Hasil Penelitian di Amerika: BPA Bisa Tingkatkan Potensi Obesitas pada Anak dan Remaja
Temuan ini makin mengintensifkan topik seputar risiko kesehatan yang terkait paparan BPA di Amerika Serikat dan di banyak negara lain di dunia.
Temuan ini makin mengintensifkan topik seputar risiko kesehatan yang terkait paparan BPA di Amerika Serikat dan di banyak negara lain di dunia.
Hasil Penelitian di Amerika: BPA Bisa Tingkatkan Potensi Obesitas pada Anak dan Remaja
Sekali atau dua kali mungkin pernah mendengar tentang bahaya BPA. Hal ini pun didukung lewat sebuah penelitian diterbitkan dalam Journal of American Medical Association pada September 2012. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan jika ada potensi dampak kesehatan dari bisfenol-A (BPA), bahan kimia yang umum ditemukan dalam plastik keras (polikarbonat) dan resin epoksi pelapis kaleng kemasan pangan.Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari New York University School of Medicine tersebut menunjukkan adanya korelasi antara kadar BPA yang tinggi pada urin anak-anak dan remaja dengan peningkatan kemungkinan obesitas.
-
Apa bahaya obesitas buat kesehatan anak? Obesitas bukan sekadar berat badan berlebih atau perut yang membuncit, tapi juga menjadi awal dari masalah kesehatan lainnya. Kondisi berat yang berlebihan ini merupakan masalah kesehatan yang serius dan bisa berdampak negatif pada hampir setiap aspek kehidupan mereka, baik secara fisik maupun psikologis.
-
Mengapa obesitas pada anak berbahaya? 'Obesitas itu meningkatkan risiko untuk penyakit degeneratif baik itu diabetes, kanker, hipertensi dan sebagainya. Karena sekarang kan seperti yang kita ketahui penyakit diabetes itu semakin muda, kalo dulu diabetes usia 50 tahun kalo sekarang usia 20 tahun udah bisa diabetes, karena mungkin dari kecil sudah dibuat makannya berlebih tidak sehat, apalagi obesitas,' kata Esti dilansir dari Antara.
-
Makanan apa yang bisa memicu obesitas anak? Makanan olahan dan makanan manis adalah hal yang sangat disukai terutama anak-anak. Jus buah kemasan, susu cokelat, roti, keju, minuman kemasan, es krim adalah sebagian contoh makanan olahan yang mengandung banyak pemanis, tinggi kalori namun tidak ada nutrisinya sama sekali.
-
Apa saja makanan penyebab obesitas pada anak? Konsumsi makanan sembarangan merupakan salah satu penyebab masalah obesitas yang terjadi pada anak. Berikut berbagai makanan penyebab obesitas pada anak yang perlu dihindari: 1. Gorengan: Gorengan mengandung banyak minyak dan lemak jenuh. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan asupan kalori harian secara signifikan, yang berkontribusi pada penambahan berat badan dan obesitas.
-
Minuman apa yang bisa menyebabkan obesitas pada anak? Susu formula mengandung gula tambahan yang dapat menyebabkan obesitas, diabetes, atau karies gigi. Selain itu, mengonsumsi susu formula bisa mengurangi asupan ASI yang sangat penting bagi balita.
-
Kenapa kolesterol tinggi bahaya buat anak obesitas? Anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis.
Temuan yang mengkhawatirkan ini sejak saat itu makin mengintensifkan pembicaraan seputar potensi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan BPA di Amerika Serikat, dan kemudian di banyak negara di dunia. Lebih lanjut, cakupan penelitian dianggap cukup komprehensif. Ia melibatkan 2.838 partisipan berusia antara 6 hingga 19 tahun. Ukuran sampel juga dinilai besar dan beragam, yang mewakili populasi Amerika Serikat. Hubungan yang ditarik antara BPA dan obesitas menyoroti masalah kesehatan masyarakat yang mendesak, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut dan perubahan kebijakan potensial untuk membatasi paparan BPA di kalangan anak-anak dan remaja.
Langkah Pembatasan Penggunaan BPA di Amerika
Sonya Lunder, seorang analis riset senior dari Environmental Working Group (EWG), mempertanyakan pendekatan FDA (badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat) terhadap regulasi bisfenol-A (BPA). Meskipun ada banyak masalah kesehatan yang berkaitan dengan paparan BPA, ia mengatakan FDA belum memberlakukan pembatasan penggunaan BPA dalam kemasan makanan, minuman, dan susu formula bayi.
