Rapat dengan Facebook, anggota DPR bilang 'pendiri Anda saja mengaku salah'
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR banyak yang menganggap pihak Facebook Indonesia tidak bisa melindungi data penggunanya. Sebab, Pihak Facebook dinilai tidak mampu menjabarkan upaya untuk menjaga perlindungan data pribadi para penggunanya.
Dalam hal jebolnya data pengguna, justru Facebook cenderung menyalahkan pihak ketiga yakni Alexander Kogan melalui aplikasi 'Thisisyourdigitallife' kepada Cambridge Analytica.
"Belum apa-apa sudah defensif menyatakan tidak bersalah dan soal Dr Kogan serta Cambridge Analytica yang bersalah, pendiri anda saja mengaku salah kok," kata anggota Komisi I Evita Nursanty saat rapat kerja dengan pihak Facebook di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa yang terancam diblokir Kominfo? Dari enam Online Travel Agent (OTA) yang terancam diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kabar terbarunya sudah ada tiga penyelenggara sistem elektronik (PSE) asing yang telah mendaftar.
-
Kenapa akun YouTube DPR RI dihack? Peretasan akun YouTube tersebut membuat geger.
-
Kenapa teknologi ini dianggap menjaga privasi? Algoritma yang digunakan hanya mampu untuk mendeteksi posisi tubuh seseorang, bukan memperlihatkan wajah, atau bahkan penampilan seseorang. Sehingga, adanya teknologi ini menawarkan cara baru untuk menjalankan sistem pengawasan namun tetap mempertahankan anonimitas atau privasi seseorang.
-
Kenapa DPR nilai efek jera belum optimal? 'Saya rasa masih ada yang kurang optimal di pencegahan dan juga penindakan. Maka saya minta pada pihak-pihak yang berwenang, tolong kasus seperti ini diberi hukuman yang berat, biar jera semuanya. Jangan sampai karena masih remaja atau di bawah umur, perlakuannya jadi lembek. Kalau begitu terus, akan sulit kita putus mata rantai budaya tawuran ini,' jelasnya.
-
Bagaimana DPR ingin agar sistem single data aman? Dirinya khawatir, di era digital seperti ini, sistem single data justru bisa dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk kejahatan.
Evita menyinggung permintaan maaf CEO Facebook Mark Zuckerberg saat menghadiri Kongres dan Senat AS pada 9 April lalu. Mark akui tak bisa menjaga data pengguna Facebook.
"Saya tidak bisa yakin Facebook mampu mengamankan data pribadi kita," lanjutnya.
Hadir dalam rapat ini, Kepala kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia Ruben Hattari ditemani oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Asia Pasifik Simon Milner.
Evita khawatir kejadian bocornya data pengguna Facebook di Indoneisa kembali terulang. Sebab, ia menduga kemungkinan hal itu terjadi karena penyalahgunaan data berkaitan Pemilu di Amerika dan bisa terjadi di Indonesia.
"Pemilu kan enggak di Amerika. Apa anda bisa meyakinkan saya, ini tidak terjadi di Indonesia. Ini harus diyakinkann kalau bisa diyakinkan tak perlu audit investigasi. tapi kalau nggak yakinkan kami, ya rekomendasi sarankan untuk audit investigasi," ungkapnya.
Hal sama diungkapkan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Meutya Hafid. Menurutnya, penjelasan pihak Facebook hari ini menunjukan tidak ada perlindungan maksimal mengenai data pribadi para pengguna. Karena pihak Facebook justru menyalahkan pihak ketiga pengembang aplikasi yang menyalahgunakan data pengguna Facebook. Padahal pihak Facebook sendiri tidak menuangkan aturan detail dalam perjanjian dengan pihak ketiga.
"Artinya Facebook enggak berusaha menjaga data-data pelanggannya dengan memberikan aturan pada pihak ketiga, pihak ketiga dipersilakan. Kalau tidak ada MoU antara Facebook dengan pihak ketiga maka pihak ketiga diberikan pemindahtanganan data," kata Meutya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam rapat tersebut sempat terjadi debat panas antara anggota komisi I DPR dengan BSSN.
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut, DPR merasa tidak ada kekompakkan antara Menkominfo dan BSSN.
Baca SelengkapnyaMenanggapi hal ini, fraksi PDIP berkomitmen akan terus berjuang dan memastikan demokrasi di Indonesia tetap berjalan
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR melakukan rapat kerja bersama Kominfo dan Badan Siber dan Sandi atau BSSN, Kamis (27/6).
Baca SelengkapnyaMenurutnya, masalah utama terletak pada kualitas SDM yang belum mampu mengikuti perkembangan teknologi
Baca SelengkapnyaMeutya Hafid menegaskan kebocoran data tanpa back up adalah sebuah kebodohan.
Baca SelengkapnyaMenurut Abraham, bahwa Menkominfo era dulu tak menghapus situs judi online. Justru menghapus situs wordpress
Baca SelengkapnyaDPR Banyak Dapat Kritik dari Rakyat, Puan Maharani ungkap sederet poin kritiknya.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kembali terjadinya peretasan data negara membuat kebutuhan adanya Angkatan Siber.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi dari Golkar, Ferdiansyah memarahi humas Kemendikbudristek.
Baca SelengkapnyaPDIP akan membuat kanal pengaduan untuk temuan pencatutan KTP warga Jakarta.
Baca SelengkapnyaKritik Pedas Anggota DPR ke BSSN soal Indonesia Tak Punya Cadangan Data di PDNS usai Diretas
Baca Selengkapnya