Survei Populi: Agus-Sylvi paling rendah pemahaman isunya saat debat
Merdeka.com - Lembaga survei Populi Center merilis hasil survei terhadap tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI 2017. Survei sengaja dilakukan pasca-debat terbuka para kandidat beberapa waktu lalu.
Dalam survei ini, Populi Center mendapatkan beberapa temuan menarik. Pertama, masyarakat menilai bahwa pasangan yang paling unggul pada debat pertama 13 Januari lalu adalah Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
"BTP-Djarot dengan persentase 36,5%, disusul Anies-Sandiaga di posisi kedua dengan persentase sebesar 25,5%, dan Agus-Sylvi di posisi ketiga dengan persentase 17,8%. Masyarakat DKI tidak menonton debat sebesar 14,2%," demikian hasil survei dikutip merdeka.com dari situs populicenter.org, Minggu (22/1).
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang melakukan survei tentang Gibran sebagai cawapres? Survei Charta Politika mencatat bahwa sebanyak 48,9 persen masyarakat merasa Gibran tidak pantas menjadi Cawapres pada Pemilu, sedangkan 38,2 persen menyatakan sebaliknya, bahwa Gibran masih pantas untuk melaju sebagai Cawapres.
-
Apa saja isu di Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Bagaimana hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Pilkada memilih siapa saja? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Untuk penampilan pasangan kandidat pada debat pertama, masyarakat DKI menilai bahwa pasangan Ahok-Djarot menempati posisi pertama dari segi pemahaman permasalahan Jakarta 44,2%, program dan solusi yang paling jelas 37,7%, dan pemaparan visi, misi dan program yang paling realistis 37,7%.
Sementara Anies-Sandiaga menempati posisi kedua dengan perolehan 22,3% untuk pemahaman permasalahan Jakarta 26% untuk kejelasan program dan solusi, dan 25.8% untuk pemaparan visi, misi, dan program yang realistis.
"Untuk pasangan Agus-Sylvi, menempati posisi terakhir di sisi pemahaman permasalahan Jakarta 15,8%, kejelasan program dan solusi 17,7%, dan pemaparan visi, misi, dan program realistis 17,8%."
Untuk kategori penampilan (pakaian, cara bicara, gestur), Anies-Sandiaga paling unggul dengan perolehan persentase 31,8%. Untuk pasangan Agus-Sylvi secara penampilan mendapatkan 19,8%.
Sedangkan dari segi pemahaman isu, pasangan Ahok-Djarot dianggap paling tinggi pemahamannya dalam isu kemiskinan 30,2%, kesenjangan sosial 32,8%, penanggulangan kemacetan 47,5%, dan transportasi publik 41,7%.
Sementara itu, pasangan Anies-Sandiaga dianggap paling tinggi pemahamannya dalam isu lapangan kerja 33,3% dan pendidikan 41,7%.
"Sementara di seluruh isu pada debat pertama, masyarakat DKI menganggap bahwa pasangan Agus-Sylvi paling rendah pemahamannya."
Dari segi kriteria kepemimpinan yang paling utama diharapkan masyarakat DKI yaitu bersih dari korupsi sebesar 33,8%. Kriteria kepemimpinan ini juga berbanding lurus dengan kemampuan yang paling diharapkan dari gubernur DKI periode selanjutnya, yaitu kemampuan memberantas korupsi, dengan persentase sebesar 23%.
Lima hal yang menjadi isu perlu segera diselesaikan adalah kemacetan 26,7%, harga bahan pokok yang tinggi 20,5%, jumlah pengangguran 15%, biaya pendidikan dasar 7,8%, dan biaya berobat atau kesehatan 7,5%.
"Isu yang belum dibahas di debat pertama, sebaiknya dibahas di debat kedua dan ketiga, karena masyarakat DKI perlu mengetahui pemahaman para kandidat mengenai permasalahan Jakarta yang paling mendesak."
Dalam survei ada temuan jika masyarakat DKI semakin rasional karena visi misi dan program pasangan kandidat menjadi pertimbangan utama dalam menentukan dukungan terhadap pasangan calon Gubernur DKI mendatang dengan persentase 49,2%, disusul kriteria lain seperti sifat dan gaya kepemimpinan 18% dan tingkat kesukaan terhadap Cagub atau Cawagub 17,7%.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 600 responden di 6 wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±4% pada tingkat kepercayaan 95%.
Populi sengaja melakukan survei lebih mendalam mengenai evaluasi masyarakat terhadap performa pasangan calon dalam debat pertama, baik dalam pemahaman isu maupun penampilan para pasangan calon, serta elektabilitas kandidat pasca-debat pertama. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDari dua lembaga survei, Prabowo berada di atas angin karena elektabilitasnya berada di urutan pertama dibanding pesaingnya.
Baca SelengkapnyaSurvei yang dilakukan pada 6-12 September 2024 ini terkait pengaruh Anies di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nama Politikus Golkar Airin Rachmi Diany unggul dengan elektabilitas tertinggi sebagai bakal calon Gubernur Banten 2024.
Baca SelengkapnyaNama Politikus Golkar Airin Rachmi Diany unggul dengan elektabilitas tertinggi sebagai bakal calon Gubernur Banten 2024.
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 46,6 persen
Baca SelengkapnyaLembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait peta politik pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) 2024.
Baca SelengkapnyaTren dari pemilih NU ke paslon 02 meningkat dari Desember 2023 40,7 persen menjadi 48,2 persen di Januari 2024
Baca Selengkapnya