Penjual Jamu yang Rawat Suami Lumpuh Dapat Ini dari Kapolres Batubara, Bikin Terenyuh

merdeka.com Sekitar 2 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Kebahagiaan tengah menghampiri seorang ibu penjual jamu keliling di Desa Pakam, Kecamatan Madang Deras, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara (Sumut). Impian ibu penjual jamu bernama Samirah itu kini akhirnya terwujud.

Samirah selama ini hidup dengan sang suami, Wahid, yang sudah dua tahun terkahir mengalami kelumpuhan. Ia merawat sang suami yang tak bisa beraktivitas sama sekali, sambil menjadi tulang punggung keluarga, yakni bekerja menjual jamu keliling.

Sudah sejak lama, Samirah ingin bisa membelikan sebuah kursi roda sang suami. Keinginan itu akhirnya terwujud usai Kapolres Batubara AKBP Ikhwan Lubis mengunjungi rumahnya beberapa waktu lalu.

Orang lain juga bertanya?

AKBP Ikhwan yang merasa terenyuh dengan perjuangan Samirah merawat sang suami dan bekerja untuk keluarga, akhirnya memberikan hadiah berupa sebuah kursi roda baru untuk suami Samirah. Momen haru itu diunggah dalam akun Instagram @resbatubara pada Jumat (7/1).

Melansir dari ANTARA, berikut kisahnya selengkapnya.

Hadiah Kursi Roda

penjual jamu rawat suami yang lumpuh bikin terenyuh dapat ini dari kapolres batubara

Tak hanya sebuah kursi roda baru, ternyata AKBP Ikhwan Lubis juga membantu untuk pengobatan suami Samirah. AKBP Ikhwan berharap, kursi roda itu bisa membantu aktivitas suami Samirah dan meringankannya dalam merawat suaminya.

"Kursi roda yang diinginkan ibu Samirah sudah diberikan. Begitu juga perobatan menjalani terapi suaminya. Saya berharap dapat menjadi berkah bagi keluarga," ujarnya.

Mendapat hadiah tak terduga itu, Samirah tak kuasa menahan air mata. Ia merasa ini seperti jawaban atas doa-doanya selama ini. Samirah pun berterima kasih kepada AKBP Ikhwan atas kepeduliannya.

"Terimakasih Ya Allah telah menjawab doaku selama ini dengan diberikan kursi roda oleh bapak Kapolres Batubara," ucap Samirah.

Jual Jamu Keliling

penjual jamu rawat suami yang lumpuh bikin terenyuh dapat ini dari kapolres batubara

Perjuangan Samirah lah yang membuat AKBP Ikhwan terenyuh. Setiap hari, Samirah yang bekerja sebagai penjual jamu, berkeliling kampung menjajakan jamu buatannya sendiri. Penghasilannya yang hanya sebesar Rp30 ribu per hari, Ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya.

"Pengasilan per hari Rp30 ribu. Dari situ, untuk biaya makan dan anak sekolah," kata Samirah.

Meski hidup pas-pasan dan harus merawat suami yang lumpuh, namun Samirah tetap semangat mencari nafkah untuk keluarganya.

"Kalau dibilang tak cukup, tentu pasti. Tapi, saya harus bersyukur atas rezeki diberikan oleh Allah SWT. Sudah lama ingin membeli kursi roda untuk suami, tetapi tak punya biaya," ujarnya.

(mdk/far)