penerapan sekolah delapan jam sehari mengapa harus ditolak. Berdasarkan kajian dan pemantauan intensif bahwa mayoritas sekolah memang belum siap menerima kebijakan tersebut karena itu menyangkut infrastruktur sekolah.
"Kan katanya itu cuma memindahkan aktivitas menjadi disekolah agar anak tidak terjerumus saja. Tapi sarana sekolah belum menunjang. Katanya kan aktivitas tidur, bermain, semua di sekolah," imbuhnya.
Lainnya kekhawatiran bahwa anak akan terjerumus dalam pergaulan bebas itu juga tidak sepenuhnya benar. Sebab kenyataannya sekolah-sekolah tidak sepenuhnya meninggalkan tradisi lokal dan pendidikan agama.
"Ini juga tidak semua orang peserta didik bekerja sehari penuh utamanya mereka yang dipelosok. Belajar itu tidak selalu identik dengan sekolah. Interaksi sosial di luar lingkungan jugakan bagian dari pendidikan karakter. Sehingga kalau ada waktu di luar sekolah nilai tradisi tidak akan hilang," jelasnya.
Lebih lanjut dia menyatakan, jika full day school diterapkan ini juga akan menepis kekeliruan soal orang tua yang bekerja seharian di kantoran.
"Itu hanyalah masyarakat perkotaan saja yang cuma sebagian kecil. Sisanya mereka yang bekerja di sektor informal seperti pedagang, petani tidak seperti itu," imbuhnya.
Rektor UIN Jakarta Dede Rosada menyatakan hal serupa. Sekolah delapan jam itu si anak didik waktunya hanya akan tersita dengan segala hal yang berkaitan dengan pendidikan yang tidak menyentuh kehidupan sosial di luar sekolah.
"Indonesia ini menjadi negara iman dan taqwa. Bangsa Indonesia berkeyakinan akan lebih bisa bertahan dalam situasi apapun. Kita ketahui sekarang sering mendengar agenda bunuh diri hampir setiap minggu," jelasnya.
"Padahal kita mempunyai sistem pendidikan konpreshensif. Iman, taqwa ahlak mulia yang utama. Kita ingin menjadi negara soleh, kreatif dinamis dan disenangi negara dunia. Biarkan siang dan sore itu anak belajar di luar. Belajar agama dan kehidupan sosial lainnya," ucapnya menambahkan.
Dengan begitu dia meminta Presiden Jokowi bisa mengkaji aturan yang digulirkan Mendikbud yang tertuang dalam Permendikbud No 23 Tahun 2017.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suara NU untuk mendukung pasangan Anies-Cak Imin pada akhirnya tidak akan tergerus mengingat PKB lahir dari NU.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaDeklarasi dukungan ini disampaikan dalam acara 'Jawa Timur Bermunajat untuk H. Prabowo Pemimpin Berdaulat dan Petugas Rakyat’ pada Senin (11/9) malam.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mempersilakan seluruh warga NU memilih siapapun di pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Megawati memiliki ikatan batin yang kuat dengan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar dan Cak Imin sebagai pendamping Anies mengindikasikan pentingnya suara NU dan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaWarga NU cerdas dalam menentukan pilihan politik sehingga tidak memilih hanya pada satu partai politik.
Baca SelengkapnyaSoal posisi menteri untuk warga NU, Gus Yahya menyerahkan kepada Prabowo.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai PBNU sebagai organisasi struktural tentu tidak dapat melarang masyarakat NU untuk berpolitik
Baca SelengkapnyaPosisi Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar diakui Nusron bakal memecah suara NU.
Baca SelengkapnyaKetum PBNU Gus Yahya menyambut baik kebijakan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan yang memperoleh Izin Usaha Pertambangan dari Jokowi.
Baca Selengkapnya