5 Hujan Meteor akan Terjadi pada Desember 2024
Ketika melintasi jalur tersebut, sisa-sisa dari komet atau asteroid akan tertarik oleh gaya gravitasi dan masuk ke atmosfer Bumi.
Desember 2024 akan menjadi bulan yang menarik dengan kehadiran lima hujan meteor yang menghiasi langit. Fenomena ini terjadi saat Bumi melintasi jalur yang pernah dilalui oleh komet atau asteroid. Ketika Bumi melewati lintasan tersebut, puing-puing yang ditinggalkan oleh komet atau asteroid akan tertarik oleh gaya gravitasi dan memasuki atmosfer Bumi.
Proses ini mengubah puing-puing tersebut menjadi meteor. Meteor-meteor yang muncul dengan variasi warna dan kecepatan menciptakan pertunjukan langit yang dikenal sebagai hujan meteor. Berdasarkan informasi dari laman In-The-Sky pada Rabu (04/12), berikut adalah daftar hujan meteor Desember 2024.
-
Apa nama hujan meteor yang terjadi di bulan Agustus 2023? Hujan meteor perseid akan mencapai puncaknya pada pukul 11.00 WIB tanggal 13 Agustus 2023.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa. Jika Anda melihat bintang-bintang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, ini yang dinamakan dengan hujan meteor, atau yang sering disebut dengan bintang jatuh.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Dimana hujan meteor terjadi? Saat Bumi mengorbit mengelilingi Matahari, meteor sering melewati puing-puing yang tersisa dari disintegrasi komet.
-
Kapan puncak hujan meteor Perseid 2023? Hujan meteor perseid akan mencapai puncaknya pada pukul 11.00 WIB tanggal 13 Agustus 2023.
-
Bagaimana proses terjadinya hujan meteor? Hujan meteor sendiri merupakan fenomena yang terjadi ketika Bumi melintasi orbit dari komet atau asteroid dan menabrak partikel-partikel kecil yang ditinggalkan oleh objek tersebut.
Yang pertama adalah Hujan Meteor Pheonicid, yang akan berlangsung dari 28 November hingga 9 Desember 2024. Puncak dari hujan meteor ini diperkirakan terjadi pada 2 Desember 2024, di mana dapat diproduksi hingga 12 meteor per jam. Hujan meteor ini berasal dari komet D/1819W1 (Blanpain), yang diyakini telah hancur di luar angkasa. Komet Blanpain termasuk dalam kategori komet periode pendek dengan periode orbit 5,2 tahun. Hujan meteor ini akan terlihat dari arah konstelasi Phoenix.
Hujan meteor Puppid-Velid adalah fenomena alam yang menarik perhatian
Hujan meteor Puppid-Velid akan berlangsung dari tanggal 4 hingga 17 Desember 2024, dengan puncak aktivitas yang diperkirakan terjadi pada 6 Desember. Pada saat mencapai puncaknya, hujan meteor ini diprediksi dapat menghasilkan antara 7 hingga 10 meteor setiap jam. Seperti halnya hujan meteor lainnya, Puppid-Velid berasal dari sisa-sisa komet atau meteor yang tersisa di luar angkasa. Namun, asal usul dari hujan meteor ini, yaitu induk komet atau asteroidnya, masih menjadi misteri.
Hujan meteor Geminid adalah salah satu fenomena hujan meteor terbesar yang akan menghiasi langit pada akhir tahun 2024. Hujan meteor ini sering disebut sebagai "raja hujan meteor" karena keindahan dan intensitasnya yang luar biasa.
Berdasarkan informasi dari laman NASA pada Rabu (04/12/2024), hujan meteor Geminid dapat dilihat di langit mulai dari 4 hingga 20 Desember 2024, dengan puncak aktivitas yang diperkirakan terjadi antara 13 hingga 15 Desember 2024.
Sumber dari hujan meteor Geminid adalah puing-puing yang ditinggalkan oleh asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Asteroid ini termasuk dalam kelompok Asteroid Apollo, yaitu kelompok asteroid objek dekat Bumi (NEO) yang memiliki orbit melintasi Bumi.
Orbit 3200 Phaethon memiliki periode revolusi sekitar 524 hari atau setara dengan 1,43 tahun, dengan karakteristik orbit yang sangat lonjong dan kemiringan sekitar 22 derajat terhadap ekliptika.
Hujan meteor Comae Berenicid merupakan fenomena langit yang menarik perhatian
Hujan meteor Comae Berenicid merupakan salah satu hujan meteor minor yang akan menghiasi langit antara tanggal 12 hingga 23 Desember 2024. Puncak aktivitas dari hujan meteor ini diperkirakan akan terjadi pada dini hari tanggal 16 Desember 2024. Pada saat itu, meteor-meteor akan terlihat muncul dari arah konstelasi Leo, khususnya di dekat rasi bintang Coma Berenices.
Konstelasi ini akan terlihat lebih jelas di belahan bumi utara, namun pengamat di belahan bumi selatan juga masih memiliki kesempatan untuk menyaksikannya, terutama jika berada di lokasi yang memiliki langit gelap dan bebas dari polusi cahaya. Hujan meteor ini diperkirakan hanya menghasilkan sekitar 3 meteor per jam pada puncaknya.
Meskipun demikian, hingga kini, asal usul hujan meteor Comae Berenicid masih menjadi sebuah misteri. Para astronom belum menemukan hubungan yang jelas dengan komet atau asteroid tertentu yang dapat menjadi sumber dari pecahan meteoroid ini.
Hujan meteor Ursid adalah fenomena tahunan yang aktif antara tanggal 17 hingga 26 Desember. Puncak dari hujan meteor ini biasanya terjadi pada tanggal 22 Desember. Meskipun Ursid tidak sepopuler Geminid, hujan meteor ini termasuk dalam kategori hujan meteor minor.
Mengutip dari Space pada Rabu (04/12/2024), Ursid hanya mampu memproduksi antara 5 hingga 10 meteor per jam. Meteor ini akan terlihat muncul dari arah konstelasi Ursa Minor. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 03.49 hingga 05.11 WIB. Hujan meteor Ursid berasal dari sisa-sisa puing komet 8P/Tuttle, yang merupakan komet periode pendek dengan orbit mengelilingi Matahari setiap 13,5 tahun sekali.