7 Eksperimen dan Modifikasi Genetika Canggih dari Ilmuwan China
Merdeka.com - China adalah negara yang maju dari sisi teknologi. Tak hanya memproduksi hampir seluruh hardware elektronik yang ada di dunia, di dunia sains China juga terdepan.
Terbukti dari deretan studi yang dihelat ilmuwan China, terutama soal genetika.
Dalam hal ini, ilmuwan China terdepan karena berani mendobrak hal-hal kontroversial seperti reproduksi dan juga penyuntingan gen manusia.
-
Teknologi apa yang dikuasai China? China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute. Bidang itu meliputi baterai listrik, hipersonik, dan komunikasi frekuensi radio canggih seperti 5G dan 6G.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
-
Bagaimana China mencapai dominasi teknologi? “Mereka membangun keunggulan yang terkadang menakjubkan dalam penelitian dan berdampak tinggi di sebagian besar domain teknologi kritis dan yang sedang berkembang,“
-
Apa yang dicapai oleh ilmuwan China? Dilaporkan seorang ilmuwan Cina telah berhasil menciptakan magnet resistif terkuat di dunia, yang menghasilkan medan magnet stabil sebesar 42,02 Tesla.
-
Kapan China dominasi teknologi? Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/7), China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute.
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
Nah, berikut deretan eksperimen dan modifikasi genetik revolusioner yang dilakukan ilmuwan China yang dilansir dari Listverse. Berikut ulasannya.
Studi Genetik Terbesar
Sebuah perusahaan bernama Genome yang berbasis di Shenzhen diberi akses oleh Pemerintah China untuk memanfaatkan database dari tujuh juta wanita China yang sedang hamil. Akhirnya, Genome membuat eksperimen genetika soal Down Syndrome, berdasar sampel dari database tersebut.
Akhirnya, eksperimen ini jadi eksperimen genetika terbesar sepanjang sejarah.
Hasil dari penelitian ini berupa penemuan soal ras yang makin minoritas di China, memiliki gen yang makin beragam.
Anjing Berotot
Para ilmuwan asal China mencoba memodifikasi gen dari anjing jenis beagle untuk jadi lebih kuat, lebih cepat pergerakannya, dan memiliki massa otot yang lebih banyak ketimbang anjing beagle biasa. Menurut para ilmuwan tersebut, anjing-anjing ini akan jadi anjing pemburu yang baik dan bisa dimanfaatkan oleh kepolisian dan militer.
Para ilmuwan melakukan percobaan ini dengan membuang gen myostatin, dan hal ini berhasil terjadi di beberapa jenis anjing seperti Whippet. Awalnya, percobaan ini dilakukan untuk meneliti berbagai penyakit anjing yang mirip dengan manusia, dan mencoba menumpasnya untuk diterapkan di manusia. Namun, percobaan ini akhirnya justru mendatangkan menfaat lain.
Laba-Laba Sutera
Penghasil sutera ternyata tak hanya ulat. Laba-laba spesies tertentu pun bisa, karena seperti kita tahu ia mampu memproduksi jaring.
Bahkan, jaring laba-laba untuk sutera sangat kuat sehingga bisa jadi bahan untuk memperkuat rompi anti-peluru. Selain itu, sutera laba-laba juga berguna di bidang kesehatan karena bisa menyembuhkan rusaknya saraf.
Masalahnya, laba-laba tidak bisa diternakkan dan sering bertarung sesamanya ketika teritorinya diganggu. Terlebih lagi, laba-laba juga mempraktikkan kanibalisme sehingga tak bisa diternakkan.
Akhirnya, ilmuwan China mengganti kode genetik ulat sutera dengan laba-laba agar hasil suteranya lebih baik. Hal ini berhasil dengan baik, dan akhirnya menghasilkan sutera dengan kualitas lebih baik dengan 35,2 persen merupakan jaring laba-laba.
Monyet Kloning
Di akhir 2017 lalu, dua ekor kera macaques lahir di laboratorium Shanghai. Dua kera ini lahir dengan jeda dua minggu, namun keduanya merupakan kembar identik.
