Refleksi Akhir Tahun 2024, Bahlil Singgung Perlunya Sistem Pilkada Dikaji Ulang
Partai Golkar akan meninjau keterlibatan masyarakat dalam proses pilkada.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung sistem pilkada yang perlu dikaji ulang. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato refleksi akhir tahun 2024, di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (31/12).
"Kami Partai Golkar ke depan yang terus akan melakukan diskusi adalah apakah sudah benar, sudah tepat pola demokrasi yang seperti ini yang akan kita pertahankan," kata Bahlil.
Dia menyebut, sebagai partai tertua yang sudah memiliki pengalaman bakal mengkaji ulang sistem pemilihan baik pileg maupun pilkada.
"Ke depan Partai Golkar akan mengkaji sistem demokrasi seperti apa yang akan kita bangun. Baik Pileg maupun Pilkada. Pilpres memang sudah diputuskan di dalam Undang-Undang dasar 1945 bahwa harus dipilih langsung oleh rakyat," jelas dia.
"Namun, kalau Pileg maupun Pilkada, rasanya masih dimungkinkan untuk kita mencari formulasi-formulasi yang tepat dengan tetap menghargai kaedah-kaedah hak-hak demokrasi rakyat. Saya pikir ini yang sangat penting. Karena itu, salah satu di antara sistem yang akan Golkar tawarkan tidak menutup kemungkinan kalau memang itu baik untuk rakyat," sambung Bahlil.
Singgung Keterlibatan Rakyat
Bahlil menyebut, Partai Golkar akan meninjau keterlibatan masyarakat dalam proses pilkada. Jika keterlibatan masyarakat di bawah rata-rata maka bisa formulasikan dengan sistem pemilihan tidak langsung.
"Kita akan mempertimbangkan untuk mengecek keterlibatan rakyat dalam proses Pilkada tidak mesti harus pemilihan langsung. Mungkin juga, mungkin juga, katakanlah kalau itu dimungkinkan lewat DPR, tetapi dengan satu formulasi yang tepat. Harus disempurnakan," ungkapnya.
"Jadi saya pikir ini silakan didiskusikan. Golkar tidak merasa kecil hati dengan berbagai macam dinamika, pemikiran-pemikiran dari tempat lain. Makanya sebentar kita akan mengundang berbagai narasumber untuk membicarakan hal ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengaku, tetap menghargai perbedaan pandangan politik dah berbagai partai. Namun, dia menyebut, Partai Golkar akan siap mengkaji perihal sistem pemilihan di Indonesia.
"Golkar berpandangan, perbedaan itu sesungguhnya dijadikan sebagai pedoman yang konstruktif yang positif. Bukan untuk saling menggiring. Bukan untuk saling membangun persepsi," ucap Bahlil.
"Bukan untuk saling menggiring harusnya tokoh-tokoh agama yang berpikir tentang bangsa dibawa kepada hal-hal yang tidak layak untuk dilakukan. Saya pikir ini menjadi kajian kita bersama," tutupnya.