Tawa Lepas Anies bersama Elite PKS di Tengah Prahara Pengkhianatan
AHY menyinggung pernyataan maaf Anies Baswedan yang menyebut lebih baik minta maaf daripada minta izin.
Sementara itu, Demokrat resmi cabut dukungan pada Anies.
Tawa Lepas Anies bersama Elite PKS di Tengah Prahara Pengkhianatan
Bakal Capres Anies Baswedan menghadiri acara PKS Menyapa yang diselenggarakan oleh DPW PKS Sumatera Utara di Lapangan Astaka Pancing, Minggu (3/9). Anies hadiri didampingi oleh Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi.
Hadir juga anggota DPR RI PKS Tifatul Sembiring, serta ribuan kader dan simpatisan PKS Sumatera Utara di Deli Serdang.
"Salut dengan semangat Ibu/Bapak semua, di hari Minggu yang biasanya santai-santai saja di rumah, Ibu/Bapak memilih hadir di sini karena menginginkan perubahan. Berubah dari mahalnya harga kebutuhan pokok yang biasa dikeluhkan ibu-ibu, berubah dari sulitnya akses pelayanan kesehatan berkualitas," ujar Anies Baswedan.
"Kita ingin perubahan yang terjangkau untuk semuanya. Kita bergerak bersama hari ini karena kita sedang memperjuangkan perubahan,"
kata Anies menambahkan.
Dalam acara tersebut, canda dan tawa Anies begitu lepas meski di tengah prahara pengkhianatan yang dituding oleh Partai Demokrat.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung pernyataan maaf Anies Baswedan yang menyebut lebih baik minta maaf daripada minta izin. Hal itu disampaikan Anies pada saat deklarasi capres cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Surabaya, Sabtu (2/9/) lalu.
Menurut AHY, kata-kata maaf hanya menjadi sebuah obat murah saja. Lantaran tidak ada komitmen yang terjalin sebagaimana dalam piagam koalisi yang telah terbentuk sebelumnya.
"Kata maaf dijadikan obat yang murah untuk pengingkaran atas sebuah komitmen," kata AHY di DPP Demokrat, Senin (4/9).
Menurut AHY, kata-kata 'maaf' dapat menjadi membahayakan apabila terus menerus dilontarkan dan akhirnya berkerak menjadi budaya. Bahkan disebutkan sifat seperti itu dapat membentuk karakter bangsa yang enggan bertanggung jawab.
"Ini tentu berbahaya jika dibiarkan bisa menjadi budaya, menjadi sebuah pembenaran dan lambat laun bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab," pungkas AHY.
"Tentu Sekali lagi kami tidak akan membiarkan itu terjadi," tambah dia dengan tegas.
AHY berujar, meskipun dirinya batal untuk menjadi cawapres Anies dan Partainya memilih mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Pihaknya tidak akan menyerah dan akan terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi.