PPP nilai tak masalah jika koalisi Jokowi di Pilpres 2019 'gemuk'
Merdeka.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi meminta publik tak khawatir dengan 'gemuknya' koalisi partai politik yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sebab, kata dia, koalisi 'gemuk' yang pernah terjadi saat Pilpres 2009.
"Koalisi gemuk kan bukan sekarang saja. Koalisi gemuk di 2009 juga ada, toh selesai," di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4).
Menurut Baidowi, yang terpenting dari banyak partai pendukung Jokowi adalah terjalinnya komunikasi. Sehingga persoalan bisa diselesaikan bersama.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
-
Apa yang dibahas Jokowi dengan Parmusi? Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas mengenai pemilu 2024 dan masalah Rempang.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
-
Bagaimana komunikasi PDIP dan Prabowo? 'Saya kira kalau konteksnya dekat itu komunikasi, selama ini komunikasinya bagus-bagus saja (dengan PDIP). Pak Prabowo kan selama ini narasi yang dibangun adalah kita harus bersatu kembali ya,' ucap Doli.
"Yang penting diajak komunikasi ke semua parpol, satu sama lain saling memahami, udah clear," tuturnya.
Diketahui, saat ini Presiden Jokowi sudah didukung lima partai untuk maju Pilpres 2019. Mulai dari PDIP, Partai Golkar, PKB, NasDem, PPP, dan Hanura. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga didukung partai non parlemen yang mendukung yakni Partai Perindo dan PSI.
Sedangkan, Prabowo Subianto diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. Saat ini, tinggal Partai Demokrat dan PAN yang belum menentukan sikap politiknya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu menjadi lawan politik tersebut merupakan baik.
Baca SelengkapnyaPPP mengungkit posisinya di Koalisi Indonesia Maju bersama Golkar dan PAN sebelum pencoblosan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak masalah menghadapi koalisi besar di Pilpres.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaSebab tidak ada hubungan yang buruk antara PDIP dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaGerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaPartai koalisi pengusung bacapres Ganjar Pranowo diyakini semakin solid. Koalisi saat ini, fokus menyusun dan menjalankan strategi untuk memenangkan Pilpres.
Baca SelengkapnyaMenurut Budiman, kemampuan Prabowo meredam masalah lama terlihat usai bergabung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPKB gerah koalisinya dengan Gerindra belum juga memutuskan siapa calon wakil presiden yang akan diusung. 11 bulan koalisi berjalan tetapi belum ada keputusan.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaDemokrat menambah deretan parpol pengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Baca Selengkapnya