Perdana, Abu Bakar Baasyir dan Keluarga Ikut Nyoblos di TPS
Abu Bakar Baasyir didampingi istri dan seluruh putranya mencoblos di TPS 54, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Abu Bakar Baasyir didampingi istri dan seluruh putranya mencoblos di TPS 54, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Perdana, Abu Bakar Baasyir dan Keluarga Ikut Nyoblos di TPS
Abu Bakar Baasyir dan Keluarga Ikut Nyoblos di TPS untuk Pertama Kali
Salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustad Abu Bakar Baasyir untuk pertama kali mengikuti pesta demokrasi Pemilu 2024.
Baasyir didampingi istri dan seluruh putranya mencoblos di TPS 54, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
"Beliau dengan berjalan kaki sekitar 150 meter dari rumah, bersama umi (ibu) dan saya serta anak anak yang lain. Alhamdulillah proses pemungutan suara juga berjalan dengan lancar,"
ujar putra Baasyir, Abdul Rochim alias Ustaz Iim.
Cek quick count di sini:
Meski begitu, Iim bilang, Baasyir sempat mengalami kesulitan karena ada 5 surat suara yang harus dicoblos.
Namun kesulitan tersebut dapat diatasi setelah mendapat bantuan dari petugas.
"Alhamdulillah beliau tetap bisa, walaupun mengalami kesulitan karena sudah sepuh (tua). Tapi dengan pengarahan, alhamdulillah beliau bisa melakukan pencoblosan dengan baik dan benar," ungkap Iim.
Cek quick count di sini:
Menurut Baasyir, kata Iim, pemilu tahun ini menjadi bagian yang penting bagi kebaikan bangsa Indonesia.
Sebab bangsa Indonesia akan memilih pemimpin yang akan menentukan arah demi kemaslahatan umat.
"Beliau melihat pentingnya masyarakat Indonesia menentukan pilihan pemimpin yang baik yang memiliki iman dan taqwa. Memiliki amanah yang dalam tugasnya nanti,"
kata Iim.
Baasyir juga berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa melaksanakan pemilu dengan jujur, adil dan amanah.
Agar kualitas pemimpin Negara Indonesia ke depan lebih baik.
Baasyir juga menentang adanya suap atau sogok menyogok dalam proses Pemilu atau Pilpres.
"Ini tidak baik, kalau rakyat disogok untuk memilih pemimpin. Kalau ada yang menerima, itu juga tidak benar," pungkas Iim.