Politikus PDIP Sindir Prabowo: Diplomasi 'Hard Power' Sudah Ketinggalan Zaman
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris menilai diplomasi 'hard power' dan militerisme seperti yang disampaikan calon presiden Prabowo Subianto dalam debat capres, Sabtu (30/3), sudah ketinggalan zaman.
"Pendekatan ini cenderung diambil oleh negara-negara diktator dan fasis seperti Nazi Jerman. Tentu pendekatan diplomasi 'hard power' ini sudah ketinggalan zaman," kata Charles di Jakarta seperti dikutip Antara, Minggu (31/3).
Saat ini, kata Charles, dalam hubungan dengan negara lain pendekatan diplomasi 'soft power' dan multilateralisme sebagaimana yang diterapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jauh lebih tepat.
-
Tema debat capres pertama? 1. Tema debat pertama (Capres)Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga.
-
Kapan debat pertama capres? 1. Debat Capres-Cawapres Pertama: Selasa, 12 Desember 2023.
-
Bagaimana cara politikus maju capres? Sejumlah kandidat maju sebagai capres dengan tujuan ingin menang. Tapi ada juga yang maju karena alasan ingin membantu memperkuat posisi partainya di parlemen sebagai bagian dari upaya mencetak pemimpin jika terjadi kebuntuan politik.
-
Kenapa dinasti politik bisa melemahkan demokrasi? Menurut Arga, fenomena kuatnya dinasti politik di ranah legislatif akan terus berlanjut dan menyebabkan eksklusivitas dalam lingkup politik. Ia mengakui bahwa dinasti politik pernah terjadi pada negara-negara besar seperti Amerika. Namun menurutnya di sana masih ada proses demokrasi yang bermain. Sementara ia melihat fenomena di Indonesia adanya dinasti politik justru melemahkan demokrasi dan berpotensi meningkatkan kolusi dan nepotisme.
-
Apa tema debat capres? Debat kali ini hanya diperuntukkan bagi capres dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
-
Apa tema debat cawapres? Adapun tema debat kedua yang akan disampaikan cawapres meliputi ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur dan perkotaan.
"Saya sedih dan kecewa Prabowo tidak percaya diri pada kemampuan bangsa sendiri. Kata Prabowo kita dianggap 'nice guy' dalam diplomasi, padahal faktanya kita sangat dihormati dalam pergaulan internasional," kata Charles.
Sebagaimana dikemukakan Presiden Jokowi, menurutnya, Indonesia memainkan peran sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Misalnya, peran Indonesia yang terus konsisten memperjuangkan kemerdekaan dan membantu rakyat Palestina atau meredakan konflik di Rakhine State, Myanmar seperti permintaan PBB.
Dalam diplomasi ekonomi, kata Charles, Indonesia di bawah Presiden Jokowi juga menorehkan pencapaian yang mengagumkan dan memberi kontribusi bagi perekonomian negara.
Ekspor 250 kereta api oleh PT INKA ke Bangladesh dengan nilai kontrak sekitar 100,9 juta dolar AS dan berikutnya Filipina yang sudah meneken kontrak sebesar 52,8 juta dolar AS. Belum lagi ekspor bus yang juga mulai dilakukan ke negara tetangga.
Keberhasilan Presiden Jokowi dalam diplomasi internasional, lanjutnya, juga dibuktikan dengan kembali terpilihnya Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
"Ini merupakan salah satu bentuk pengakuan internasional terhadap peran dan kontribusi diplomasi Indonesia di era Presiden Jokowi," ujar Charles.
Debat keempat Pilpres 2019 membahas pertahanan dan keamanan memanas saat capres 02 Prabowo Subianto menyoroti pertahanan Indonesia yang lemah. Jokowi sebelumnya memaparkan peran diplomasi Indonesia di dunia internasional.
"Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar. Itu kekuatan diplomasi kita, itu yang saya sampaikan dalam forum-forum internasional, diplomasi ini kita diberikan banyak hal untuk menyelesaikan konflik-konflik. Seperti di Rakhine State (Myanmar), kita diminta UN (PBB) untuk menengahi, untuk mengembalikan pengungsi. Di Afghanistan kita diberi kepercayaan untuk merukunkan mendamaikan faksi-faksi di sana," kata Jokowi.
Debat keempat pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3) malam. Tema debat kali ini adalah ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, dan hubungan internasional.
Prabowo kemudian menanggapi jika diplomasi Indonesia tidak hanya dengan menjadi mediator. "Itu penting, tapi ujungnya, harus merupakan bagian dari upaya mempertahankan kepentingan nasional inti sebuah negara. Untuk itu diplomasi hanya bisa dan harus diback up dengan kekuatan," kata Prabowo.
Dia menambahkan, bukan dirinya tidak percaya terhadap kekuatan TNI, tapi dengan kekuatan yang ada Indonesia tidak akan mampu menghadapi jika negara lain menyerang.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam video itu, Prabowo menyatakan komitmennya memperkuat pertahanan demi menciptakan perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaBanyak analis internasional kemudian meyakini, kiprah Prabowo di masa depan akan memperkuat posisi Indonesia sebagai 'jalan tengah' dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto meminta tak perlu percaya elit partai politik yang suka menyindir.
Baca SelengkapnyaHasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaHendro pun mengkritisi pihak-pihak yang bermoral rendah.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menjadikan Sekolah Partai sebagai tempat belajar menciptakan hukum.
Baca SelengkapnyaGagasan yang digaungkan oleh Ganjar Pranowo berbeda dengan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto buka suara terkait pasangan Prabowo-Gibran disebut sebagai 'neo orde baru'.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pemimpin tidak boleh memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyinggung masalah hak asasi manusia hingga mengakui kekalahan dalam Pilpres dari Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaFahri mengatakan Indonesia akan segera memiliki presiden yang punya kemampuan setara Soekarno.
Baca Selengkapnya