5 Tips Deteksi Hoaks di Media Sosial, Sudah Tahu?
Merdeka.com - Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dengan melakukan cek fakta terlebih dahulu, seseorang bisa terhindar dari misinformasi, hoaks, serta kebohongan yang muncul di media sosial.
Dalam laporan terbaru yang didukung Google News Initiative, peneliti Ethan Porter, Thomas Wood, dan Yamil Velez menemukan bahwa koreksi dalam bentuk cek fakta dapat mengurangi efek misinformasi pada kepercayaan masyarakat seputar vaksin Covid-19.
Namun demikian, cek fakta bukan untuk kalangan profesional semata. Setiap hari, orang mencari sumber untuk mengonfirmasi atau menyangkal informasi yang mereka ragukan.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran informasi? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Bagaimana cara mengetahui kebenaran informasi? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Bagaimana cara cek fakta informasi itu? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selama 12 bulan terakhir, Penelusuran frasa "is it true that…" ('apakah benar...') di Google lebih tinggi dari "how to make bread…" ('cara membuat roti').
Itu sangat menarik, mengingat penelusuran cara membuat roti sourdough sendiri di rumah juga naik signifikan tahun lalu. Penelusuran untuk "apakah benar..." mencapai titik tertinggi sepanjang masa di seluruh dunia pada Oktober 2020.
Dalam menyambut Hari Cek Fakta Internasional pada 2 April, berikut lima tips sederhana untuk membantu Anda mengenali misinformasi di internet dengan lebih baik.
1. Cari Tahu Sumbernya
Pernahkah Anda menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang sama sekali belum pernah Anda dengar? Pertama, cek apakah sumbernya itu valid.
Setelah mencari sumbernya, Anda bisa mengetuk ikon menu yang ada di samping sumber untuk mempelajari hasilnya lebih lanjut (saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris di Amerika Serikat).
Jika hasilnya diklik, Anda bisa melihat informasi mengenai situs tersebut di bagian "About this result" (Tentang hasil ini), tetapi sebaiknya cari lagi informasi di tempat lain.
Anda bisa mencari informasi lebih lanjut tentang suatu situs dengan meminta Google untuk menghapus hasil penelusuran dari domain yang bersangkutan.
Misalnya, jika Anda ingin mencari informasi tentang YouTube dari situs lain, Anda bisa meminta Google untuk menghapus hasil penelusuran dari domain youtube.com.
2. Cek Gambar
Satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya.
Anda bisa menelusurinya dengan menggunakan gambar. Caranya klik kanan pada gambar atau foto, lalu pilih “Telusuri gambar ini di Google".
Anda juga bisa melakukannya di smartphone dengan menyentuh lama gambar tersebut. Tindakan ini akan menelusuri gambar dan memeriksa apakah gambar tersebut pernah muncul di internet dan dalam konteks apa, sehingga Anda bisa tahu jika makna gambar telah diubah dari aslinya.
3. Lihat Liputan Berita
Jangan terpaku pada satu sumber saja. Lihat bagaimana (dan apakah) situs berita lainnya juga mewartakan peristiwa yang sama sehingga Anda bisa tahu gambaran besarnya.
Beralihlah ke mode berita atau telusuri suatu topik di news.google.com. Pastikan untuk mengklik "Liputan Lengkap" jika opsi ini tersedia.
4. Tanyakan Pengecek Fakta
Pengecek fakta mungkin sudah pernah membahas cerita aneh yang Anda dapatkan dari orang lain atau grup chat, sehingga Anda bisa tahu kebenarannya.
Coba periksa topik mencurigakan di Fact Check Explorer yang mengumpulkan lebih dari 100.000 verifikasi informasi dari penerbit berita kredibel di seluruh dunia, atau cekfakta.com yang merupakan kolaborasi 24 redaksi berita Indonesia yang dibentuk pada 2018.
5. Verifikasi Lokasi
Cerita bohong tentang peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dapat cepat menyebar karena kurangnya pemahaman kita tentang lokasinya.
Jika Anda ingin tahu apakah sebuah foto benar-benar diambil dari lokasi yang diklaim, coba periksa di Google Earth atau lihat Street View lokasinya di Google Maps.
Anggap saja seorang teman mengirimi Anda artikel bahwa ada Bigfoot terlihat sedang berjalan-jalan di Menara Eiffel di Paris, Prancis.
Untuk mengecek kebenarannya, Anda bisa menelusuri Menara Eiffel di Street View untuk memastikan kalau tidak ada topi koboi merah besar di puncak menara (seperti yang ada di Paris, Texas). Kalau bagian itu saja sudah tidak benar, bisa jadi isi artikelnya juga mencurigakan.
Sumber: Liputan6.comReporter: Iskandar
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memverifikasi keaslian informasi sebelum menerimanya sebagai kebenaran.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca Selengkapnya