Penyebab Prabowo Masih Sulit Kejar Jokowi Versi Survei
Merdeka.com - Tingkat elektabilitas Capres Jokowi dan Prabowo Subianto menjelang Pilpres 2019 berubah-ubah. Sejumlah lembaga beberapa kali melakukan survei untuk memotret tingkat elektabilitas kedua capres.
Berdasarkan survei Prabowo belum mampu mengejar Jokowi. Meski masa kampanye masih panjang, namun jika melihat hasil sejauh ini belum ada peningkatan cukup signifikan dari Prabowo. Apa sebenarnya penyebab Prabowo sulit menyalip Jokowi? Berikut ulasan dari lembaga survei Median:
Prabowo Belum Bisa Tangani Persoalan
-
Apa prestasi utama Prabowo Subianto? 'Menhan Prabowo mencatatkan jumlah Net Sentiment tertinggi, yaitu 27,518, yang merupakan indikator kuat dari jumlah besar percakapan positif yang berpusat pada kinerjanya. Hal ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Kabinet Indonesia Maju secara keseluruhan,'
-
Bagaimana Prabowo Subianto mencapai prestasi? sepanjang kuartal akhir 2023, Prabowo terlibat aktif dalam sejumlah proyek penting. Yang paling menonjol adalah inisiatif sumur bor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
-
Mengapa Prabowo Subianto meraih prestasi tinggi? 'Menhan Prabowo mencatatkan jumlah Net Sentiment tertinggi, yaitu 27,518, yang merupakan indikator kuat dari jumlah besar percakapan positif yang berpusat pada kinerjanya. Hal ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Kabinet Indonesia Maju secara keseluruhan,'
-
Bagaimana Prabowo berkampanye? Prabowo bakal menghadiri Waktunya Indonesia Maju di Sentul International Convention Center (SICC)
-
Kapan Prabowo Subianto meraih prestasi tertinggi? Mediawave sendiri merupakan sebuah perusahaan yang bergeran di bidang jasa, terutama dalam social media monitoring & measurement. Mereka melakukan penilaian dengan metode Net Sentiment yang mengukur selisih percakapan bersentimen positif dengan negatif. Aktif di Sejumlah Proyek Penting CEO Mediawave, Erik Palupi, dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan bahwa Prabowo berhasil mencatatkan Net Sentiment tertinggi. 'Menhan Prabowo mencatatkan jumlah Net Sentiment tertinggi, yaitu 27,518, yang merupakan indikator kuat dari jumlah besar percakapan positif yang berpusat pada kinerjanya. Hal ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Kabinet Indonesia Maju secara keseluruhan,'
-
Apa yang diklaim Prabowo selama kampanye? Calon Presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto mengaku banyak mendapat nyinyiran dan ledekan bahwa hanya bisa menjual program-program Presiden Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2024.
Hasil survei Median yang dilakukan pada 4-16 November lalu, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf 47,7 persen. Sementara itu, capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi masih tertinggal dengan mendapat 35,5 persen.
Bukan kali ini saja elektabilitas Prabowo-Sandi kalah oleh Jokowi-Ma’ruf. Hasil survei-survei sebelumnya juga pasangan tersebut belum bisa mengungguli capres-cawapres nomor urut 01.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengungkapkan penyebab elektabilitas Prabowo-Sandi tertinggal karena publik menganggap sang capres belum memiliki kompetensi yang cukup untuk menangani berbagai persoalan. "Kami berkesimpulan walaupun publik secara umum memiliki ganjalan dan ketidakpuasan terhadap Jokowi tapi pada saat bersamaan publik belum anggap Prabowo belum punya kompetensi yang cukup untuk menangani berbagai persoalan," katanya.
Gaya Komunikasi
Selain dinilai belum bisa menangani persoalan Indonesia, penyebab lain Prabowo-Sandi belum mampu menyalip elektabilitas Jokowi-Ma’ruf masalah gaya komunikasi. Gaya komunikasi politik Prabowo dinilai terlalu keras dan ini tidak disukai publik. Hal ini menjadi faktor Prabowo dianggap masih tertinggal dari Jokowi.
"Ada problem gaya komunikasi politik. Jadi pada saat ditanyakan apa yang tidak disukai dari Prabowo jawabannya dianggap keras, cara komunikasi politik yang terlalu keras masih mendominasi," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun.
Ambisius
Penilaian masyarakat terhadap Prabowo Subianto yang mempunyai sifat ambisius rupanya menjadi penyebab elektabilitas capres nomor urut 02 itu belum mampu mengejar Jokowi. Berdasarkan hasil survei Median menunjukkan jika 2,1 persen masyarakat tidak menyukai Prabowo lantaran ambisius.
Selain itu, kesendirian Prabowo juga menjadi alasan publik tidak menyukai mantan Danjen Kopassus itu. Dari hasil survei Median menyatakan 1,7 persen tidak suka dengan Prabowo karena tidak memiliki istri.
"Ada lima masalah besar yang tidak disukai dari Prabowo, di antaranya ambisius dan tidak punya istri," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaEep menegaskan, Pilpres 2024 belum selesai. Baik Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin masih berpeluang meraih kemenangan.
Baca SelengkapnyaSaiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan terkait fenomena unik saat pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaPengamat menilai Prabowo merupakan kandidat capres yang berpotensi besar meraih limpahan elektabilitas pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBelum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaResponden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan ke depan, partai akan mengintensifkan sosialisasi Ganjar.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca Selengkapnya