Doa Niat Puasa Ramadhan Sebulan, Lengkap Beserta Tata Caranya
Saat pelaksanaan puasa Ramadhan, umat Muslim perlu mengawalinya dengan membaca niat berpuasa Ramadan.
Saat pelaksanaan puasa Ramadhan, umat Muslim perlu mengawalinya dengan membaca niat berpuasa Ramadan.
Doa Niat Puasa Ramadhan Sebulan, Lengkap Beserta Tata Caranya
Doa niat Puasa Ramadhan sebulan ini bisa diamalkan.
Puasa Ramadan adalah puasa yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia selama bulan Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Islam.
Selama bulan ini, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa.
Saat pelaksanaan puasa Ramadhan, umat Muslim perlu mengawalinya dengan membaca niat berpuasa Ramadan.
-
Bagaimana cara membaca niat puasa? Kamu dapat melafalkan niat ibadah puasa Ramadhan saat malam setelah shalat Tarawih atau ketika selesai sahur sebelum Imsak.
-
Bagaimana tata cara membaca niat puasa Syawal? Berikut bacaan niat doa puasa Syawal, perlu dilafalkan: Doa Puasa Syawal Arabنَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَىDoa Puasa Syawal LatinNawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâArti Doa Puasa Syawal (Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala).
-
Bagaimana cara membaca doa puasa? Puasa secara umum meiliki keutamaan yang baik apabila dikerjakan. Sehingga, banyak umat muslim yang berbondong-bondong mengamalkannya.
-
Bagaimana cara berniat puasa? Niat tidak cukup jika hanya di lisan saja, hati pun harus berniat juga. Itulah kenapa niat dalam hati sudah teranggap sahnya.
Doa niat berpuasa di bulan Ramadhan harus dibaca sebelum terbit fajar atau dimulainya ibadah puasa. Dalam hal ini, terdapat berbagai bacaan niat berpuasa Ramadhan beserta artinya yang bisa Anda amalkan.
Dilansir dari NU Online, berikut kami merangkum beberapa bacaan doa niat puasa Ramadhan sebulan latin dan artinya beserta penjelasan syarat dan rukun puasa, perlu Anda simak.
Doa Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
Lafal niat puasa perlu dibaca di malam hari sebelum terbit fajar, waktu dimulainya puasa.
Namun, tidak jarang, sebagian dari Anda lupa membaca niat puasa, bahkan sudah melewati waktu imsyak dan mulai berpuasa.
Untuk menyiasati masalah ini, Anda diperbolehkan membaca niat puasa Ramadhan sebulan penuh.
Berikut bacaan niat puasa Ramadhan sebulan penuh yang bisa Anda praktikkan:
Niat Puasa Ramadhan Sebulan
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala
Artinya:
“Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah."
merdeka.com
Rukun Puasa
Berdasarkan pada kesepakatan ulama, rukun puasa ada dua, yang keduanya harus dikerjakan saat berpuasa, yaitu niat dan menahan diri dari berbagai pembatal puasa mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari.
1. Niat
Rukun puasa yang pertama adalah niat. Berkaitan dengan hal ini, hadis dari ‘Umar bin Khottob menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Menahan Diri
Rukun puasa yang kedua, yaitu menahan diri dari segala pembatal puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Terkait dengan kewajiban untuk menahan diri ini, Allah SWT telah berfirman,
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).
Syarat Sah Puasa
Syarat wajibnya puasa terdiri dari: (1) islam, (2) berakal, (3) sudah baligh, dan (4) mengetahui akan wajibnya puasa. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah).
Kemudian ada syarat wajib penunaian puasa, yaitu ketika seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu, maka ia diwajibkan untuk berpuasa.
Syarat wajibnya penunaian puasa adalah sebagai berikut:
(1) Sehat, tidak dalam keadaan sakit.
(2) Menetap, tidak dalam keadaan bersafar. Dalil kedua syarat ini adalah firman Allah Ta’ala,
“Dan barangsiapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al Baqarah: 185).
Kedua syarat ini termasuk syarat wajib penunaian puasa, dan bukan syarat sahnya puasa atau syarat wajibnya qodho’ puasa.
Ketika mereka tidak berpuasa di saat itu, mereka diwajibkan untuk mengqodho’ berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun jika mereka masih mampu untuk berpuasa dalam keadaan tersebut, maka puasanya tetap sah.
(3) Suci dari haidh dan nifas. Dalil dari syarat ini adalah hadis dari Mu’adzah, ia pernah bertanya pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Hadits tersebut adalah,
Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata, ‘Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’.” (HR. Muslim).
Berdasarkan kesepakatan para ulama, wanita yang dalam keadaan haidh dan nifas tidak wajib untuk puasa dan wajib mengqodho’ puasanya.
Sementara itu, syarat sahnya puasa ada dua, yaitu:
Dalam keadaan suci dari haidh dan nifas. Berniat. Niat merupakan syarat sah puasa karena ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). merdeka.com
Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan
Puasa di bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan dan hikmah yang tidak dapat diabaikan. Berikut adalah beberapa keutamaan puasa yang perlu diketahui:
1. Mendekatkan diri kepada Allah
Puasa Ramadhan menjadi salah satu ibadah yang paling utama dalam Islam. Dengan menjalankan puasa, umat Muslim diberikan kesempatan untuk beribadah secara khusus kepada Allah.
Puasa menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah.
2. Tumbuhnya Rasa Empati
Puasa Ramadhan juga memiliki efek yang kuat dalam meningkatkan rasa empati dan kepedulian sosial. Ketika menjalankan puasa, umat Muslim merasakan lapar dan haus sehingga menjadi lebih peka terhadap orang-orang yang tidak mampu atau yang mengalami kesulitan.
Hal ini membangun sikap empati dan memotivasi untuk membantu sesama dengan memberikan sedekah atau berbuat kebaikan.
Dalam hadis, Rasulullah Saw bersabda,
"Barang siapa yang memberikan makanan berbuka puasa untuk orang yang berpuasa, maka baginya pahala tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun" (HR. At-Tirmidzi).
3. Mengendalikan Diri
Puasa Ramadhan mengajarkan umat Muslim untuk mengendalikan dan menguasai diri dari godaan hawa nafsu.
Dalam puasa, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Hal ini membantu dalam melatih disiplin diri dan menguatkan akal sehat untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama.
siapa yang tidak meninggalkan perkataan yang dusta dan tidak melakukan perbuatan yang buruk, maka Allah tidak butuh kepada seseorang itu meninggalkan makan dan minumnya" (HR. Bukhari).