5 Pelajaran dari Hasil Seri Timnas Indonesia melawan Timnas Australia: Pertahanan Memang Kuat, Tapi Apakah Selalu Harus Bertahan?
Timnas Indonesia berhasil mengimbangi Timnas Australia di pertandingan kedua grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Timnas Australia dalam laga kedua grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pertandingan ini memberikan beberapa pelajaran berharga. Timnas Indonesia melakoni pertandingan kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno, menghadapi salah satu tim terkuat di kawasan AFC, yaitu Timnas Australia. Meskipun tidak diunggulkan untuk menang, Timnas Indonesia berhasil meraih satu poin dari pertandingan ini. Di bawah arahan Shin Tae-yong, mereka mampu menahan gempuran dari Socceroos, sehingga pertandingan berakhir dengan skor 0-0. Hasil imbang ini layak disyukuri, mengingat Indonesia dan Australia memiliki selisih lebih dari 100 peringkat dalam klasemen. Namun, hal ini tidak berarti Timnas Indonesia bisa berpuas diri. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki oleh Skuad Garuda, dan berikut adalah lima catatan dari Bola.net untuk mereka.
Tersisih di Sektor Tengah.
Aspek yang paling mencolok dalam pertandingan ini adalah dominasi Timnas Australia dalam penguasaan bola. Hal ini berkaitan erat dengan penampilan lini tengah Indonesia yang kurang memuaskan. Pada babak pertama, Shin Tae-yong menurunkan Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner sebagai starter di posisi gelandang. Sayangnya, kedua pemain ini tidak menunjukkan performa yang optimal, sering kali kehilangan bola. Memasuki babak kedua, kinerja lini tengah Indonesia mulai menunjukkan peningkatan. Namun, Shin Tae-yong perlu memastikan bahwa lini tengahnya dapat tampil lebih baik lagi pada pertandingan selanjutnya.
-
Bagaimana Timnas Indonesia bisa menahan Australia? 'Pertahanan kita sangat solid. Kita bahkan tidak melakukan pelanggaran berbahaya atau menerima kartu peringatan. Terbukti, hanya Justin Hubner yang mendapatkan kartu kuning. Selain itu, permainan kita sangat bersih dan bagus,' ungkap Akmal.
-
Bagaimana Timnas Indonesia menahan serangan Australia? Keberhasilan Indonesia dalam laga ini tidak terlepas dari kuatnya pertahanan yang mereka tunjukkan. Benteng pertahanan Skuad Garuda mampu menahan berbagai serangan dari pemain Socceroos.
-
Kenapa Timnas Indonesia pilih strategi bertahan? 'Terutama jika lawan yang dihadapi memiliki nama atau reputasi yang lebih tinggi,' ujarnya. 'Oleh karena itu, ini adalah pertanyaan yang perlu dipikirkan, sebuah pertanyaan logis dalam konteks sepak bola. Kita memerlukan sembilan pemain naturalisasi di dalam susunan pemain inti untuk meraih satu poin. Dengan demikian, kita akan fokus pada pertahanan dan berusaha untuk meraih hasil imbang. Jadi, dengan sembilan pemain naturalisasi, strategi kita adalah bertahan dan hanya mencari hasil imbang.'
-
Bagaimana Timnas Indonesia menahan gempuran Australia? Meskipun menghadapi serangan bertubi-tubi dari Australia, Timnas Indonesia menunjukkan pertahanan yang kokoh di setiap sektor. Usaha Timnas Australia untuk mencetak gol selalu terhalang oleh Jay Idzes dan kawan-kawan, sedangkan lini tengah dan penyerang Tim Garuda beberapa kali membuat lawan kesulitan. Di atas wilayah Australia.
-
Kenapa Timnas Indonesia harus berhati-hati melawan Australia? Statistik ini menunjukkan bahwa Australia masih lebih unggul. Oleh karena itu, meskipun timnas tampil dengan rasa percaya diri, penting untuk tetap berhati-hati saat menghadapi lawan.
-
Bagaimana Timnas Indonesia menahan imbang Australia? Maarten Paes dinobatkan sebagai man of the match pada pertandingan ini, dan hal tersebut sangat pantas mengingat kiper berusia 26 tahun itu tampil cemerlang dalam menggagalkan berbagai serangan dari para pemain Socceroos.
Pertahanan Berlapis Baja
Aspek yang mencolok dalam pertandingan antara Timnas Indonesia dan Australia ini adalah pertahanan kokoh dari Skuad Garuda. Australia yang mendominasi pertandingan terus menerus melancarkan serangan ke arah pertahanan Indonesia. Namun, kerjasama antara Rizky Ridho, Jay Idzes, Justin Hubner, Sandy Walsh, dan Calvin Verdonk berhasil membuat lini serang Australia merasa frustrasi. Hal ini dapat dilihat dari statistik, di mana dari 19 tembakan yang dilakukan Australia, hanya lima yang mengarah tepat ke gawang. Ini menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia telah berfungsi dengan baik dalam membatasi ruang tembak bagi Socceroos dalam pertandingan ini.
Maarten Paes semakin menunjukkan kemampuannya yang mengesankan.
Dalam pertandingan ini, Maarten Paes sekali lagi membuktikan dirinya sebagai pahlawan bagi Timnas Indonesia. Kiper yang baru bergabung ini memainkan pertandingan keduanya untuk tim nasional. Namun, ia kembali menunjukkan kemampuan luar biasanya dengan melakukan lima penyelamatan penting, sehingga Timnas Australia tidak berhasil mencetak gol. Selain itu, ini juga menjadi clean sheet pertamanya sebagai kiper Skuad Garuda.
Tingkatkan Lagi Penyelesaian Akhir.
Dalam pertandingan ini, Timnas Australia jelas menunjukkan dominasi. Namun, hal itu tidak berarti bahwa Timnas Indonesia tidak berusaha memberikan perlawanan. Pada babak kedua, Timnas Indonesia menciptakan beberapa peluang yang cukup menjanjikan. Sayangnya, penyelesaian akhir mereka masih kurang memuaskan. Mengingat bahwa selisih gol dapat berpengaruh pada posisi di klasemen, Shin Tae-yong perlu meningkatkan kemampuan penyelesaian akhir timnya. Dengan demikian, ketika menghadapi tim-tim yang lebih kuat dari Timnas Indonesia, mereka dapat memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan lebih baik.
Harapan itu Masih Ada.
Melihat performa Timnas Indonesia dalam dua pertandingan awal grup C, tampaknya peluang untuk mencapai Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar. Meskipun Timnas Indonesia tidak berhasil meraih kemenangan saat menghadapi Arab Saudi dan Australia, hasil imbang melawan dua tim terkuat di Asia patut diapresiasi. Shin Tae-yong masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk memperbaiki berbagai kekurangan dalam tim. Namun, jika tim ini terus menunjukkan perkembangan di setiap laga, kemungkinan untuk setidaknya melangkah ke babak keempat masih dapat tercapai.