Diprediksi Bakal Ada 250 Juta Anak Obesitas pada 2030
Merdeka.com - Obesitas pada anak merupakan salah satu permasalahan yang saat ini meningkat jumlahnya. Hal ini diprediksi bakal terus bertambah seiring waktu.
Dilansir dari New York Post, diperkirakan lebih dari 250 juta anak di seluruh dunia bakal mengalami obesitas. Peningkatan ini tentu sangat mengkhawatirkan banyak orang.
Berdasar laporan dari World Obesity Federation, peningkatan jumlah ini diprediksi bakal terjadi seiring waktu. Pada saat ini diperkirakan terdapat 158 juta anak dan remaja yang mengalami obesitas dan diperkirakan meningkat menjadi 250 juta pada 2030.
-
Kenapa obesitas anak jadi masalah global? Masalah obesitas pada anak-anak semakin menjadi perhatian global, termasuk di India dan berbagai negara lainnya.
-
Apa bahaya obesitas buat kesehatan anak? Obesitas bukan sekadar berat badan berlebih atau perut yang membuncit, tapi juga menjadi awal dari masalah kesehatan lainnya. Kondisi berat yang berlebihan ini merupakan masalah kesehatan yang serius dan bisa berdampak negatif pada hampir setiap aspek kehidupan mereka, baik secara fisik maupun psikologis.
-
Siapa saja yang terkena dampak obesitas pada anak? Dampak Sosial pada Anak Obesitas, Mulai dari Bullying hingga Pengaruhi Pendidikan Di era modern ini, obesitas pada anak telah menjadi masalah kesehatan global yang semakin meresahkan.
-
Apa yang terjadi kalau anak obesitas? Anak-anak yang mengalami obesitas akan menghadapi berbagai masalah kesehatan di kemudian hari,' jelas Dr. Sadarwarti.
-
Di mana kasus obesitas meningkat? Kondisi obesitas belakangan semakin menunjukkan tanda peningkatan terutama di wilayah penyangga ibu kota seperti Tangerang, Depok, Bogor.
-
Mengapa obesitas pada anak berbahaya? 'Obesitas itu meningkatkan risiko untuk penyakit degeneratif baik itu diabetes, kanker, hipertensi dan sebagainya. Karena sekarang kan seperti yang kita ketahui penyakit diabetes itu semakin muda, kalo dulu diabetes usia 50 tahun kalo sekarang usia 20 tahun udah bisa diabetes, karena mungkin dari kecil sudah dibuat makannya berlebih tidak sehat, apalagi obesitas,' kata Esti dilansir dari Antara.
Peningkatan drastis ini disebabkan oleh pola makan gaya barat yang kurang sehat. Selain itu, gaya hidup kurang gerak pada anak-anak juga disebut menjadi penyebab peningkatan jumlah ini.
Terdapat perubahan menjauh dari pola makan tradisional dan melakukan segala sesuatu. Saat ini orang lebih sedikit menghabiskan energi, kurang gerak, serta mengonsumsi makanan gaya barat yang tinggi gula, minyak, tepung, dan lemak," jelas Tim Lobstein, salah satu peneliti yang terlibat dalam temuan ini.
Terjadi di Negara Berkembang
Peningkatan jumlah anak yang mengidap obesitas ini disebutnya sangat mengejutkan. Hal ini terutama dialami pada negara berkembangan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin di mana junkfood dipasarkan secara lebih agresif.
Peningkatan jumlah anak obesitas ini bisa memberi beban yang lebih besar terhadap sistem kesehatan. Pasalnya, obesitas berhubungan dengan penyakit kronis seperti diabetes.
Perubahan Berat Badan Seseorang Seiring Waktu
Sebelumnya, dilansir dari Medical Daily, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 menemukan bahwa orang-orang saat ini lebih berat 10 persen dibanding orang yang hidup pada tahun 80-an.
"Alasan mengapa seseorang lebih mudah untuk kurus pada tahun 1980-an, dianggap peneliti terjadi karena sejumlah faktor tersembunyi yang selama ini kurang diperhatikan," terang Olga Khazan, penulis dari The Atlantic.
Dia mengungkap bahwa faktor seperti kandungan kimia, obat, dan mikrobioma merupakan penyebab utama seseorang menjadi lebih gemuk pada saat ini. Kandungan kimia ini disebut bisa diperoleh orang dari berbagai hal saat ini seperti pestisida sayuran, zat pengawet, sabun cuci, plastik, dan berbagai hal lain.
Khazan menyebut bahwa kandungan kimia ini bisa mengubah cara tubuh membakar energi dan menyimpan lemak.
"Hal ini bisa menimbulkan perubahan yang kecil namun berarti," terang Khazan.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencegahan obesitas pada anak bisa sangat bergantung pada peran edukasi dari sekolah.
Baca SelengkapnyaDari lingkar pinggang yang membesar hingga risiko penyakit kronis, obesitas pada anak membawa beban yang berat bagi kesejahteraan anak.
Baca SelengkapnyaGula darah tinggi pemicu penyakit diabetes di Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaAhli Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Klara Yuliarti mengungkapkan ciri-ciri anak mengalami obesitas.
Baca SelengkapnyaObesitas bukan sekadar masalah berat badan, tapi juga bisa berkembang menjadi masalah kesehatan serius di masa depan.
Baca SelengkapnyaObesitas pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin banyak ditemui dan memerlukan perhatian serius dari orangtua.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu warga Kota Tangerang, Banten, terdeteksi mengalami masalah kegemukan atau obesitas. Kondisi ini dipengaruhi gaya hidup yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaKenali sejumlah cara agar memperoleh berat badan sehat pada anak menurut saran dari dokter anak.
Baca SelengkapnyaPerubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat saat ini menyebabkan diabetes mulai dialami seseorang sejak muda.
Baca SelengkapnyaKonsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat meningkatkan risiko diabetes
Baca SelengkapnyaObesitas pada anak tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik mereka, tetapi juga mempengaruhi aspek sosial kehidupan mereka secara mendalam.
Baca Selengkapnya