PPP Minta Mahfud MD Bongkar Praktik Korupsi di Balik Meja DPR: Bukan Sekadar Kabar
Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR RI dari PPP, Arsul Sani meminta Menko Polhukam, Mahfud MD membongkar tuduhan praktik korupsi dan konflik kepentingan yang terjadi di DPR. Arsul meminta Mahfud MD mengungkap, nama-nama anggota DPR yang terlibat transaksi korupsi.
"Buat saya, jika Pak Mahfud punya datanya termasuk nama anggota DPRnya dan dalam kasus-kasus apa, maka lebih baik sampaikan saja di ruang publik atau paling tidak jika itu merupakan bentuk praktik-praktik penyimpangan terkait proses penegakan hukum, maka Menko Polhukam bisa minta atasan dari aparatur penegak hukum yang bersangkutan agar diusut dan diungkap," katanya kepada merdeka.com, Minggu (11/6).
Waketum PPP itu menambahkan, dengan diungkap nama dan kasusnya akan lebih jelas. Sehingga, tidak terkesan sebagai pembunuhan karakter kepada sebuah lembaga. "Kalau perlu diungkap pula jika ada kasus-kasus di mana pejabat-pejabat negara dalam rumpun kekuasaan eksekutif juga melakukan praktik yang sama meski dengan cara yang berbeda," ujarnya.
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Bagaimana cara DPR ingin menyelesaikan kasus korupsi? 'Seperti dari yang sudah-sudah, penanganan kasus korupsi terlalu berfokus pada pemenjaraan pelaku, yang itu pun tidak terbukti memberi efek jera.'
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
Kendati demikian, penjelasannya Mahfud MD itu dirinya berharap dilengkapi dengan fakta dan bukti.
"Intinya buka dan ungkap berdasar fakta dan bukti, bukan sekadar kabar dan laporan. Sepanjang fakta, bukti atau datanya jelas, kita dukung Pak Mahfud untuk membongkarnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut, praktik korupsi di Indonesia semakin menjadi-menjadi. Hal itu tercatat dari Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang menurun dari 38 menjadi 34 pada tahun 2022.
"Di 2022 indeks persepsi korupsi kita terjun dari 38 ke 34. Itu membuat kita kaget, korupsinya makin menjadi-jadi berarti," kata Mahfud di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (11/6).
Menurut Mahfud, penyebabnya karena terjadi conflict of interest di dalam jabatan-jabatan politik. Seperti adanya transaksi di balik meja di DPR, pengadilan hingga birokrasi.
"Di DPR terjadi transaksi-transaksi di balik meja, MA pengadilan bisa membeli perkara, di pemerintah, di birokrasi sama. Itu temuannya," ujar Mahfud.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi III DPR menggelar rapat dengan KPK dan PPATK.
Baca SelengkapnyaHak interpelasi itu, terkait adanya dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, PPATK mengungkap ada 1.000 orang anggota legislatif yang bermain judi online.
Baca SelengkapnyaDana itu diduga untuk penggalangan suara pada pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMahfud menyayangkan ada conflict of interest saat rapat kerja dengan DPR
Baca SelengkapnyaDalam rapat, Dirut PT Timah, Ahmad Dani Virsal, menjadi bulan-bulan anggota DPR.
Baca SelengkapnyaMahfud MD membagi empat golongan dalam penanganan kasus TPPU di Kemenkeu senilai Rp349 triliun.
Baca SelengkapnyaTemuan PPATK harus didalami karena disebut mengalir ke bendahara partai politik.
Baca SelengkapnyaPolisi butuh waktu untuk memilah korban dari masing-masing pelaku karena banyaknya barang bukti
Baca SelengkapnyaDasco pun menyebut, dikhawatirkan revisi UU MD3 dapat menimbulkam dampak negatif.
Baca Selengkapnyaintinya siapa pun terlibat diproses, silakan, asal jangan tebang pilih," kata Benny
Baca SelengkapnyaAkibat konflik of interest yang kian marak, berimbas pada indeks persepsi korupsi di Indonesia yang terus memburuk.
Baca Selengkapnya