Kenali Manfaat Luar Biasa Puasa bagi Penderita Maag dan GERD
Kendati banyak penderita maag yang takut berpuasa, namun puasa justru bisa bermanfaat bagi mereka dengan kondisi maag dan GERD.
Kendati banyak penderita maag yang takut berpuasa karena ditakutkan memperparah kondisinya, namun puasa justru bisa bermanfaat bagi mereka dengan kondisi maag dan GERD.
-
Bagaimana puasa membantu mengurangi gejala GERD? Salah satu penjelasan utamanya adalah perubahan pola makan yang lebih teratur. Saat berpuasa, waktu makan menjadi terjadwal, sehingga dapat mengurangi kebiasaan makan sembarangan yang sering kali mencakup makanan tidak sehat.
-
Apa yang membedakan GERD dan maag? GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn) dan kesulitan menelan. Sementara itu, maag adalah radang pada lambung yang sering disebabkan oleh infeksi atau penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid.
-
Gimana cara buka puasa yang baik untuk penderita maag? Saat berbuka puasa, penting untuk memulainya dengan meminum air untuk mengembalikan kadar cairan yang turun selama berpuasa. Terlebih lagi, jika daerah tempat berpuasa memiliki suhu yang panas, disarankan untuk memulainya dengan minuman ringan, baik itu air mineral atau minuman manis dalam takaran yang moderat.
-
Apa itu GERD? Gastroesophageal reflux disease alias GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Hal ini bisa menimbulkan nyeri pada ulu hati, hearthburn, hingga beberapa rasa tidak nyaman lainnya.
-
Apa saja manfaat sayuran hijau untuk penderita maag? Sayuran hijau seperti sawi, bayam, dan kangkung, selain kaya zat gizi, membantu mengurangi peningkatan asam lambung. Kandungan gula dan lemak yang rendah membantu mengatasi gejala maag.
Kenali Manfaat Luar Biasa Puasa bagi Penderita Maag dan GERD
Puasa tidak hanya merupakan ibadah yang memiliki nilai spiritual, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan, terutama bagi penderita maag dan GERD. Dr. Muhammad Firhat Idrus, seorang spesialis Penyakit Dalam dari RS Cipto Mangunkusumo, menjelaskan bahwa ibadah puasa dapat membantu mengurangi keparahan gejala maag atau GERD karena pola makan yang teratur.
Pola makan yang teratur selama puasa, di mana seseorang hanya makan pada waktu tertentu yaitu saat berbuka puasa dan sahur, dapat membantu memperbaiki gejala maag atau GERD.
“Mungkin yang seringkali tercetus maagnya adalah saat awal puasa yang tadinya makan tiga kali sehari jadi dua kali sehari, tapi setelah itu gejalanya malah akan mengalami perbaikan,” kata Firhat beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Firhat menyatakan bahwa puasa "memaksa" seseorang untuk makan secara teratur pada jam yang sama setiap harinya, yang justru dapat mengurangi gejala-gejala yang sering muncul pada maag atau GERD.
Maag atau dispepsia adalah suatu sindrom yang ditandai dengan berbagai gejala seperti rasa tidak nyaman, mual, nyeri, kembung, dan cepat kenyang. Gejala ini dapat menjadi lebih parah jika asam lambung naik ke kerongkongan, yang dikenal sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Dengan pola makan yang teratur selama puasa, asam lambung akan keluar dari lambung pada waktu yang tepat, sehingga tidak menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Namun, konsumsi makanan yang berlebihan, terutama pada waktu berbuka, dapat menyebabkan asam lambung naik dan memperburuk gejala maag dan GERD.
Firhat menyarankan untuk menghindari konsumsi makanan tertentu yang dapat memicu maag dan GERD, seperti gorengan, santan, makanan pedas, makanan berminyak, jeroan, gajih, dan kopi. Konsumsi makanan pedas dan kopi dalam jumlah yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko asam lambung naik ke kerongkongan.
“Kenapa maag pada bulan puasa sering kambuh itu karena konsumsi semua jenis makanan penyebab maag dan GERD di waktu yang sama dalam jumlah yang banyak, jadi lambung mendapatkan semua jenis pemicu asam lambung di waktu yang sama, itu bisa jadi penyebab utamanya,” katanya.
“Selain itu banyak yang suka coklat terutama anak muda, makan asam seperti jeruk, lemon atau anggur, minuman bersoda yang di anak muda, itu yang mayoritas (pemicunya),” tambah Firhat.
Jika tergoda untuk mengonsumsi makanan tersebut, disarankan untuk membatasi porsi dan memilih waktu yang tepat, misalnya saat berbuka atau sahur. Selama puasa, disarankan untuk meningkatkan konsumsi makanan yang direbus atau dibakar, serta memperbanyak konsumsi sayuran. Selain itu, mengunyah makanan secara perlahan dan tidak terburu-buru juga dapat membantu mengurangi risiko asam lambung naik.
Dengan memperhatikan pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang dapat memicu maag dan GERD, puasa dapat menjadi waktu yang bermanfaat bagi penderita maag dan GERD untuk merasakan perbaikan kondisi kesehatan mereka.