Ini Deretan Rumah Adat Unik di Sumut yang Beragam, Megah dan Penuh Makna
Merdeka.com - Sudah tidak diragukan lagi, Sumatra Utara adalah daerah yang menyimpan banyak kekayaan budaya yang hingga kini masih dilestarikan. Tak hanya melalui upacara adat saja, keragaman budaya di daerah ini juga terlihat dari keberadaan rumah adat yang bermacam-macam.
Tak hanya satu, Sumatra Utara memiliki beberapa rumah adat yang tersebar hampir di seluruh daerah di Tanah Batak tersebut. Masing-masing rumah adat ini tentunya memiliki nilai filosofis dan keunikan yang tidak sama.
Hingga kini, seluruh rumah adat ini masih bisa dijumpai saat berkunjung ke provinsi ini.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Bagaimana budaya masyarakat Sekerat dilestarikan di Kutai Timur? Budaya ini yang akan terus dilestarikan dan dikolaborasikan dengan keindahan pantai dan wisata edukasi lingkungan seperti mangrove.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Bagaimana budaya Desa Nunuk Baru terpelihara? Warga Nunuk Baru juga secara turun temurun mempertahan berbagai acara warisan zaman dulu.Ada berbagai acara adat seperti Hajat Guar Bumi, Hajat Pareresan, Hajat Buku Taun dan Nyiramkeun Pusaka.
-
Siapa yang menjaga tradisi Batak? Desa ini adalah tempat di mana tradisi adat Batak masih dijaga dengan baik.
-
Apa yang menarik dari wisata di Sumatera Barat? Sumatera Barat adalah sebuah wilayah yang memukau dengan keindahan alamnya yang memikat hati. Dengan perpaduan antara pegunungan yang hijau, lembah yang subur, dan pantai yang indah, Sumatera Barat menjadi destinasi yang tak terlupakan bagi para pelancong.
Rumah Adat Karo
Sumber: triptrus.com ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari danautoba.org, rumah adat Karo bangunannya terbilang sangat besar. Dalam satu rumah terdiri dari empat hingga enam tungku perapian dan biasanya dihuni oleh empat hingga dua belas keluarga. Masing-masing terdiri dari lima orang (suami, istri dan tiga orang anak).
Rumah adat Karo kurang lebih berukuran 17×12 meter dan tinggi 12 meter. Bangunan ini dibangun dengan enam belas tiang yang bersandar pada batu-batu besar dari gunung atau sungai.
Sedangkan untuk atapnya, dijalin dengan ijuk hitam dan diikatkan kepada sebuah kerangka dari anyaman bambu.
Rumah Adat Nias
Sumber: museum-nias.org ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari museum-nias.org, rumah adat di Nias terbagi menjadi dua, yaitu Nias Selatan dan Nias Utara. Uniknya, semua rumah adat Nias ini terbuat dari kayu yang digabung tanpa menggunakan paku sama sekali. Bangunan rumah ini dibangun di atas tiang yang kuat dari batang kayu dan atap sisi yang dilapisi daun rumbia.Rumah adat Nias sangat terkenal akan kekuatannya yang tahan gempa. Rumah adat Nias di bagian utara berbentuk lonjong dan berdiri sendiri. Sementara di bagian selatan lebih berbentuk persegi panjang dan dibangun dinding ke dinding dengan rumah-rumah tetangga.
Rumah Adat Mandailing
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2020 Merdeka.com
Rumah adat Mandailing yang sering juga disebut dengan nama Bagas Godang, biasanya berada di tengah komplek perumahan Suku Mandailing. Keunikan dari rumah ini, tiang penyangga rumah akan selalu berjumlah ganjil, namun bentuknya tetap seperti rumah panggung dengan bentuk persegi empat. Bagas Godang terdiri dari beberapa bagian, yaitu sopo jago yang merupakan tempat duduk untuk menjaga keamanan, sopo gondang yaitu tempat menyimpan barang sakral dan alat kesenian suku, serta sopo eme yang merupakan tempat penyimpanan hasil pertanian dan bahan makanan untuk masyarakat setempat.
