Niat Sujud Sahwi Dilengkapi Bacaan, Tata Cara dan Hukumnya
Merdeka.com - Islam memberikan kemudahan bagi umatnya untuk melakukan ibadah sehari-hari. Islam juga memiliki jalan keluar untuk persoalan-persoalan dalam berbagai peraturan yang dibuat. Salah satunya yaitu ketika seseorang lupa rakaat salat.
Melupakan rakaat saat salat merupakan hal yang wajar, karena manusia memang tempatnya lupa. Oleh sebab itu, seseorang bisa membaca niat sujud sahwi sebagai ganti agar tidak mengulang salat sejak awal. Niat sujud sahwi ini boleh dilakukan sebelum salam ataupun sesudah salam.
Baca juga: Amalan doa sujud ketika sholat
-
Mengapa shalat yang tertinggal harus diganti? Sehingga qadha shalat yang tertinggal dikerjakan dengan jumlah rakaat sesuai dengan shalat yang harus diganti.
-
Bagaimana cara membaca doa ketika lupa membaca doa makan? Berikut bacaan doa ketika lupa baca doa makan, bisa disimak:Bismillahi fi awwalihi wa akhirihi.Artinya:'Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya.'
-
Bagaimana cara mengganti sholat yang tertinggal? Cara mengganti shalat yang tertinggal wajib diketahui umat muslim. Shalat adalah salah satu rukun Islam dan menjadi sebuah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat muslim.Shalat adalah cara seorang hamba menjalin hubungan dengan Tuhan yang Maha Pencipta. Di mana shalat sebagai bukti keimanan dan ketaatan seorang muslim kepada Allah SWT.
-
Kenapa harus qodho sholat yang tertinggal? Mengqodho sholat hukumnya wajib dikerjakan sebab sholat yang terlewat waktunya tidak serta merta gugur kewajibannya.
-
Apa yang dibaca kalau lupa doa makan? Bismillahi fi awwalihi wa akhirihi.
-
Bagaimana cara mengqodho sholat yang ditinggalkan? Cara mengqodho sholat sama persis seperti mengerjakan sholat yang ditinggalkan dalam hal sifat dan tata caranya. Misal saat seseorang luput dari sholat subuh karena tertidur, maka ia wajib mengqodho sholat dengan mengerjakan sholat yang sama dengan sholat shubuh.
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan bisa karena adanya penambahan, atau pengurangan, atau keragu-raguan dalam hal penambahan atau pengurangan jumlah rakaat salat. Orang yang melakukan tambahan berupa perbuatan salat karena lupa, seperti berdiri, atau rukuk, atau sujud, atau duduk meskipun hanya sebentar, Ia wajib memabaca niat sujud sahwi dan melakukan sujud sahwi.
Berikut Merdeka.com merangkum niat sujud sahwi dan tata cara untuk melakukannya:
Hukum Melaksanakan Sujud Sahwi
Hukum yang mendasari pelaksanaan sujud sahwi adalah hadits Rasulullah yang berbunyi:
Artinya: “Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam”. (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570).47
Hadits sebelumnya menunjukkan bahwa sujud sahwi dilakukan sebelum salam, sedangkan hadis berikut menunjukkan bahwa sujud sahwi dilakukan setelah salam.
Dari hadis Imran bin Hushain: Artinya: “Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka‟at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.”(HR. Muslim).
Penyebab dilakukan Sujud Sahwi
Mengutip bola.com, berikut beberapa penyebab mengapa perlu dilakukan sujud sahwi dalam salat:
1. Berlebih dalam Rakaat Salat
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, sering kali manusia ragu dengan jumlah salat yang sudah dikerjakan. Begitu pula ketika ia sadar bahwa ia sudah kelebihan rakaat salat.
Terdapat hadis Nabi SAW yang menjelaskan hal ini, yaitu:
Ibnu Mas'ud meriwayatkan: Rasulullah SAW pernah melakukan salat zuhur bersama para sahabat sebanyak lima rakaat.
