Mengapa Amandel Sering Meradang? Kenali Gejala dan Penyebab Tonsilitis
Kenali gejala dan penyebab tonsilitis, dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peradangan pada amandel dalam artikel berikut!
Tonsilitis adalah peradangan pada amandel, yaitu dua jaringan kecil berbentuk oval di belakang tenggorokan yang berperan dalam melawan infeksi. Kondisi ini sering dialami oleh banyak orang, terutama anak-anak dan lansia dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Amandel, atau tonsil, merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas mencegah masuknya bakteri dan virus melalui saluran pernapasan atas. Namun, ketika amandel terinfeksi oleh virus atau bakteri, peradangan dapat terjadi dan menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu. Gejala tonsilitis yang paling umum meliputi sakit tenggorokan, demam, pembengkakan amandel, dan rasa tidak nyaman saat menelan. Artikel ini akan membahas gejala dan penyebab tonsilitis secara lebih mendalam, serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peradangan pada amandel ini.
Gejala Tonsilitis
- Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan adalah gejala utama tonsilitis yang sering kali disertai dengan rasa nyeri saat menelan. Sakit tenggorokan pada tonsilitis disebabkan oleh peradangan dan pembengkakan pada jaringan amandel yang berada di sisi kiri dan kanan tenggorokan. Ketika amandel terinfeksi oleh virus atau bakteri, seperti Streptococcus pyogenes atau virus Epstein-Barr, sistem imun tubuh akan merespons dengan mengirimkan sel-sel darah putih untuk melawan infeksi tersebut. Penumpukan sel-sel imun ini, beserta patogen yang sedang dilawan, memicu pelepasan senyawa peradangan, seperti histamin, yang menyebabkan bengkak dan nyeri di area tenggorokan. Hal ini juga memengaruhi kemampuan penderita untuk menelan dengan nyaman, dan nyeri dapat menyebar hingga ke telinga karena jarak saraf-saraf yang dekat di area tersebut (Howell et al., 2017).
-
Apa penyebab radang amandel? Radang amandel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Infeksi bakteri, terutama bakteri Streptococcus pyogenes yang juga menyebabkan radang tenggorokan. Infeksi bakteri biasanya menimbulkan bercak putih atau kuning di permukaan amandel.Infeksi virus, seperti virus influenza, adenovirus, virus Epstein-Barr, virus parainfluenza, enterovirus, virus Corona, virus herpes simpleks, dan virus rubella. Infeksi virus biasanya menimbulkan gejala mirip flu, seperti batuk, pilek, demam, dan lemas.
-
Kenapa amandel bisa radang? Infeksi pada amandel dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai radang amandel atau tonsilitis.
-
Kenapa amandel anak sering membesar? Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam melawan infeksi, tetapi terkadang mereka dapat terinfeksi oleh bakteri atau virus, menyebabkan reaksi peradangan.
-
Apa saja gejala amandel membesar? Gejala tonsilitis pada anak meliputi demam, sakit tenggorokan, pembengkakan amandel, dan kadang-kadang munculnya bercak putih atau kuning pada amandel.
-
Apa penyebab amandel membesar? 'Rasanya perih sampai tidak bisa makan karena radang amandel. Kemudian pembesaran di kelenjar di getah bening, saat dilihat amandel memerah dan membesar di kiri dan kanan, itu kemungkinan suatu infeksi atau tonsilitis,' terangnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana amandel membesar pada anak? Infeksi ini dapat menyebar melalui udara atau melalui kontak dengan orang yang terinfeksi.
- Demam dan Menggigil
Demam dan menggigil merupakan dua gejala yang sering kali muncul pada penderita tonsilitis, baik yang disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri. Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, biasanya sebagai respons tubuh dalam melawan infeksi. Menggigil, di sisi lain, adalah sensasi dingin yang disertai dengan getaran otot secara tidak sadar, yang terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh. Pada kasus tonsilitis, demam biasanya muncul sebagai bagian dari respons imun tubuh terhadap patogen penyebab infeksi. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics, sekitar 70-80% anak-anak yang mengalami tonsilitis akut menunjukkan peningkatan suhu tubuh, dengan suhu mencapai 38°C hingga 40°C. Peningkatan suhu ini membantu mempercepat aktivitas sel-sel imun dalam melawan bakteri atau virus yang menyerang amandel.
Menggigil sering kali menyertai demam pada tonsilitis, terutama pada fase awal infeksi. Fenomena ini terjadi karena tubuh mencoba untuk menaikkan suhu internalnya melalui kontraksi otot yang cepat. Studi yang dilakukan oleh American Academy of Otolaryngology menunjukkan bahwa menggigil merupakan respons fisiologis umum yang terjadi ketika tubuh berada di bawah pengaruh infeksi, termasuk tonsilitis. Menggigil dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan respons imun individu.
- Pembengkakan Amandel
Amandel, atau tonsil, adalah dua organ berbentuk oval yang terletak di bagian belakang tenggorokan dan berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, membantu mencegah infeksi dengan menangkap patogen yang masuk melalui mulut atau hidung. Salah satu gejala utama tonsilitis adalah pembengkakan amandel. Pembengkakan ini terjadi sebagai respons tubuh terhadap infeksi dan dapat menjadi indikator utama bagi diagnosis tonsilitis. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Microbiology menunjukkan bahwa pembengkakan amandel sering kali disertai dengan kemerahan dan munculnya nanah pada tonsil, terutama jika infeksi disebabkan oleh bakteri, seperti Streptococcus pyogenes. Pembengkakan amandel terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh patogen yang menyerang tubuh. Ketika virus atau bakteri menginfeksi amandel, tubuh merespons dengan meningkatkan aliran darah ke area tersebut untuk membawa sel-sel imun yang dibutuhkan untuk melawan infeksi. Hal ini menyebabkan amandel membesar dan menjadi lebih sensitif. Pembengkakan ini dapat menyebabkan rasa nyeri terutama saat menelan, karena amandel yang bengkak menekan dinding tenggorokan dan saluran pernapasan.
