Megawati Soekarnoputri

Surat pemecatan dibacakan di hadapan seluruh jajaran PDI Perjuangan se-Indonesia pada Senin (16/12)

Selain Jokowi, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution juga dipecat dari keanggotaannya di PDIP.

Hal ini terus menimbulkan pertanyaan hingaa dugaan keterlibatan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Golkar tidak memusuhi Megawati. Justru undangan yang diberikan adalah tanda sayang.

Sentilan keras Ketua Umum PDI Perjuangan ini disampaikannya saat menghadiri acara peluncuran buku.

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kaget diundang Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia ke HUT Golkar

Menurut Megawati, anggaran makan bergizi gratis Rp10.000 per porsi terlalu kecil.

Dia mengaku selalu mengingatkan anak buahnya di PDIP untuk turun mencari orang miskin.

Ahok divonis dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama pada 9 Mei 2017.

Megawati mengaku diperiksa di gedung bundar Kejagung.

Alwin yang kini berstatus tersangka judi online Pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) itu diduga sebagai keluarga Presiden RI ke-5, Megawati.

Hal itu menjawab pertanyaan wartawan terkait isu yang beredar di sosial media mengenai penangkapan terhadap AJ

Hasto menjelaskan PDIP menjadi partai yang paham arti kesetiaan.

Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara melihat ada kesan menghilangkan dukungan dari PDIP dan sosok Megawati Soekarnoputri.

Megawati kemudian memberikan bukti dan menjelaskan, bagi alat negara yang berbuat curang akan dipidana.

Dia juga mengingatkan pilkada harus menjadi momentum untuk memilih pemimpin terbaik

Megawati pun menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 136/PUU-XXII Tahun 2024 melalui Revisi Pasal 188 Undang-Undang No. 1 Tahun 2018.

Presiden Prabowo Subianto direncanakan untuk bertemu Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Tiga pekan jelang pencoblosan Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil menemui Prabowo dan Jokowi dalam kesempatan terpisah, tetapi dalam waktu berdekatan.

Cerita itu disampaikan Guntur Soekarnoputra dalam buku berjudul 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme'.