Soal Erick Thohir jadi Cawapres, Zulhas: Jangan Kelihatan Ngejar Terus, Nanti Enggak Jadi
Kalau terlalu kelihatan memaksa, maka apa yang diinginkan PAN tidak akan terjadi.
Kalau PAN terus memaksa nama Erick untuk menjadi cawapres, koalisi Indonesia Maju bisa batal.
Soal Erick Thohir jadi Cawapres, Zulhas: Jangan Kelihatan Ngejar Terus, Nanti Enggak Jadi
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bicara dalam politik tidak boleh terus ngegas.
Hal ini terkait soal wacana PAN yang mengusulkan nama Erick Thohir jadi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto.
Kalau PAN terus memaksa nama Erick untuk menjadi cawapres, koalisi Indonesia Maju bisa batal.
"Jadi kalau kemarin saya bilang cawapres satu-satunya pak Erick bisa bubar. Kan bubar dong orang pulang. Enggak boleh gitu," kata Zulhas dalam diskusi HUT PAN ke-25 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (29/8).
Meski Zulhas mengakui memang mendorong Erick Thohir sebagai calon wakil presiden.
Tetapi harus melalui pendekatan yang berbeda. Kalau terlalu kelihatan memaksa, maka apa yang diinginkan PAN tidak akan terjadi.
"Walaupun ngomongnya maunya begitu tapi caranya beda. Kalau megang ini kan enggak boleh gitu, kayak megang belut saja. Ini juga pelajaran buat kader PAN. Jadi kalau kelihatan sekali ngejar nanti enggak jadi,"
sambung Zulhas.
Merdeka.com
Zulhas mengatakan, dalam politik memang para politikus tidak bicara terang-terangan.
Perlu menyampaikan keinginannya dengan simbol-simbol. "Dalam politik tidak bisa kalau saya mau makan roti, ngomongnya ga makan roti perlu simbol-simbol. Karena kalau kelihatan biasanya enggak dapat. Begitu kelihatan maunya kelihatan sekali itu hilang," katanya.
"Kalau kelihatan banget orang enggak jadi, orang takut. Oleh karena itu harus disembunyikan dengan kata-kata,"
kata Zulhas.
Zulhas menyampaikan hal tersebut ketika pengalaman bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). PAN harus tahu mana prioritas mana yang bukan. Perlu memenuhi persyaratan lebih dahulu.
"Saya paham kira-kira apa yang dikerjakan orang politik harus tahu mana yang prioritas mana yang tidak. Kalau persyaratan sudah kita penuhi biasanya santai walaupun ada takdir di situ tapi ada persyaratan di situ. Kalau mau jadi dokter kan sekolah dokter dulu, kalau mau jadi dokter ha sekolah dokter enggak mungkin," ujarnya.