Mahfud Akui PDIP dan PPP Bahas Rencana Hak Interpelasi di DPR
Hak interpelasi itu, terkait adanya dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Hak interpelasi itu, terkait adanya dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Mahfud Akui PDIP dan PPP Bahas Rencana Hak Interpelasi di DPR
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD mengakui bahwa partai politik pengusung dirinya dengan Ganjar Pranowo membahas peluang hak interpelasi di DPR. Dia mengatakan, usulan tersebut dibahas pada 15 Februari 2024.
Mahfud menjelaskan, hak interpelasi itu, terkait adanya dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Diketahui, DPR memiliki tiga hak dalam menjalankan fungsi pengawasan, yakni hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan yang penting, strategis, serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Iya, ya interpelasi itu dibicarakan, tetapi itu rapat partai pengusung," ujar Mahfud di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (20/2).
Kendati demikian, dia menyebut tak mengetahui lebih lanjut terkait usulan hak interpelasi tersebut. Sebab dirinya dan Ganjar hanya ditugasi untuk masalah hukum terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sedangkan hak interpelasi merupakan ranah Partai politik yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berada di parlemen.
"Saya sebagai paslon (mengurus) masalah hukum, sudah nyerahkan ke sebuah tim khusus. Jadi saya sudah tidak tahu apa namanya, tidak harus tau apa yang dikerjakan, mereka terus bekerja tim khusus," papar Mahfud.
Adapun terkait hak angket yang diusulkan oleh Ganjar Pranowo, dia menjelaskan bahwa itu merupakan kewenangan fraksi partai politik yang ada di DPR.
Kewenangan partai politik juga untuk membangun komunikasi dengan kubu pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar untuk merencanakan pengusulan hak angket.
"Dalam arti partai pengusung, bukan paslonnya. Paslonnya kan seperti saya bukan orang partai, ndak mungkin komunikasi urusan angket," ujar dia.
Sebelumnya, Ganjar mengusulkan pembentukan panitia khusus (Pansus) hak angket untuk menyelidiki indikasi kecurangan Pemilu 2024. Hak angket dapat diusulkan oleh Fraksi PDIP dan PPP di DPR.
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat. Termasuk hal-hal yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Pembentukan pansus hak angket harus berdasarkan urgensi dan memenuhi syarat. Syarat penggunaan hak angket ini diatur dalam Pasal 199 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3).
Dalam Pasal 199 Ayat 1 berbunyi, "Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 Ayat 1 huruf b diusulkan oleh paling sedikit 25 orang anggota DPR dan lebih dari satu fraksi".
"Jika DPR tak siap dengan hak angket, saya mendorong penggunaan hak interpelasi DPR untuk mengkritisi kecurangan pada Pilpres 2024," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/2).