Polemik Tayangan Azan Magrib Tampilkan Capres di Tv Swasta, Muhammadiyah dan MUI Jateng Puji Ganjar
Kedua ormas menilai tayangan azan Magrib yang menampilkan Ganjar bukanlah persoalan, malah mempunyai dampak positif.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammdiyah Jawa Tengah (Jateng) angkat bicara terkait polemik tayangan azan Magrib yang menampilkan bacapres Ganjar Pranowo di televisi swasta. Mereka memberi apresiasi positif pada kreativitas dari para pendukung mantan Gubernur Jateng itu.
Polemik Tayangan Azan Magrib Tampilkan Capres di Tv Swasta, Muhammadiyah dan MUI Jateng Puji Ganjar
MUI Jateng tidak mempermasalahkan munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan itu. Sajian tayangan video adzan Maghrib di stasiun televisi swasta nasional justru dapat menjadi sarana dakwah untuk mengajak umat muslim agar lebih giat beribadah.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah KH Muhyiddin mengaku senang melihat atas tayangan yang menampilkan Ganjar pada azan Maghrib di televisi dengan melakukan wudu dan salat bersama jamaah lain.
"Hal itu bermakna teladan dan dakwah bagi masyarakat, khususnya umat Islam dengan melihat ketaatannya menunaikan ibadah di masjid. Bagi saya sebagai aktivis lembaga sosial Islam, tayangan itu bermakna positif,” kata KH Muhyiddin, Minggu (10/9).
Menurut dia, apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo untuk mengajak masyarakat rajin beribadah harus diikuti pemimpin yang lain, serta diteladani oleh masyarakat.
"Semoga pemimpin yang memberi teladan baik bagi umat selalu mendapatkan hidayah dari Allah SWT," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua MUI Anwar Abbas tidak mempermasalahkan munculnya bacapres PDIP Ganjar Pranowo muncul di dalam tayangan azan Maghrib itu.
Anwar justru mempermasalahkan jika Ganjar tidak melakukan salat padahal seorang muslim. "Tidak masalah. Sah-sah saja. Malah kalau yang bersangkutan sebagai seorang Muslim tidak salat maka di situ baru masalah," ujarnya, Sabtu (9/9).
Anwar mengatakan jika bacapres lainnya ingin melakukan hal serupa juga diperbolehkan. "Kalau capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja," tuturnya.
Muhammadiyah Jateng: Bagian Adu Kreatif
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah H Tafsir menilai tampilnya Ganjar dalam tayangan video azan Magrib itu merupakan kreativitas positif.
Dia mengingatkan agar dalam berkreativitas tidak saling menjelekkan satu dengan yang lain. Jangan sampai kebebasan berkreativitas menyakiti perasaan orang lain, dan jangan sampai memecah belah.
“Tolong dijawab dengan kreatif, jangan dengan reaktif. Adu kreatif, adu gagasan. Siapa yang paling kreatif, siapa yang paling cepat. Yang penting tidak menafikan dan menjelekkan yang lain. Silakan calonnya dijunjung setinggi langit, tanpa menjatuhkan calon lain,” kata Tafsir, Minggu (10/9).
Dia menyebut bahwa bakal calon presiden dari partai lain juga mempunyai hak yang sama, jika ingin membuat video semacam itu.
"Masyarakat harus paham, bahwa yang menampilkan tayangan itu yakni media swasta yang menampung semua kreativitas. Siapa yang kreatif dan lebih dulu, itulah yang akan bisa menjadi pemenang di media," ungkapnya.
Tafsir mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu memperdebatkan video tersebut. Masing-masing bakal calon presiden mempunyai hak yang sama untuk berkreativitas.
"Kan banyak, tv yang lain punya video adzan. Ini soal kreativitas, siapa yang lebih dulu. Sehingga tidak perlu protes. Cuma, mungkin sudah tidak akan menarik, karena sudah didahului RCTI lewat Pak Ganjar," jelasnya.
Saat ini banyak tersedia media untuk mengenalkan sosok bakal calon presiden ke masyarakat. Media tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan masing-masing dengan cara yang positif. Misalnya, seperti yang sudah dilakukan Ganjar Pranowo melalui video azan.
"Itu kan positif. Misalnya, bisa meyakinkan bagi mereka, bahwa wah ternyata calon saya juga salat. Bisa meyakinkan nilai spiritualitas, kepada orang yang mungkin meragukan. Apalagi, wah ini abangan, PDI, kan gitu. Sehingga bisa meyakinkan kaum santri bahwa pilihannya, Pak Ganjar tidak sekadar kader tapi juga menghayati dan mengamalkan agamanya dengan baik,” terangnya.
Secara pribadi pihaknya mengenal sosok Ganjar Pranowo saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Bahkan, ia dekat dengan Ganjar Pranowo dan keluarganya.
"Saya beberapa kali kan saya bicara empat mata dengan beliau di rumah dinas. Jadi misalnya ada suatu yang penting, saya WA beliau. Terus saya diberi waktu untuk ngobrol, ngobrol santai empat mata," imbuhnya.
Menurutnya, Ganjar Pranowo adalah sosok yang tawadu atau rendah hati, lurus dan taat beribadah. Ia juga memberikan apresiasi kepada Ganjar Pranowo karena peduli terhadap ormas keagamaan, termasuk di antaranya Muhammadiyah.
"Beliau orangnya tawadu, rendah hati, lurus dan taat beribadah. Bisa menghormati orang lain. Saya masih ingat ketika beliau membantu kami, saat menggelar Muktamar Muhammadiyah, beliau juga membantu dengan dana pribadinya. Beliau juga selalu hadir jika diundang untuk menghadiri acara Muhammadiyah," tutupnya.