Partisipasi Pemilih di Jateng Capai 82,5 Persen, Masih Ada Pemilu Susulan di 114 TPS Lokasi Banjir Demak
Ratusan TPS tersebut musti dilakukan pemilu susulan lantaran terdampak bencana banjir beberapa waktu lalu.
Ratusan TPS tersebut musti dilakukan pemilu susulan lantaran terdampak bencana banjir beberapa waktu lalu.
Partisipasi Pemilih di Jateng Capai 82,5 Persen, Masih Ada Pemilu Susulan di 114 TPS Lokasi Banjir Demak
Partisipasi pemilih penyelenggaraan pemilu 2024 di wilayah Jawa Tengah mencapai 82,5 persen.
Terlepas dari sejumlah hambatan selama pemungutan hingga penghitungan suara pemilu 2024 di Jateng berjalan kondusif.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, untuk terus memantau dan mewaspadai perkembangan politik, sosial, dan ekonomi setelah tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
"Saya minta semuanya terus memantau dan mengikuti perkembangan atau kegiatan di masyarakat. Masih ada dampak pemilu yang harus kita waspadai. Jangan sampai masyarakat resah," kata Nana Sudjana di kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (19/2).
Nantinya masih akan ada pemilu susulan yang akan diselenggarakan di 114 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
Ratusan TPS tersebut musti dilakukan pemilu susulan lantaran terdampak bencana banjir beberapa waktu lalu.
KPU Kabupaten Demak menjadwalkan sebanyak 27.669 pemilih di lokasi tersebut akan mengikuti pemilu susulan pada tanggal 24 Februari 2024.
"Kepala Kesbangpolinmas dan Plt Kasatpol PP agar ikut mengawal bersama TNI, Polri, dan Pemda setempat. Jangan sampai ada masalah lain muncul dari pemilu ulang tersebut," ujar Nana.
Pada Minggu, 18 Februari 2024 lalu juga telah selesai diselenggarakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 26 TPS di 13 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, Nana juga kembali menegaskan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan kerjanya untuk tetap fokus melayani dan menyejahterakan masyarakat sesuai bidang masing-masing.
Menurut dia, ada tiga hal yang terus menjadi perhatian; yaitu angka kemiskinan, inflasi, dan kesehatan masyarakat.
Terkait kemiskinan dan kemiskinan ekstrem memang terlihat ada progres selama satu tahun lalu. Namun itu perlu lebih ditingkatkan lagi mengingat target untuk kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 harus 0 persen.
"Kemiskinan kita saat ini masih 10,77 persen. Kemiskinan ekstrem turun dari 1,9 persen menjadi 1,1 persen. Tahun ini harus mampu mengurangi angka kemiskinan. Kita harus lakukan langkah konkret untuk mencapai target," kata Nana.