Lunder menekankan bahwa penelitian di atas menjelaskan peran potensial BPA dalam krisis obesitas pada anak yang terus meningkat di Amerika, sebuah keadaan darurat kesehatan masyarakat yang serius. Meskipun mengakui bahwa banyak faktor yang berkontribusi terhadap epidemi obesitas pada anak, Lunder mengusulkan agar FDA dapat mengambil tindakan segera untuk mengatasi salah satu penyebabnya, yakni BPA. Dia menyarankan pelarangan penuh BPA dari sistem pangan nasional di Amerika, dimulai dengan susu formula bayi, sehingga ini dapat membantu meringankan masalah kesehatan. Advokasi Lunder untuk regulasi BPA yang lebih ketat menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan respons komprehensif terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh bahan kimia BPA.
Dalam sebuah perkembangan yang signifikan, FDA telah mengumumkan pada Juli 2011 bahwa bisfenol-A (BPA) tidak lagi diizinkan dalam botol bayi, gelas plastik keras, dan kaleng susu formula. Namun, langkah ini dianggap memiliki dampak yang terbatas pada kesehatan anak-anak. Sebelum ada keputusan FDA, protes publik dan undang-undang tingkat negara bagian (antara lain di negara bagian California) telah mengarah kepada penghapusan BPA dari seluruh kemasan pangan. Jadi, meskipun keputusan FDA merupakan langkah positif, keputusan tersebut dianggap EWG belum cukup.
Sumber Utama Paparan BPA di Amerika dari Kemasan Pangan
Meskipun BPA telah dihapuskan dari produk-produk tertentu, sumber utama paparan BPA bagi sebagian besar orang Amerika masih berasal dari kemasan pangan mereka. Secara khusus, lapisan epoksi yang digunakan untuk melapisi kaleng susu formula bayi dan sebagian besar kaleng makanan dan minuman aluminium lainnya yang dijual di Amerika Serikat mengandung BPA.
Ini berarti bahwa meskipun telah ada upaya untuk membatasi BPA pada barang-barang tertentu, paparan yang lebih luas melalui kemasan pangan tetap menjadi perhatian yang signifikan. Bisfenol-A (BPA), bahan kimia yang biasa digunakan dalam berbagai jenis kemasan, diketahui mudah larut ke dalam cairan yang bersentuhan dengannya.
Sifat ini menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan, karena bahan kimia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi cairan yang diwadahi dalam kemasan mengandung BPA ini.
Pada 2007, sebuah pengungkapan signifikan dibuat oleh EWG. Mereka menemukan bahwa empat produsen susu formula terkemuka di dunia menggunakan BPA dalam kaleng susu formula mereka.
Ini menunjukkan adanya potensi yang signifikan bagi bayi untuk terpapar bahan kimia ini. Saat ini, FDA sedang mempertimbangkan petisi untuk melarang penggunaan BPA dalam susu formula bayi, sebuah langkah yang dapat menandai pergeseran besar dalam pendekatan industri terhadap pengemasan dan keamanan.
Potensi Masalah Kesehatan Serius Akibat Paparan BPA
Penelitian yang dilakukan oleh New York University School of Medicine di atas menambah jumlah penelitian yang melibatkan bisfenol-A (BPA) dalam beragam masalah kesehatan serius pada manusia. Temuan ini dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya, memberi bukti tambahan tentang potensi bahaya yang terkait dengan paparan BPA.
Risikonya jauh melampaui hubungan yang dilaporkan secara luas dengan obesitas, menggarisbawahi perlunya studi komprehensif dan kemungkinan perubahan kebijakan terkait penggunaan BPA.
Di antara masalah kesehatan yang disoroti oleh penelitian ini adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes, yang memiliki implikasi substansial bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga mengindikasikan adanya hubungan potensial antara paparan BPA dan masalah kesuburan pada pria dan wanita, serta sindrom ovarium polikistik. Temuan-temuan ini menggarisbawahi urgensi penelitian lebih lanjut dan langkah-langkah regulasi untuk mengatasi potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh BPA. Penulis: Achmad Iwan Tantomi