Survei Poltracking: Elektabilitas PDIP dan Gerindra Tertinggi, PPP hingga PSI Terancam Tak Lolos DPR
Kendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Kendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Survei Poltracking: Elektabilitas PDIP dan Gerindra Tertinggi, PPP hingga PSI Terancam Tak Lolos DPR
Elektabilitas PDI Perjuangan masih berada di posisi tertinggi dengan 22,2 persen menjelang detik-detik debat calon presiden dan wakil presiden. Elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri itu teratas berdasarkan survei terbaru dilakukan Poltracking Indonesia bertajuk 'Pengaruh Jokowi dan Migrasi Pemilih Terhadap Peta Elektoral Terkini' terkait simulasi partai politik.
Elektabilitas PDI Perjuangan ditempel Partai Gerindra dengan 18,3 persen. Kendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Elektabilitas PDI Perjuangan pada September mencapai 24,4 persen, sekarang menurun menjadi 22,2 persen.
Sedangkan Gerindra terus naik dari bulan September 2023 di angka 16,7 persen hingga 18,3 persen pada bulan Desember.
Sementara itu, Golkar menempati urutan ketiga dengan elektabilitas 9,8 persen pada bulan Desember, setelah sebelumnya berada di angka 8,8 persen pada bulan November.
Jika melihat ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) pada Pemilu Legislatif 2024 sebesar 4 persen, maka hanya ada delapan partai yang diprediksi lolos ambang batas parlemen. Delapan partai itu yakni PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, NasDem, Demokrat, PKS, dan PAN.
Hanta menyebut, partai di luar itu mendapatkan elektabilitas di bawah 4 persen alias tidak memenuhi parliamentary threshold 4 persen. Partai yang terancam tidak bisa masuk ke Senayan itu di antaranya PPP, PSI, hingga Perindo.
Hasil survei Poltracking Indonesia menjunjukkan elektabilitas PPP 3,4 persen, Perindo 1,5 persen, PSI 0,9 persen, Hanura 0,9 persen, Partai Ummat 0,2 persen, PBB 0,2 persen, Partai Garuda 0,2 persen, PKN 0,2 persen, Partai Gelora 0,2 persen, Partai Buruh 0,2 persen, dan yang Tidak Tahu 8,5 persen.
"Sementara partai politik lainnya masih di bawah 1 persen," kata dia.
Meski demikian, Hanta menyebut partai politik yang memiliki elektabilitas di atas 1,5% masih berpotensi masuk ke parlemen. Menurut Hanta, semua itu tergantung para calon anggota legislatif meyakinkan masyarakat untuk memilih partai mereka.
"Faktor kerja-kerja mesin politik partai politik dan pergerakan para calon anggota legislatifnya pada masa kampanye akan sangat menentukan lolos atau tidak sebuah partai politik ke parlemen," kata Hanta.
Survei ini dilakukan pada tanggal 29 November hingga 5 Desember 2023 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Sampel pada survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Klaster survei menjangkau 34 provinsi di seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024. Metode sampling representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral calon presiden, calon wakil presiden, partai politik, dan melihat pergerakan pemilih setelah tahapan masa kampanye Pilpres dilaksanakan.