- Bau Mulut (Halitosis)
Kondisi ini terjadi akibat penumpukan bakteri yang berkembang biak di amandel yang meradang dan memproduksi senyawa berbau tidak sedap. Ketika amandel terinfeksi oleh bakteri, seperti Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus, proses metabolisme bakteri ini menghasilkan senyawa sulfur yang berbau busuk, seperti hidrogen sulfida (H₂S) dan metil merkaptan. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai penyebab utama bau mulut yang tidak sedap. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Microbiology menyatakan bahwa pada tonsilitis bakteri sering kali menghasilkan nanah yang mengandung protein dan sel-sel mati, yang menjadi tempat berkembang biaknya bakteri penghasil senyawa sulfur. Nanah ini bisa keluar melalui retakan pada amandel atau tonsilitis kronis, yang dapat memperburuk bau mulut. Senyawa-senyawa berbau ini akan bercampur dengan udara yang kita hembuskan saat berbicara atau bernapas, sehingga menciptakan bau yang tidak sedap.
- Pembesaran Kelenjar Getah Bening di Leher
Ketika tubuh terinfeksi, kelenjar getah bening akan membesar sebagai respons terhadap peradangan yang terjadi di area sekitarnya, termasuk pada amandel. Pada tonsilitis, pembesaran kelenjar getah bening di leher umumnya terjadi karena reaksi tubuh dalam melawan infeksi yang menyerang amandel. Peningkatan ukuran kelenjar getah bening di leher dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang berusaha mengendalikan infeksi. Hal ini terjadi karena kelenjar getah bening bertindak sebagai pusat pemrosesan untuk sel-sel imun yang berperan dalam melawan patogen. Pembesaran ini sering kali disertai dengan gejala lain seperti sakit tenggorokan, demam, dan rasa tidak nyaman saat menelan. Dalam beberapa kasus, kelenjar getah bening yang membesar dapat menyebabkan nyeri atau rasa tertekan pada leher, yang menambah ketidaknyamanan pada penderita.
Penyebab Tonsilitis
- Infeksi Virus dan Bakteri
Sebagian besar kasus tonsilitis disebabkan oleh virus, seperti rhinovirus (penyebab flu), adenovirus, atau virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis). Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Microbiology, lebih dari 50% kasus tonsilitis akut pada anak-anak disebabkan oleh infeksi virus. Virus memiliki kecenderungan untuk menginfeksi jaringan amandel dan memicu peradangan serta pembengkakan. Infeksi virus ini umumnya menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, demam, dan pembengkakan amandel tanpa adanya nanah. Pada infeksi virus, amandel biasanya berfungsi sebagai pertahanan tubuh untuk mencegah infeksi saluran pernapasan oleh virus.
Bakteri penyebab tonsilitis yang paling umum adalah Streptococcus pyogenes, bakteri yang juga menyebabkan radang tenggorokan. Bakteri ini dapat menyerang amandel dan memicu peradangan yang lebih parah dibandingkan infeksi virus. Infeksi bakteri seringkali ditandai dengan adanya eksudat pada amandel dan gejala demam yang lebih tinggi. Jika tidak diobati dengan antibiotik, infeksi bakteri ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius, seperti abses peritonsilar atau bahkan menyebabkan penyakit yang lebih parah, seperti glomerulonefritis atau demam rematik.
- Alergi dan Iritan
Alergi terhadap debu, serbuk sari, atau polusi udara dapat meningkatkan risiko peradangan pada amandel. Ketika seseorang terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh melepaskan senyawa seperti histamin yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan, termasuk amandel. Selain itu, paparan terhadap iritan udara seperti asap rokok dan polusi juga dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memperburuk peradangan pada amandel. Alergi terhadap bahan-bahan seperti makanan, serbuk sari, atau hewan peliharaan juga dapat menyebabkan reaksi yang mirip dengan infeksi pada amandel, meskipun penyebab utamanya bukan bakteri atau virus. Dalam kondisi ini, tonsilitis muncul sebagai respons tubuh terhadap peradangan yang disebabkan oleh alergi.
- Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak dan lansia, lebih rentan mengalami tonsilitis. Ketika sistem kekebalan tubuh seseorang melemah, baik akibat faktor genetik, penyakit tertentu, atau pengaruh eksternal, kemampuan amandel untuk melawan infeksi pun terganggu. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Immunology menunjukkan bahwa individu dengan kondisi seperti diabetes, HIV/AIDS, atau gangguan kekebalan tubuh lainnya lebih rentan terhadap infeksi pada amandel. Dalam kasus ini, amandel yang biasanya berfungsi untuk menyaring dan melawan kuman justru menjadi sasaran empuk bagi patogen, yang menyebabkan peradangan dan infeksi.
Tonsilitis adalah peradangan pada amandel yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, bakteri, alergi, dan paparan polusi udara. Gejala-gejala tonsilitis bervariasi, dari sakit tenggorokan hingga demam dan pembengkakan amandel yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun sebagian besar kasus tonsilitis dapat sembuh dengan pengobatan yang tepat, penting untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya infeksi berulang.