Maag dan GERD Sering Disamakan? Ini Perbedaan Keduanya!
GERD dan maag sering disamakan, padahal keduanya berbeda dalam penyebab, gejala, dan cara penanganan. Kenali perbedaannya agar mendapat pengobatan yang tepat!

Gangguan pada sistem pencernaan sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Dua kondisi yang paling sering dialami banyak orang adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan maag. Sayangnya, banyak orang masih menganggap keduanya sebagai penyakit yang sama karena gejala yang mirip, seperti nyeri di ulu hati dan sensasi terbakar di dada.
Padahal, maag dan GERD memiliki penyebab, gejala, dan cara penanganan yang berbeda. Pemahaman yang salah bisa berakibat pada penanganan yang kurang tepat dan meningkatkan risiko komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenali perbedaan antara GERD dan maag agar dapat memilih langkah penanganan yang sesuai.
Lantas, apa saja perbedaan mendasar antara GERD dan maag? Simak penjelasan berikut ini!

GERD: Penyakit Refluks Asam yang Menyerang Kerongkongan
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi kronis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat melemahnya katup atau sfingter esofagus bagian bawah. Normalnya, sfingter ini berfungsi sebagai penghalang yang mencegah asam lambung naik ke atas. Namun, pada penderita GERD, sfingter melemah atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga asam lambung bisa mengiritasi dinding kerongkongan.
Gejala utama GERD:
- Heartburn (sensasi terbakar di dada)
- Rasa asam atau pahit di mulut
- Batuk kronis yang tidak kunjung sembuh
- Suara serak dan sakit tenggorokan
- Sulit menelan atau merasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan
Gejala GERD biasanya semakin parah setelah makan atau saat berbaring. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, GERD bisa menyebabkan komplikasi serius seperti esofagitis (peradangan pada kerongkongan), ulkus esofagus (luka di kerongkongan), bahkan Barrett’s esophagus, yang dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.
Penyebab utama GERD:
- Kelemahan sfingter esofagus bagian bawah
- Pola makan tidak sehat (makanan berlemak, pedas, atau asam)
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
- Obesitas yang meningkatkan tekanan dalam perut
- Stres yang memicu produksi asam lambung berlebih
GERD bukan sekadar gangguan pencernaan biasa, melainkan kondisi kronis yang memerlukan perawatan jangka panjang. Pengobatannya biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, konsumsi obat penekan asam lambung seperti PPI (Proton Pump Inhibitors) dan antagonis H2, hingga terapi lebih lanjut jika kondisinya parah.
Maag: Gangguan Lambung yang Beragam
Berbeda dengan GERD, maag bukanlah istilah medis yang spesifik, melainkan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gangguan di lambung, seperti gastritis (radang lambung), dispepsia (gangguan pencernaan), atau tukak lambung (luka pada dinding lambung).
Gejala utama maag:
- Nyeri atau perih di ulu hati
- Kembung dan sering bersendawa
- Mual dan muntah
- Hilang nafsu makan
- Cepat merasa kenyang saat makan
Tidak seperti GERD yang melibatkan kerongkongan, maag berfokus pada gangguan di lambung. Penyebab maag bisa beragam, mulai dari produksi asam lambung berlebih, infeksi bakteri Helicobacter pylori, konsumsi obat-obatan tertentu seperti NSAID, hingga pola makan yang tidak teratur.
Faktor utama penyebab maag:
- Pola makan tidak teratur dan sering terlambat makan
- Konsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, atau berminyak
- Stres dan kecemasan yang berlebihan
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang
Karena penyebab maag bisa bervariasi, pengobatannya juga tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh bakteri H. pylori, dokter akan meresepkan antibiotik. Jika dipicu oleh asam lambung berlebih, pengobatan biasanya melibatkan penggunaan antasida, penghambat pompa proton (PPI), atau penghambat reseptor H2.

