Perusahaan Surya Paloh Diganggu Pemerintah Karena Dukung Anies, PDIP: Jangan Playing Victim!
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta Partai NasDem dan Surya Paloh jangan playing victim atau merasa jadi korban.
Sekjen PDIP menilai pemerintah tidak membeda-bedakan siapapun, apalagi hanya gara-gara urusan perbedaan sikap politik.
Perusahaan Surya Paloh Diganggu Pemerintah Karena Dukung Anies, PDIP: Jangan Playing Victim!
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta Partai NasDem jangan playing victim atau merasa jadi korban. Hal itu menanggapi pernyataan bahwa perusahaan Ketua Umum NasDem Surya Paloh diganggu pemerintah sebagai risiko mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Jangan playing victim dalam urusan mau mendukung siapa, yang penting berpolitik itu harus digerakkan dengan keyakinan karena dukungan dari rakyat Indonesia,"
ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (28/8).
merdeka.com
Menurut Hasto, tidak ada urusan pemerintah terhadap perusahaan Surya Paloh. Pemerintah, kata dia, melayani seluruh rakyat Indonesia, bukan mengurus individu.
"Pemerintah ini melayani seluruh rakyat Indonesia sehingga pemerintah tidak pernah. Yang dilakukan pemerintah telah fokus bagaimana membangun gerak kemajuan bagi Indonesia raya kita, bagi seluruh bangsa, rakyat, dan negara Indonesia," tegasnya.
Maka dari itu, Hasto menilai pemerintah tidak membeda-bedakan siapapun, apalagi hanya gara-gara urusan perbedaan sikap politik.
"Jadi tidak ada pemerintah itu membeda-bedakan satu yang lainnya," tegas Hasto.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie mengungkap perusahaan Ketua Umum NasDem Surya Paloh diganggu pemerintah karena mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Gus Choi menegaskan, NasDem tidak pernah ragu mengusung Anies karena berani menghadapi segala risiko.
"Bagaimana NasDem itu ragu? NasDem itu yang mengumumkan. Berani mengambil risiko. Risiko berhadapan dengan Jokowi. Risiko perusahaan Pak Surya Paloh diganggu pemerintahan sekarang,"
kata Effendi di Akademi Bela Negara NasDem, Jakarta, Minggu (27/8).
merdeka.com