Benarkah Nata De Coco Berbahan Seperti Plastik dan Bahaya Bagi Tubuh?
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, terdapat unggahan yang menyebut bahwa nata de coco mengandung bahaya. Disebut bahwa nata de coco memiliki bahan seperti plastik serta tidak larut di dalam perut. Benarkah hal tersebut?
Kabar tersebut mendapatkan bantahan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia lewat sebuah siaran pers di laman resmi pom.go.id. Dalam pernyataannya, BPOM menulis bahwa nata de coco merupakan pangan yang dibuat dari bahan baku air kelapa. Dalam kategori pangan, produk ini masuk ke dalam kelompok bahan baku berbasis buah.
BPOM juga menulis bahwa dalam proses pembuatannya, pangan yang mirip gel ini terbentuk dari jutaan benang selulosa yang berlapis-lapis.
-
Apa itu nata de coco? Bagi sebagian besar orang mungkin sudah tidak asing dengan nata de coco. Makanan bertekstur kenyal dan berwarna putih ini sangat cocok dijadikan sebagai campuran pada hidangan penutup. Terlebih nata de coco memiliki rasa yang sangat menyegarkan.
-
Dimana nata de coco berasal? Nata de coco sendiri sebenarnya berasal dari negara Filipina.
-
Apa saja bahan dasar resep es nata de coco? Nata de coco memiliki tekstur kenyal dan cita rasa manis. Nata de coco adalah bahan yang sering dijadikan tambahan dalam berbagai minuman.
-
Mengapa es nata de coco cocok untuk buka puasa? Berbagai resep es nata de coco ini cocok disantap sebagai minuman segar di siang hari. Sajian es ini juga bisa dikonsumsi sebagai minuman buka puasa yang lezat dan menyegarkan.
-
Kenapa nata de coco populer? Terlebih nata de coco memiliki rasa yang sangat menyegarkan. Oleh karenanya, nata de coco banyak menjadi favorit masyarakat luas.
-
Bagaimana membuat nata de coco dari nanas? 1. Potong kecil-kecil buah nanas dan blender hingga halus dan menjadi jus. Peras dan saring air sari nanas ke dalam panci. Tambahkan air, urea, dan cuka, lalu rebus sampai mendidih. 2. Setelah mendidih angkat dan tuang dalam loyang datar setinggi 1,5-2 cm. 3. Setelah benar-benar dingin, masukan starter bibit nata de coco dan aduk sampai rata. Tutup dengan kain bersih atau koran dan rekatkan dengan selotip atau ikat dengan tali. 4. Simpan dalam suhu ruangan selama 1-7 hari dan jangan dibuka sebelum jadi. Jika sudah melebihi, angkat dan lipat nata nanas sebanyak 3 kali dan rendam dengan air bersih selama 2 hari agar asam dari cuka berkurang. Setiap hari air rendaman harus diganti. 5. Terakhir, rebus air gula sampai mendidih, lalu masukan nata nanas ke dalamnya. Diamkan selama 1-2 jam agar manisnya meresap.
"Sehingga menjadikan pangan ini mengandung serat tinggi yang baik untuk tubuh," tulis BPOM.
Serat Selulosa yang Dikira Plastik
BPOM juga menjelaskan bahwa benang serat tipis atau selulosa yang ada di nata de coco, sering disebut juga sebagai dietary fiber atau serat pangan yang memang diperlukan dan penting untuk pencernaan.
"Lapisan yang banyak tersebut juga membuat nata de coco bisa memerangkap cairan. Jika ditekan, cairan tersebut akan keluar dan yang tertinggal adalah benang-benang serat yang menyerupai lembaran tipis. Lembaran tipis ini lah yang diisukan atau disebut-sebut seolah-olah lembaran plastik."
Dalam unggahan di media sosial Facebook Gabungan Pengusaha Nata De Coco Indonesia (GAPNI), Rahmad Agus Koto dari Divisi Pendidikan dan Litbang GAPNI menjelaskan bahwa serat selulosa yang ada dalam nata de coco sama persis dengan selulosa dalam sayur dan buah.
"Bedanya selulosa nata de coco dibentuk oleh bakteri pangan melalui proses fermentasi air kelapa, sedangkan selulosa sayur dan buah dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan," tulis Rahmad.
BPOM juga menyatakan, potongan nata de coco yang awalnya lembut dan kenyal, bisa digigit putus dan menjadi sangat liat dan sulit untuk disobek apabila cairannya berkurang. Hal ini karena yang tertinggal adalah kumpulan benang-benang serat tipis tadi.
Melihat Kualitas Nata de Coco
BPOM memaparkan bahwa untuk melihat mutu nata de coco yang baik, Anda bisa melihat dari warnanya yang putih bersih, transparan, memiliki struktur kuat, tidak mudah hancur, tidak lengket, tidak berbau asam, serta tidak mengandung kotoran.
Dalam laman Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian dijelaskan, kualitas nata de coco yang baik juga ditentukan oleh beberapa elemen seperti bahan baku, penambahan sumber nitrogen, penambahan sumber karbon, starter nata, wadah fermentasi dan sanitasi.
Balitbang Kementan juga menjelaskan bahwa bahan baku pembuatan nata de coco haruslah air kelapa murni yang tidak tercampur air atau kotoran lain.
"Air kelapa tidak harus segar asalkan jangan lebih dari 8 hari penyimpanan karena telah berubah sifatnya akibat adanya fermentasi dan kontaminasi bakteri," tulis laman tersebut.
Lebih lanjut, Rahmat menyatakan bahwa serat selulosa memiliki manfaat untuk melancarkan sistem pencernaan manusia. Selain itu, dia menambahkan bahwa bagi mereka yang jarang mengonsumsi atau tidak suka sayur-sayuran, nata de coco bisa menjadi makanan alternatif.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Regulasi aturan pelabelan BPA harus dipatuhi oleh industri mengingat risikonya yang tak bisa diabaikan dari sisi kesehatan.
Baca SelengkapnyaBerikut cara membuat nata de coco yang lezat dan bisa menjadi bisnis rumahan.
Baca Selengkapnyanatrium dehidrosetat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Baca SelengkapnyaTerhadap temuan ini, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran
Baca SelengkapnyaPlt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati mengungkapkan alasannya.
Baca SelengkapnyaPada 27 negara di Uni Eropa, penggunaan BPA pada kemasan makanan dan minuman sudah dilarang.
Baca SelengkapnyaPenarikan ini usai BPOM menemukan kandungan natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) yang tidak sesuai dengan komposisi pada roti tersebut.
Baca SelengkapnyaApa Itu Natrium Dehidroasetat, Pengawet yang Terkandung di Roti Okko
Baca SelengkapnyaMengonsumsi makanan yang mengandung natrium dehidroasetat berlebihan bisa memicu kanker sampai gangguan ginjal.
Baca SelengkapnyaAturan baru terkait pelabelan AMDK ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari risiko paparan BPA.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog mendukung upaya pelabelan bahaya BPA pada galon guna ulang sebagai upaya perlindungan pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaTemuan ini makin mengintensifkan topik seputar risiko kesehatan yang terkait paparan BPA di Amerika Serikat dan di banyak negara lain di dunia.
Baca Selengkapnya