Zhing Zhong dan Hua Hua, nama kedua monyet ini, dikloning menggunakan teknik SCNT atau Somatic Cell Nuclear Transfer. Ini adalah teknik yang sama yang digunakan untuk mengkloning domba Dolly beberapa dekade lalu.
Meskipun dinyatakan berhasil, hal ini mendapat kritikan keras karena menyenggol etika kemanusiaan mengingat kloningan primata sudah sangat dekat dengan manusia. Meski demikian, tujuan kloning ini adalah untuk mencari cara mendeteksi dan mencegah penyakit berbasis gen seperti kanker.
Embrio Anti HIV
Sementara banyak sekali negara yang tidak mengizinkan praktik penyuntingan genetika oleh para ilmuwan, China adalah yang dari awal menjalankannya. Bahkan, China bereksperimen untuk mengembangkan embrio yang anti HIV. Seperti yang kita tahu, salah satu media tular HIV adalah ibu ke janin.
Beroperasi dengan standar yang super tinggi, para ilmuwan China melakukan eksperimen ini dengan memanfaatkan 26 sel telur yang telah dibuahi. Sel telur ini lalu dimutasi genetik dengan CRISPR.
Hasilnya, terdapat 4 sel telur yang berhasil kebal HIV. Meski demikian, masih terlalu banyak yang gagal dan masih berisiko untuk diaplikasikan ke manusia.
Robot Penghancur Kanker
Sudah lama para ilmuwan bermimpi untuk menciptakan nanobot yang beredar di pembuluh darah untuk menghentikan kanker. Namun akhirnya ilmuwan China-lah yang bisa mewujudkannya.
Dibuatnya nanobot ini didasarkan pada konsep bahwa tumor akan hidup dan tumbuh pada tubuh seseorang jika 'diberi makan' oleh pembuluh darah.
Akhirnya, ilmuwan membuat robot dengan basis sebuah molekul DNA dari virus bernama Phage yang dapat menggumpalkan enzim thrombin, enzim yang dihasilkan tumor untuk dapat 'makan' dan membesar.
Uji coba dalam tubuh tikus berhasil, di mana nanobot dilepas dan enzim thrombin membeku dan tumor kelaparan. Bahkan, ada beberapa yang hasilnya sangat efektif, di mana tumor langsung lenyap dan harapan hidupnya meninggi.
Tikus Lahir Tanpa Ayah
Tahun ini para ilmuwan China berhasil meraih prestasi terkait kloning, karena setelah sukses menghasilkan 29 anak anjing dari dua ibu tanpa jantan, sekarang tikus.
Ternyata, ketika mamalia mengalami konsepsi, ada sekitar 100 gen di mana hanya gen dari betina atau jantan yang diaktifkan. Kedua jenis kelamin diperlukan untuk mengaktifkan semua gennya. Nantinya akan menghasilkan buah berupa jantan bila mencakup yang tidak diaktifkan oleh gen betina, dan sebaliknya.
Dengan sedikit modifikasi genetika, ada gen sel induk yang disunting sehingga sel telur tikus betina bisa disuntikkan ke tikus betina kedua. Pembuahan akhirnya terjadi dan bayi tumbuh sehat.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaChina pemimpin paten teknologi AI di dunia. AS ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaEkonomi AS tidak terlalu bergantung pada sektor manufaktur saat ini.
Baca SelengkapnyaSektor ini semakin disebut-sebut sebagai pendorong pertumbuhan baru bagi ekonomi China.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaBarangkali ini adalah kecepatan internet paling cepat di dunia saat ini. Konon kecepatan internet China 10 kali lebih cepat dari negara lain.
Baca SelengkapnyaAlat ini diklaim dapat membuat musuh di medan perang "tidak punya tempat untuk sembunyi".
Baca SelengkapnyaBerikut perusahaan-perusahaan di dunia yang paling banyak punya paten AI.
Baca SelengkapnyaAlbert Einstein dan Nikola Tesla, bukan salah satu dari 5 orang ilmuwan yang memiliki banyak paten.
Baca SelengkapnyaPencapaian ini dianggap sebagai terobosan besar bagi ilmuwan China.
Baca SelengkapnyaIni merupakan terobosan pertama dalam bidang biokomputasi.
Baca Selengkapnya