Para sahabat bertanya: "Apakah engkau telah menambah rakaat dalam salat ini? Baginda menjawab: 'Apa maksud kalian?'
Para sahabat menjawab, 'Engkau telah salat lima rakaat' Lalu Rasulullah memperbaiki duduk beliau (duduk iftirasy pada tahiyyat akhir) sambil menghadap kiblat, kemudian melakukan sujud sebanyak dua kali, kemudian beliau pun mengucap salam." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Salam Sebelum Sempurna Rakaat Salat
Terdapat pada hadis Nabi SAW:
Dari Abu Hurairah ra: Rasulullah SAW pernah melakukan salat dzuhur atau ashar, kemudian beliau salam setelah selesai rakaat kedua, lalu beliau bergegas keluar melalui salah satu pintu masjid.
Karena heran, para sahabat bertanya, 'Nabi telah memendekkan salat?' sejenak kemudian Nabi SAW datang, lalu bersandar di satu di antara tiang seolah-olah sedang dilanda marah. Lalu, salah seorang dari mereka (Dzul-Yadain) menghampiri beliau dan bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah engkau telah lupa atau salat ini sengaja engkau qashar. Jawab baginda: Tidak, saya tidak lupa, dan saya tidak memendekkannya. Lelaki itu berkata lagi, 'Benar wahai Rasulullah, sebenarnya engkau telah lupa."
Rasulullah bertanya kepada yang lainnya: "Benarkah yang diucapkannya?" Mereka menjawab, "Benar ya Rasullah". Rasulullah pun bangun dan menyempurnakan yang tertinggal dari salatnya. Setelah memberi salam, beliau sujud sebanyak dua kali, kemudian melakukan salam sekali lagi. (HR Bukhari dan Muslim)
3. Lupa Membaca Tasyahud Pertama/Awal
Kondisi ini sering kali terjadi kecuali pada salat subuh. Anda mungkin pernah mengalaminya. Biasanya kelupaan membaca tasyahud pertama diiringi kelupaan jumlah rakaat salat yang telah dikerjakan.
Terdapat hadis Nabi SAW yang menjelaskan tentang ini, yaitu:
Abdullah Ibnu Buhainah menceritakan: "Sesungguhnya Rasulullah melakukan salat zuhur bersama para sahabat dan beliau tidak duduk membaca tasyahud selepas dua rakaat pertama. Para sahabat mengikuti di belakangnya sampai akhir salat."
Masing-masing menunggu beliau melakukan salam (mengakhiri salat). Namun, baginda melakukan takbir dalam keadaan demikian (iftirasy) lalu melakukan sujud sebanyak dua kali sebelum memberi salam. Setelah itu beliau melakukan salam. (HR Bukhari dan Muslim)
Niat Sujud Sahwi dan Bacaannya
Niat sujud sahwi seperti pada kegiatan ibadah lainnya diucapkan dalam hati atau diniatkan dalam pikiran. Niat sujud sahwi ini boleh dilakukan sebelum salam ataupun sesudah salam.
Setelah niat sujud sahwi dilanjutkan sujud sahwi dan membaca doa sujud sahwi. Untuk bacaan doa sujud sahwi, sebagian besar ulama menganjurkan untuk membaca:
Subhana man la yanamu wa la yashu
Artinya: 'Maha suci Dzat yang tidak tidur dan tidak lupa'
Bacaan doa sujud sahwi yang lainnya
Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy
Artinya: 'Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku'
Namun, bacaan tersebut tidak ada dalilnya di dalam Alquran maupun Hadis. Bahkan para sahabat Nabi juga tidak pernah mengamalkannya.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, " Doa ini tidak ditemukan di kitab hadis mana pun." (Lihat Talkhis Al-Khabir, 2:88)
Jadi, tidak ada bacaan doa sujud sahwi yang khusus untuk dibaca atau dihafalkan. Karena bacaan doa sujud sahwi adalah bacaan sujud ketika sholat,
Subhaana robbiyal a’laa
Artinya: 'Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi'
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, " Hendaklah dia membaca di dalam sujud sahwi-nya bacaan yang diucapkan di dalam sujud ketika sholat, karena sujud sahwi merupakan sujud yang serupa dengan sujud sholat." (Al-Mughni, 2:432–433)
Demikian tadi tata cara sujud sahwi yang benar, sesuai sunnah yang perlu diketahui agar ibadah sholat menjadi lebih sempurna.