Rumah Adat Pakpak
Sumber: pariwisatasumut.net ©2020 Merdeka.com
Berbeda dengan rumah adat lainnya yang digunakan sebagai tempat hunian, rumah adat Pakpak lebih sering digunakan untuk acara adat dan musyawarah masyarakat setempat. Bagian atapnya terbuat dari ijuk dengan bentuk kapal terbalik yang melengkung. Rumah adat ini memiliki filosofi bangunan yang unik, yaitu kuat dan berani menghadapi apapun untuk mempertahankan kebudayaan Pakpak. Dua tiang besar yang terdapat di bagian depan rumah memiliki arti sebagai kerukunan antar pasangan.
Rumah Adat Angkola
Rumah adat Angkola juga dinamai Bagas Godang seperti rumah adat Mandailing. Namun, keduanya memiliki perbedaan.
Rumah adat Angkola atapnya dibuat menggunakan bahan dari ijuk dan dinding serta lantainya dari papan. Ciri khas rumah adat Angkola terletak pada warnanya yang didominasi hitam.
Rumah Adat Simalungun
Sumber: bataknesia.co.id ©2020 Merdeka.com
Rumah adat Simalungun cukup unik dengan bentuk rumah panggung yang memiliki kolong rumah cukup tinggi, yaitu sekitar 2 meter. Selain sebagai tempat untuk memelihara hewan ternak, kolong rumah juga difungsikan sebagai gudang.Salah satu ciri khas rumah adat Simalungun adalah kaki bangunan yang terbuat dari kayu utuh atau gelondongan dengan susunan menyilang dari sudut ke sudut. Pada bagian atap, di anjungan rumah diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduk kerbaunya.Kerbau sendiri dalam kebudayaan Suku Batak Simalungun merupakan simbol kesabaran, keberanian, kebenaran, dan sebagai penolak bala atau penangkal roh jahat.
Rumah Adat Bolon
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman Kemendikbud, rumah adat Bolon berbentuk rumah panggung yang hampir seluruh bagiannya dibuat menggunakan bahan yang diperoleh dari alam. Untuk menguatkan ikatan antar bahan hingga dapat bersatu, rumah ini juga tidak menggunakan paku satu pun. Bangunan rumah ini dibuat dengan sistem kunci antarkayu yang kemudian diikat menggunakan tali. Pada bagian atas pintu, biasanya terdapat gorga atau lukisan hewan, seperti cicak dan kerbau yang didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih. Gambar cicak merupakan simbol bahwa masyarakat Batak adalah masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan yang begitu kuat antar sesamanya, sedangkan gambar kerbau adalah simbol ucapan terima kasih. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkampungan ini terletak di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaDi Desa Budaya Pampang pengunjung nantinya akan dijelaskan makna dari setiap kesenian yang akan ditampilkan.
Baca SelengkapnyaWarga di Sempurmayung masih menggunakan rumah adat Sunda sebagai tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaWarisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Batik Nasional, ini empat motif batik yang populer di Pulau Sumatra.
Baca SelengkapnyaDi masa kini, bahkan masyarakatnya masih seringkali menggunakan pakaian adat hingga melestarikan sejumlah kebiasaan kuno.
Baca SelengkapnyaPengalaman berwisata sambil belajar budaya bisa dijumpai di Kampuang Sarugo.
Baca SelengkapnyaDi desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaTari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.
Baca SelengkapnyaWae Rebo berada di ketinggian 1.100 mdpl. Dikelilingi perbukitan dan pegunungan.
Baca SelengkapnyaHampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan motif khas tersendiri. Dari banyaknya motif yang ada, terdapat beberapa motif batik yang paling populer.
Baca SelengkapnyaAdanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
Baca Selengkapnya