Perbedaan GERD dan Maag yang Perlu Diketahui
Meskipun GERD dan maag sering disalahartikan sebagai kondisi yang sama, ada beberapa perbedaan mendasar antara keduanya:
1. Lokasi Masalah
- GERD: Masalah terjadi di kerongkongan akibat naiknya asam lambung.
- Maag: Gangguan terjadi di lambung, seperti peradangan atau luka.
2. Gejala Utama
- GERD: Sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa asam atau pahit di mulut, serta batuk kronis.
- Maag: Nyeri di ulu hati, kembung, mual, muntah, dan sering bersendawa.
3. Penyebab
- GERD: Kelemahan pada katup lambung yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.
- Maag: Bisa dipicu oleh infeksi Helicobacter pylori, pola makan tidak sehat, stres, atau konsumsi obat tertentu seperti NSAID.
4. Komplikasi
- GERD: Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan luka pada kerongkongan, penyempitan esofagus, dan meningkatkan risiko kanker esofagus.
- Maag: Bisa berkembang menjadi tukak lambung, perdarahan lambung, atau bahkan perforasi lambung (lambung berlubang).
5. Pemeriksaan Medis
- GERD: Biasanya didiagnosis melalui endoskopi untuk melihat iritasi atau peradangan di kerongkongan.
- Maag: Dapat diperiksa dengan endoskopi atau uji napas untuk mendeteksi infeksi H. pylori.
6. Pengobatan
- GERD: Umumnya ditangani dengan perubahan gaya hidup, obat penurun asam seperti PPI (proton pump inhibitor), atau H2 blocker.
- Maag: Bergantung pada penyebabnya, bisa dengan obat antasida, antibiotik untuk infeksi H. pylori, atau obat pelindung lambung.
7. Perubahan Gaya Hidup yang Dianjurkan
- GERD: Menghindari makanan pemicu (makanan berlemak, pedas, asam), tidak berbaring setelah makan, dan menjaga berat badan ideal.
- Maag: Makan dengan jadwal teratur, menghindari makanan yang terlalu pedas atau asam, serta menghindari stres dan konsumsi alkohol.
Kesamaan GERD dan Maag: Faktor Pemicu yang Serupa
Meski berbeda, GERD dan maag memiliki beberapa kesamaan. Keduanya bisa dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, seperti:
- Makanan pedas, asam, atau berminyak
- Minuman berkafein atau berkarbonasi
- Merokok dan konsumsi alkohol
- Kebiasaan makan dalam porsi besar dan langsung berbaring setelah makan
Selain itu, stres dan kecemasan juga dapat memperburuk gejala GERD maupun maag karena dapat meningkatkan produksi asam lambung. Oleh karena itu, mengelola stres dengan baik, seperti melalui olahraga, meditasi, atau pola tidur yang cukup, bisa membantu mengurangi gejala kedua kondisi ini.

Bagaimana Cara Membedakan GERD dan Maag?
Jika Anda sering mengalami nyeri di ulu hati atau sensasi terbakar di dada, langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan berikut:
- Endoskopi: Untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung secara langsung.T
- es infeksi H. pylori jika dicurigai ada tukak lambung.
- pH-metry esofagus: Untuk mengukur kadar asam di kerongkongan pada penderita GERD.
Pemeriksaan ini akan membantu dokter menentukan apakah keluhan yang Anda alami lebih mengarah ke GERD atau maag, sehingga pengobatan yang diberikan bisa lebih tepat sasaran.
GERD dan maag adalah dua kondisi pencernaan yang sering kali disalahartikan sebagai penyakit yang sama. GERD terjadi akibat kelemahan sfingter esofagus yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, sementara maag lebih berfokus pada gangguan di lambung, seperti peradangan atau tukak lambung.
Memahami perbedaan antara GERD dan maag sangat penting agar Anda bisa mendapatkan perawatan yang sesuai. Jika gejala terus berulang atau semakin parah, segera periksakan diri ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.