Refleksi Hari Pahlawan, PKS ajak muliakan agama bukan menistakan
Merdeka.com - Sekretaris Fraksi PKS DPR RI Sukamta menilai Hari Pahlawan 10 November menjadi momentum untuk mengingat kembali nilai-nilai agama yang menjadi jiwa para pendahulu dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa ini. Agama, tegas Sukamta, menjadi tuntunan dalam melawan kezaliman para penjajah.
"Artinya, terwujudnya kemerdekaan Indonesia sangat dekat dengan perilaku mengagungkan nilai ajaran agama yang diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Sukamta, Jakarta, Kamis (10/11).
Sukamta menambahkan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari peran penting umat Islam, tentu tanpa menafikan peran dari umat beragama lainnya. Hal ini seiring dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa umat Islam adalah benteng terakhir pertahanan NKRI.
-
Siapa yang berperan penting dalam kemajuan bangsa? Sebab, para lanjut usia di Indonesia memang memiliki kiprah penting bagi kemajuan bangsa dan tanah air. Di antaranya seperti mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan, hingga memajukan peradaban bangsa.
-
Bagaimana Pancasila membawa bangsa ke kemajuan? Dengan mengamalkan Pancasila, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang besar.
-
Siapa yang harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia? Sebagai rakyat yang sudah hidup di masa kemerdekaan, apakah Anda sudah bersyukur atas merdekanya Indonesia?
-
Kenapa Soekarno berpesan agar bangsa Indonesia menghormati jasa pahlawannya? Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
-
Bagaimana cara merayakan semangat kemerdekaan? Rayakan semangat kemerdekaan dan hargai pengorbanan para pahlawan kita yang gagah berani.
-
Siapa saja pahlawan yang mendukung pendidikan merdeka? Dunia pendidikan tak lepas dari para pengajar alias guru, para pejuang tulus tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Tapi jika kita refleksikan hari ini, kita patut prihatin, sebab ajaran agama dan para pemukanya justru dinistakan. Apakah ini tanda-tanda kemerdekaan bangsa kita yang kental dengan nilai-nilai agama tadi akan porak poranda? Akankah kita sendiri ataukah bangsa lain yang nantinya akan menikmati kemerdekaan?," papar Anggota Komisi I DPR RI ini.
Sukamta mengajak kembali untuk merenung bahwa Hari Pahlawan lekat dengan sosok Bung Tomo yang saat itu berhasil membakar semangat jihad arek-arek Suroboyo untuk melawan penjajah dengan pekikan takbir 10 November 1945.
"Entah kalau tidak ada takbir, dengan apa saya bisa membangkitkan semangat para arek Suroboyo melawan penjajah. Demikian kurang lebih pernyataan Bung Tomo," jelas Wakil Ketua Bidang Polhukam DPP PKS ini.
Bung Tomo, tambah Sukamta, saat itu sadar bahwa melawan kezaliman penjajah adalah perjuangan di jalan Allah (jihad fi sabilillah). Maka pekikan takbir dengan penuh kesadaran dan pemahaman bahwa hanya Allah-lah yang Maha Besar, menjadikan penjajah yang memiliki kekuatan lengkap tersebut menjadi kecil.
"Maka bangkitlah semangat para arek Suroboyo karena pidato Bung Tomo memakai kalimat takbir. Tuhan bersama kita, kata Bung Tomo. Alhasil, kita bisa mengalahkan penjajah. Yang jadi pertanyaan menarik, mereka bangkit karena kalimat takbir-nya atau karena Bung Tomo yang memakai kalimat tersebut? Dua-duanya benar, menggunakan kata pakai ataupun tidak," tegas Sukamta.
Oleh karena itu, Fraksi PKS mengajak untuk merefleksi semangat Hari Pahlawan di tengah kondisi bangsa yang kian memprihatinkan, di tengah-tengah ajaran agama dan para pemukanya dinistakan.
Kemerdekaan dan kemajuan bangsa, tegas Sukamta, bisa diraih karena para pendahulu memuliakan dan mempraktikkan ajaran nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Atas berkat Rahmat Allah-lah kita merdeka. Jika sekarang kita nistakan ajaran agamaNya, maka kita khawatirkan kemerdekaan tidak bisa kita rasakan kembali karena nikmat kemerdekaan itu bisa dicabut, sebagaimana kini tanda-tandanya sudah mulai terlihat, kita sudah semakin tidak merdeka. Semoga keadaan ini tidak terjadi berlarut-larut, karena kita sendirilah yang harus terus berusaha mengubahnya," tutup Sukamta. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting membangun komunikasi lintas agama untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama.
Baca SelengkapnyaTeks sambutan dalam perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus memegang peranan penting dalam menyemarakkan suasana HUT RI.
Baca SelengkapnyaSimak contoh pidato Hari Pahlawan 10 November berikut ini berisi pesan dan penuh makna mendalam.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, PDI Perjuangan menempatkan peringatan Natal sebagai upaya memperkuat solidaritas, toleransi, dan keberpihakan pada wong cilik.
Baca SelengkapnyaKepada umat Islam yang belum dapat menunaikan ibadah haji, Mahmudi mengimbau agar senantiasa melaksanakan konsep yakin dan memperbanyak ilmu.
Baca SelengkapnyaPeringatan kali ini mengusung tema 'Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan'
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah dipersatukan empat Pilar Kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI bisa semakin kuat dengan menerapkan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaKhutbah Jumat dengan tema menyambut kemerdekaan memainkan peran penting dalam mengingatkan umat Islam tentang makna dan nilai kemerdekaan yang telah diraih.
Baca SelengkapnyaKapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja mengingatkan kepada para personel bahwa peringatan hari pahlawan bukan hanya sekadar ulang tahun.
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaNilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPKS Ingin anak muda memahami sejarah bangsa Indonesia secara utuh adalah langkah awal bagi seluruh generasi bangsa.
Baca Selengkapnya