Menurut Pakar, Ini Latihan Fisik yang Tepat bagi Pasien Diabetes dengan Obesitas
Bagi pasien diabetes, melakukan olahraga dan latihan fisik merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga kebugaran.
Bagi pasien diabetes, melakukan olahraga dan latihan fisik merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga kebugaran.
-
Olahraga apa yang cocok untuk diabetes? Selain latihan beban, dr. Andhika juga merekomendasikan olahraga ringan lainnya yang bisa dilakukan oleh penderita diabetes, seperti jalan santai, berenang, dan bersepeda.
-
Gimana cara olahraga intensitas tinggi untuk diabetes? Mulailah dengan berjalan cepat atau berlari selama 4 menit dengan intensitas tinggi.Selanjutnya, tambahkan 8 menit latihan kekuatan, seperti push up, squat, atau angkat beban ringan.Pastikan untuk melakukan latihan ini dengan tingkat usaha sekitar delapan dari sepuluh, atau sekitar 80 persen dari kekuatan maksimal, agar mendapatkan manfaat yang optimal.
-
Apa manfaat olahraga buat diabetes? Bagi penderita diabetes tipe 2, berolahraga secara teratur sangat penting untuk mengontrol kondisi tubuh dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
-
Kenapa olahraga intensitas tinggi bantu diabetes? Penelitian menunjukkan bahwa latihan singkat namun intens ini dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi kadar gula darah, serta meningkatkan kesehatan jantung dan metabolisme secara keseluruhan.
-
Bagaimana aktivitas fisik membantu mencegah diabetes? Aktivitas fisik rutin dapat membantu mengurangi risiko diabetes karena berolahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi berat badan.
-
Kenapa olahraga penting bagi penderita diabetes? Bagi penderita diabetes, terus berolahraga bisa menjadi cara yang penting untuk mempertahankan kesehatan. Olahraga memiliki peran penting dalam mengelola dan memperbaiki kondisi kesehatan penderita diabetes.
Menurut Pakar, Ini Latihan Fisik yang Tepat bagi Pasien Diabetes dengan Obesitas
Dokter spesialis rehabilitasi medik, dr. Peggy, Sp.KFR, K.R(K), memberikan saran mengenai latihan fisik bagi pasien diabetes yang juga mengalami obesitas. Ia menekankan pentingnya memilih latihan yang tidak memberikan beban berlebih pada sendi, terutama saat ada masalah obesitas.
"Kalau pada obesitas, biasanya berat badan sudah berlebih sehingga beban ke sendi pun juga menjadi berlebih, yang awalnya tidak menjadi penyakit sendi menjadi penyakit sendi," ungkapnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Dr. Peggy merekomendasikan latihan fisik seperti berjalan, jogging, dan melompat, namun juga memperingatkan bahwa latihan yang terlalu intensitas pada sendi kaki dapat memperburuk kondisi bagi mereka yang sudah memiliki masalah sendi.
Tak hanya itu, ia menekankan bahwa masalah sendi tidak hanya terbatas pada kaki, tetapi dapat meluas hingga ke pinggang. Oleh karena itu, bagi pasien diabetes yang mengalami obesitas dan masalah sendi, disarankan untuk melakukan latihan fisik yang tidak memberikan tekanan langsung pada kaki.
Untuk pasien diabetes tanpa komplikasi lainnya, dr. Peggy menyatakan bahwa tidak ada larangan khusus dalam melakukan latihan fisik. Mereka dapat melakukan latihan yang sama seperti orang sehat pada umumnya.
Dr. Peggy menegaskan pentingnya latihan fisik bagi pasien diabetes karena dapat merangsang pelepasan hormon insulin secara alami, yang berpotensi menurunkan kadar gula darah secara alami tanpa perlu tergantung pada obat-obatan.
"Dengan kita melakukan latihan fisik itu kita bisa merangsang insulin keluar tetapi dengan jalur berbeda dengan jalur obat. Supaya bisa menurunkan kadar gula darah dengan cara yang lebih alami atau tanpa obat-obatan," paparnya.
Bagi pasien diabetes dengan kadar gula darah yang masih dalam batas toleransi, modifikasi gaya hidup dari segi makanan dan latihan fisik dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap terkontrol.
Namun, pada pasien diabetes dengan kondisi yang lebih kompleks, perlu ditambahkan terapi obat-obatan sebagai bagian dari tata laksana gula darah yang terkontrol.
"Pilar tatalaksana diabetes selain diet juga dari gaya hidup sehat dan latihan fisik. Makanan harus seimbang, juga harus seimbang antara input dan output. Input itu apa yang kita makan, output itu aktivitas yang kita lakukan supaya metabolisme di tubuh tetap terjaga," tambahnya.