Tata Cara Sujud Sahwi
Sujud sahwi ini bisa dilakukan sebelum maupun sesudah salam, tergantung kapan kamu menyadari kesalahan. Berikut ketentuan melakukan sujud sahwi:
Sujud sahwi sebelum salam, dilakukan saat:
- Meninggalkan tasyahud awal.
- Ragu jumlah rakaat salat dan tidak bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.
Sujud sahwi setelah salam, dilakukan saat:
- Penambahan jumlah rakaat salat.
- Penambahan gerakan dalam salat.
- Ragu dan bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.
Para ulama pun sepakat, untuk melakukan sujud sahwi di posisi yang benar, di antara sebelum dan sesudah dalam, sifatnya anjuran.
Dalil tentang Sujud Sahwi
Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا نُودِىَ بِالأَذَانِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ فَإِذَا قُضِىَ الأَذَانُ أَقْبَلَ فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِىَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ يَخْطُرُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا. لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِى كَمْ صَلَّى فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
“Apabila adzan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar adzan tersebut. Apabila adzan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya. Dia berkata, “Ingatlah demikian, ingatlah demikian untuk sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya, hingga laki-laki tersebut senantiasa tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat. Apabila salah seorang dari kalian tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, hendaklah dia bersujud dua kali dalam keadaan duduk.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian ada hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ إِمَّا الظُّهْرَ وَإِمَّا الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَتَى جِذْعًا فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَاسْتَنَدَ إِلَيْهَا مُغْضَبًا وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ فَهَابَا أَنْ يَتَكَلَّمَا وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ قُصِرَتْ الصَّلَاةُ فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ فَنَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينًا وَشِمَالًا فَقَالَ مَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ قَالُوا صَدَقَ لَمْ تُصَلِّ إِلَّا رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami shalat pada salah satu dari dua shalat petang, mungkin shalat Zhuhur atau Ashar. Namun pada raka’at kedua, beliau sudah mengucapkan salam. Kemudian beliau pergi ke sebatang pohon kurma di arah kiblat masjid, lalu beliau bersandar ke pohon tersebut dalam keadaan marah. Di antara jamaah terdapat Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut berbicara. Orang-orang yang suka cepat-cepat telah keluar sambil berujar, “Shalat telah diqoshor (dipendekkan).” Sekonyong-konyong Dzul Yadain berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah shalat dipendekkan ataukah anda lupa?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menengok ke kanan dan ke kiri, lalu bersabda, “Betulkah apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain tadi?” Jawab mereka, “Betul, wahai Rasulullah. Engkau shalat hanya dua rakaat.” Lalu beliau shalat dua rakaat lagi, lalu memberi salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari dan Muslim) (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sujud sahwi dilakukan untuk menggantikan kesalahan yang terjadi di dalam salat akibat lupa.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui bacaan sujud sahwi dan cara melakukannya dalam salat.
Baca SelengkapnyaSujud sahwi dilakukan ketika terjadi kesalahan dalam sholat.
Baca SelengkapnyaTata cara mengqodho sholat fardhu yang benar sesuai syariat Islam dan hukum-hukumnya yang harus dipahami.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang penjelasan dan solusinya yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaBerikut cara qodho sholat fardhu yang terlewatkan sesuai syariat di mana umat Islam harus tahu.
Baca SelengkapnyaSholat qodho adalah mengerjakan sholat fardhu yang terlewat dari waktunya karena alasan tertentu, seperti lupa, tidur, atau pingsan.
Baca SelengkapnyaShalat yang terlewat harus tetap dikerjakan, begini cara mengganti shalat yang tertinggal selengkapnya.
Baca Selengkapnya