Pentingnya Kenali Gejala Dini Diabetes Bahkan Sebelum Dilakukan Skrining
Mengenali kondisi diri sendiri sangat penting terutama pada mereka yang sudah menunjukkan gejala dini diabetes.
Mengenali kondisi diri sendiri sangat penting terutama pada mereka yang sudah menunjukkan gejala dini diabetes.
-
Kenapa deteksi dini diabetes penting? Deteksi dini merupakan langkah ideal untuk mencegah munculnya komplikasi kronis dengan memberikan penanganan yang tepat dan cepat.
-
Apa yang perlu dicek saat skrining diabetes? Menurut Farid, screening juga dapat dilakukan pada orang yang mengalami kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.
-
Bagaimana cara deteksi dini diabetes? Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa upaya ini dimulai dengan promosi kesehatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat agar lebih menyadari pentingnya pencegahan serta pengendalian diabetes. 'Selain itu, kami juga mengedepankan program deteksi dini yang dapat dilakukan melalui Posyandu dan Puskesmas,' tambahnya.
-
Siapa yang harus deteksi dini diabetes? Dia berharap agar setiap individu berusia 15 tahun ke atas melakukan deteksi dini diabetes setidaknya sekali dalam setahun.
-
Kapan seseorang harus periksa diabetes? Mampu mengenali gejala awal diabetes sangat penting agar seseorang tahu kapan harus mencari perawatan medis.
-
Kenapa orang usia 30 tahun perlu skrining diabetes? Menurut dr. Farid Kurniawan, SpPD, PhD, seorang spesialis penyakit dalam di divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes RS Cipto Mangunkusumo FKUI, skrining diabetes dapat dilakukan sejak seseorang berusia 30 tahun, terutama jika orang tersebut memiliki faktor risiko keluarga seperti orangtua atau saudara kandung.
Pentingnya Kenali Gejala Dini Diabetes Bahkan Sebelum Dilakukan Skrining
Dokter spesialis penyakit dalam, DR Dr Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, FINASIM, menyoroti pentingnya mengenali gejala diabetes secara dini agar individu tidak perlu menunggu skrining seperti pemeriksaan HbA1c untuk mengetahui apakah mereka terkena diabetes atau tidak.
"Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya kita tahu sejak dini, tidak menunggu skrining. Harus tahu tanda-tanda. Ada dua yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," terang Soebagijo dilansir dari Antara.
Gejala akut diabetes mencakup tiga hal, yaitu banyak makan, banyak minum, dan banyak kencing. Jika gejala ini diabaikan, dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan berat badan. Soebagijo mengingatkan bahwa jika tidak diobati, kondisi ini dapat menjadi serius.
Sementara itu, gejala kronis diabetes melibatkan kesemutan, rasa panas, kram, kelelahan, kantuk, dan pandangan mata kabur yang dapat menyebabkan seringnya pergantian kacamata karena perubahan kadar gula. Gejala kronis lainnya termasuk gatal-gatal, masalah gigi, penurunan fungsi seksual, dan risiko keguguran pada ibu hamil.
"Ibu hamil yang sering keguguran selain merupakan komplikasi atau gejala kronis, juga bisa mendeteksi orang itu punya risiko untuk diabetes," ujar Soebagijo.
Soebagijo menjelaskan bahwa kadar gula yang tinggi dan resistensi insulin dapat menyebabkan perubahan metabolisme pada bayi dan ibu hamil, meningkatkan risiko keguguran. Oleh karena itu, ibu hamil yang sering mengalami keguguran dapat menjadi indikator risiko diabetes.
Terlepas dari gejala, Kementerian Kesehatan menjamin pembiayaan gratis untuk skrining diabetes bersama dengan 13 jenis penyakit lainnya, termasuk hipertensi, stroke, kanker serviks, kanker payudara, TBC, anemia, kanker paru, kanker usus, PPOK, thalassemia, hipotiroid kongenital, dan hepatitis.
"Sementara komplikasi kronis lain yang kita takuti itu kebutaan, stroke, serangan jantung, gagal ginjal, kaki diamputasi," terangnya.
Soebagijo juga menekankan pentingnya mengenali komplikasi diabetes secara dini, termasuk hipoglikemi (kondisi gula darah rendah) dan komplikasi kronis seperti kebutaan, stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan amputasi kaki. Mengenali gejala dan komplikasi sejak dini memungkinkan untuk tindakan preventif yang lebih efektif.