Amankah Berkumpul dengan Orang yang Belum Divaksinasi Covid-19?
Merdeka.com - Salah satu hal yang mungkin palinf dirindukan sebagian besar masyarakat adalah bisa berkumpul dan bertatap muka dengan teman, saudara, atau orang terkasih. Namun sebelum melakukan hal tersebut, banyak faktor kesehatan yang harus dijaga.
Masih belum meratanya vaksinasi di tanah air, terkadang membuat beberapa orang dekat Anda masih belum mendapatkan vaksin Covid-19. Apakah berkumpul dengan orang yang belum divaksinasi aman?
Dilansir Health, menurut ahli, jawabannya tergantung pada kesehatan Anda sendiri, kesehatan orang lain di sekitar Anda, dan toleransi risiko jika Anda ingin memaksakan berkumpul lagi dengan teman yang tidak divaksinasi.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
"Jika Anda divaksinasi sepenuhnya, sebagian besar interaksi berisiko rendah untuk Anda. Tetapi Anda mungkin ingin tahu tentang status vaksinasi orang lain untuk membantu memikirkan bagaimana Anda dapat membuat aktivitas serendah mungkin untuk (melindungi) semua orang," kata dokter yang berbasis di Seattle dan pemimpin penyakit menular dengan Kaiser Permanente, Paul A. Thottingal, MD, dikutip dari Health.
Itupun berlaku jika Anda menghabiskan waktu di dalam ruangan, kata Paul, sementara akan baik-baik saja jika bertemu di luar ruangan alias tempat terbuka.
Ahli lain tak sependapat
Sementara itu, Profesor kedokteran darurat di Brown University di Providence, Rhode Island, Megan L. Ranney, MD, kurang sependapat. Menurutnya, bertemu dengan orang yang belum divaksin tetap akan membuat Anda berisiko terinfeksi COVID-19.
"Secara umum, jika saya bergaul dengan teman yang tidak divaksinasi, saya hanya akan bertemu di luar ruangan, itupun dengan menggunakan masker," katanya dikutip dari Health. Karena, menurutnya, meskipun vaksin sangat efektif, ia tidak ingin mengambil risiko apalagi (secara hipotesis) virus ini menularkan infeksi ke anak atau orang tua yang tidak divaksinasi.
Kemudian William Schaffner, MD, profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, menyarankan untuk berdiskusi dengan keluarga yang ingin melakukan kunjungan ke orang yang berisiko atau tidak divaksin. Sehingga bisa membuat nyaman kedua belah pihak saat kunjungan, jelasnya.
William juga menyarankan mengajari anak-anak bagaimana menjaga nenek dan kakek tetap aman dengan mengenakan masker selama kunjungan dan memeluk kakek-nenek mereka di pinggang (tidak mencium bibir).
Sementara Dr. Thottingal menyarankan agar semua orang di rumah memakai masker jika Anda memiliki teman yang berkunjung yang anaknya tidak divaksinasi. "Lebih mudah untuk mendukung anak-anak jika semua orang memakai masker tanpa membedakan mereka," katanya.
Terlepas dari pendapat para ahli di atas, di saat pandemi dan masa PPKM seperti ini, sebaiknya aktivitas berkumpul bisa Anda hindari kecuali jika benar-benar penting. Selain itu, selalu terapkan protokol kesehatan dengan disiplin di segala aktivitas Anda.
Penulis:Fitri SyarifahSumber: Liputan6.com (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya