Jenis Vaksin Cacar Api dan Efek Sampingnya, Penting Diketahui
Vaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Vaksin cacar api, atau yang lebih dikenal sebagai vaksin herpes zoster, merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit cacar api yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak hilang sepenuhnya dari tubuh, melainkan tetap berada dalam keadaan tidak aktif di sistem saraf dan bisa reaktivasi pada kemudian hari sebagai cacar api.
-
Apa manfaat imunisasi cacar? Imunisasi varisela terbukti aman dan bermanfaat dalam mencegah cacar yang parah, sehingga digunakan di semua negara.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
-
Apa saja komplikasi cacar air? Meski begitu, ada beberapa risiko komplikasi yang perlu diwaspadai, terutama pada bayi, ibu hamil, orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-
Bagaimana cara mencegah campak dan cacar air? Cacar air dan campak dapat dicegah melalui vaksinasi yang diberikan pada anak-anak. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis antara usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun.
-
Apa yang harus dihindari saat cacar? Penderita cacar dianjurkan untuk tetap mandi dua kali sehari dan menghindari menggaruk lesi kulit, yang dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan infeksi menyebar lebih luas.
-
Kenapa cacar air bisa menyebabkan komplikasi? Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Cacar air biasanya menimbulkan gejala berupa bintik-bintik merah yang gatal di seluruh tubuh, demam, dan lemas. Cacar air sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu.
Vaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali. Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
Selain itu, vaksin juga dapat menurunkan kemungkinan terjadinya komplikasi jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup, seperti nyeri saraf yang intens dan menurunnya fungsi fisik.
Oleh karena itu, vaksin cacar api menjadi rekomendasi bagi orang dewasa, terutama mereka yang memiliki riwayat cacar air dan berada dalam kelompok usia rentan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis vaksin cacar api dan informasi umum lainnya mengenai penyakit yang satu ini, dilansir dari berbagai sumber. Simak selengkapnya.
Apa Itu Cacar Api?
Cacar api atau herpes zoster adalah infeksi virus yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, yang juga menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang dari tubuh; sebaliknya, ia tetap dalam keadaan tidak aktif di jaringan saraf dekat tulang belakang dan otak.
Bertahun-tahun kemudian, virus ini dapat kembali aktif dan menyebabkan cacar api, terutama pada orang dewasa atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Cacar api umumnya menyerang orang dewasa, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Gejala utama cacar api adalah munculnya ruam merah dan lepuhan yang biasanya terasa sangat nyeri. Ruam ini sering kali muncul di satu sisi tubuh atau wajah dalam pola garis atau sabuk, mengikuti jalur saraf.
Selain ruam, penderita cacar api juga dapat mengalami gejala lain seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Rasa sakit akibat cacar api bisa sangat menyiksa, bahkan setelah ruam hilang, kondisi yang disebut neuralgia pasca-herpes dapat terjadi, menyebabkan nyeri berkepanjangan pada area yang terkena.
Cacar api bukan hanya masalah kulit; penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi bakteri pada kulit, masalah penglihatan jika cacar api menyerang mata, dan dalam kasus yang jarang, masalah saraf yang lebih serius.
Jenis Vaksin Cacar Api
Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix. Keduanya dirancang untuk melindungi orang dewasa dari cacar api, namun memiliki perbedaan dalam cara kerja, efektivitas, dan kelompok target yang disarankan.
Zostavax
Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut. Zostavax diberikan dalam satu dosis tunggal melalui suntikan dan direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.
Efektivitas Zostavax dalam mencegah cacar api menurun seiring waktu dan kurang efektif pada orang yang lebih tua, dengan tingkat perlindungan sekitar 51% dan penurunan risiko neuralgia pasca-herpes sekitar 67%. Karena kelemahannya ini, Zostavax sekarang kurang direkomendasikan dibandingkan dengan vaksin yang lebih baru, yaitu Shingrix.
Shingrix
Shingrix adalah vaksin cacar api yang lebih baru dan lebih efektif, yang disetujui penggunaannya sejak 2017. Tidak seperti Zostavax, Shingrix bukanlah vaksin hidup, melainkan vaksin rekombinan yang menggunakan protein virus yang telah dimodifikasi untuk menghasilkan respons kekebalan yang kuat.
Shingrix diberikan dalam dua dosis dengan interval 2 hingga 6 bulan, dan direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, termasuk mereka yang telah menerima Zostavax sebelumnya. Shingrix memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi, yaitu sekitar 90% dalam mencegah cacar api dan komplikasi neuralgia pasca-herpes, dan perlindungannya tetap kuat bahkan pada kelompok usia yang lebih tua.
Pemilihan antara kedua jenis vaksin ini bergantung pada ketersediaan, kondisi kesehatan individu, dan rekomendasi dokter. Shingrix saat ini lebih disukai karena efektivitasnya yang lebih tinggi dan perlindungan jangka panjang yang lebih baik, menjadikannya pilihan utama dalam pencegahan cacar api.
Efek Samping Vaksin Cacar Api
Seperti vaksin lainnya, vaksin cacar api, baik Zostavax maupun Shingrix, dapat menyebabkan efek samping. Meskipun umumnya ringan dan bersifat sementara, penting bagi penerima vaksin untuk mengetahui potensi reaksi yang mungkin terjadi. Berikut adalah beberapa efek samping yang umum dari kedua jenis vaksin cacar api:
Nyeri, Kemerahan, dan Pembengkakan di Tempat Suntikan
Efek samping yang paling umum setelah menerima vaksin cacar api adalah nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di area tempat suntikan. Reaksi ini biasanya ringan hingga sedang dan terjadi sebagai respons tubuh terhadap vaksin yang masuk. Gejala ini umumnya hilang dalam beberapa hari tanpa memerlukan perawatan khusus.
Nyeri Otot dan Kelelahan
Beberapa orang mungkin mengalami nyeri otot, kelelahan, dan rasa tidak enak badan setelah menerima vaksin, terutama dengan Shingrix. Gejala ini mirip dengan flu ringan dan dapat berlangsung selama 2-3 hari. Mengistirahatkan tubuh dan menjaga hidrasi dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
Demam Ringan dan Sakit Kepala
Demam ringan dan sakit kepala juga merupakan efek samping umum dari vaksin cacar api, terutama dengan Shingrix. Reaksi ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja membangun pertahanan terhadap virus. Biasanya, demam dan sakit kepala hilang dalam waktu singkat.
Mual atau Gangguan Pencernaan
Beberapa individu melaporkan mual, gangguan pencernaan, atau kurang nafsu makan setelah vaksinasi. Meskipun tidak umum, gejala ini dapat terjadi dan biasanya bersifat sementara. Mengonsumsi makanan ringan dan menjaga asupan cairan dapat membantu mengurangi gejala ini.
Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap vaksin sangat jarang terjadi, namun tetap perlu diwaspadai. Gejala reaksi alergi meliputi gatal, ruam, pembengkakan, atau kesulitan bernapas. Jika terjadi reaksi alergi, segera mencari pertolongan medis sangat penting.
Demam Tinggi dan Reaksi Berat (Jarang Terjadi)
Pada kasus yang sangat jarang, vaksin cacar api dapat menyebabkan demam tinggi atau reaksi berat lainnya. Kondisi ini lebih umum pada mereka yang memiliki riwayat alergi terhadap komponen vaksin. Oleh karena itu, konsultasi dengan tenaga medis sebelum vaksinasi sangat penting, terutama jika ada riwayat alergi sebelumnya.
Secara keseluruhan, efek samping vaksin cacar api cenderung ringan dan bersifat sementara, dan manfaat perlindungan dari vaksin jauh lebih besar dibandingkan dengan risikonya.
Jika Anda mengalami efek samping yang tidak kunjung membaik atau memiliki kekhawatiran setelah vaksinasi, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.