Tantangan dan jalan mulus Hatta menuju istana

Merdeka.com - Meski Ketua Umum DPP PAN, Hatta Rajasa digadang-gadang menjadi primadona Cawapres dalam Pemilu 2014, bukan berarti jalan besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mulus. Hatta pun dinilai punya beberapa rintangan.

"Hambatan pun mengintai dirinya. Apalagi masing-masing partai sudah mempersiapkan diri menghadapi pesta demokrasi ini," kata penulis, Ferry Ferdiansyah, dalam buku 'Hatta Kerja dan Kinerja', Jumat (28/3).

Hatta akan menghadapi sejumlah pesaing seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Surya Paloh, dan lainnya. Rintangan lain yakni dari faktor historis yang menunjukkan bahwa figur atau sosok kepemimpinan Indonesia berasal dari suku Jawa. Sementara Hatta adalah non-Jawa.

"Hambatan lain, jika kita melihat perolehan suara PAN dari tahun ke tahun mengalami penyusutan. Penurunan yang dihadapi partai berlambang matahari terbit ini disebabkan berubahnya haluan partai tersebut," jelas Ferry.

Pada Pemilu 1999, PAN hanya meraih dukungan 7,12 persen. Sedangkan dalam Pemilu 2004, PAN meraih 6,44 persen dan Pemilu 2009 meraih 6,01 persen. Seperti diketahui, di awal pendirian partai ini di tahun 1998, sejumlah tokoh yang cukup terkenal seperti Amien Rais, Goenawan Mohammad, Faisal Basri, Bara Hasibuan, Indra J Pilliang menjadi figur. 

Namun setelah masuknya Soetrisno Bachir, pengusaha batik asal Pekalongan menurut Ferry, wajah PAN berubah drastis.

"PAN yang mulanya intim dengan Muhammadiyah, saat itu mengalami hubungan tidak harmonis," ungkapnya. 

Namun balik lagi, peluang Hatta dalam pemilu 2014 malah justru lebih mulus dengan adanya dukungan dari Partai Demokrat. Apalagi SBY terkesan memberikan peluang besannya ini untuk maju ke Pilpres.