Mata Kering (Dry Eye), Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Mata sering kali terlihat merah dan berair, disertai sensasi seperti ada pasir di dalamnya? Hati-hati, ini bisa jadi tanda mata kering.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) mencatat bahwa prevalensi mata kering di tanah air mencapai sekitar 27,5 persen. Berdasarkan data dari jaringan JEC Eye Hospital, selama periode 2023-2024, lebih dari 72 ribu pasien telah didiagnosis mengalami masalah ini.
Mata kering merupakan kondisi yang terjadi pada permukaan mata, ditandai dengan ketidakseimbangan dan ketidakstabilan komponen air mata, serta adanya kerusakan atau peradangan pada permukaan mata. Menurut Dr. dr. Nina Asrini Noor, SpM, selaku Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita mata kering dimulai dengan ketidaknyamanan pada mata, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber pada, Kamis(20/3/2025).
Gejala Mata Kering
- Mata terasa mengganjal
- Mata sering berwarna merah
- Mata berair
- Mata terasa kering
- Muncul sensasi berpasir
- Terdapat kotoran pada mata
- Mata terasa lengket
- Sering mengucek mata.
Penyebab Mata Kering
Dr. Nina menjelaskan bahwa penyebab kondisi mata kering sangat bervariasi. Faktor yang berkontribusi antara lain adalah kebiasaan merokok, usia di atas 50 tahun, terutama pada perempuan setelah menopause, serta riwayat operasi mata atau penyakit lain yang dapat memicu terjadinya mata kering.
Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, baik yang diminum maupun obat tetes mata, serta penggunaan lensa kontak dan adanya penyakit metabolik seperti diabetes melitus juga dapat menyebabkan mata kering.
Melihat Layar Gawai Hingga Lupa untuk Berkedip

Nina menjelaskan bahwa salah satu penyebab peningkatan jumlah orang yang mengalami masalah mata kering saat ini adalah penggunaan perangkat elektronik atau menatap layar dalam waktu lama. "Normalnya, seseorang berkedip belasan kali per menit, namun saat menatap layar, frekuensi ini bisa turun drastis hingga kurang dari lima kali per menit," ungkap Nina.
Berkedip secara teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan mata, karena hal ini membantu memompa air mata dan mendistribusikannya secara merata. Ketika frekuensi berkedip menjadi tidak teratur, mekanisme ini terganggu, sehingga mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup.
Waktu jeda antar kedipan yang terlalu panjang menyebabkan mata mengalami kekeringan. "Jika itu berlangsung terus, maka muncullah gejala mata kering (dry eye) ini," tambah Nina. Selain itu, paparan polusi udara yang terus-menerus juga dapat memperburuk kondisi kesehatan mata.
Berikut adalah Beberapa Cara untuk Mengatasi Mata Kering
Nina menjelaskan bahwa dengan mengurangi waktu penggunaan layar dan menerapkan kebiasaan berkedip yang baik, kita dapat melindungi mata dari dampak negatif akibat penggunaan komputer atau perangkat digital lainnya secara berlebihan.
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh dengan cukup minum air, karena hidrasi yang baik berkontribusi pada kesehatan mata. Menurut Nina, kompres hangat dapat menjadi solusi untuk meredakan gejala mata kering. Jika gejala tersebut tidak kunjung membaik, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Jika terindikasi mengalami mata kering, terdapat beberapa solusi, salah satunya adalah JEC Dry Eye Spa yang menawarkan layanan komprehensif untuk mata kering. Sebelum menentukan tindakan terapi, pasien akan diperiksa oleh tim medis yang terdiri dari ahli dan dokter sub spesialis dry eye.
Setelah pemeriksaan menyeluruh, pasien akan mendapatkan terapi menggunakan alat steam atomizer, yaitu masker mata dengan teknologi canggih. Alat ini akan menghasilkan getaran ultrasonik untuk mengatomisasi larutan khusus, mengubahnya menjadi molekul halus dalam bentuk droplet yang mampu meresap ke permukaan mata. Sensasi sejuk yang dirasakan oleh pasien memberikan kenyamanan secara langsung.
"JEC Dry Eye Spa tidak hanya membantu mengatasi gejala mata kering seperti rasa mengganjal atau berpasir, serta nyeri atau perih, tetapi juga berfungsi untuk menjaga kelembaban alami mata. Terapi yang dilakukan secara rutin setiap dua minggu sangat efektif untuk mencegah perburukan gejala dry eye, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup sehari-hari," ujar Nina dalam keterangan tertulisnya.