Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aksara Kawi Masuk Unicode, PANDI: Digitalisasi Aksara Nusantara Semakin Banyak

Aksara Kawi Masuk Unicode, PANDI: Digitalisasi Aksara Nusantara Semakin Banyak aksara Kawi didaftarkan ke Unicode. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengajuan aksara Kawi ke Unicode untuk digitisasi aksara ke dalam bentuk digital menemukan titik terang. Karena Unicode menerima secara resmi proposal aksara Kawi yang diajukan oleh pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansyah, akhir bulan lalu.

Jadi tinggal selangkah lagi aksara Kawi tersedia di rilis terbaru Unicode.

Sebagai informasi, Unicode adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten. Berkaitan dengan aksara, nantinya seluruh aksara nusantara bisa diakses di perangkat pintar, seperti smartphone dan komputer/laptop seperti aksara latin.

Menurut Aditya Bayu Perdana, setelah dokumen lengkap proposal Kawi diterima oleh Unicode, maka tinggal menunggu disahkan. Jika tidak ada halangan, maka tidak lama lagi code point aksara Kawi akan bisa digunakan pada platform digital di seluruh dunia.

“Semoga Unicode mengetuk palu untuk mengesahkan aksara Kawi. Kita tunggu saja rilis Unicode terbaru berikutnya,” kata Adit optimistis dalam keterangan resminya, Senin (12/10).

Upaya pengajuan aksara Kawi ke Unicode merupakan bentuk dukungan Adit dan Ilham pada Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) yang memiliki program bertajuk Merajut Nusantara, dengan melakukan digitalisasi aksara-aksara daerah.

Chika Hayuningtyas, staf pelaksana PANDI pada kegiatan digitalisasi aksara nusantara, menyambut baik apa yang dilakukan oleh Adit dan Ilham.

"Kami sangat menghargai upaya komunitas yang mendukung kegiatan digitalisasi aksara yg digagas oleh PANDI. Sebagai salah satu bentuk komitmennya adalah sejak Oktober tahun ini, PANDI terdaftar sebagai salah satu anggota Unicode, agar bisa lebih mudah memfasilitasi komunitas pegiat aksara di Indonesia yang ingin menjalin komunikasi dengan Unicode kelak," ujar Chika.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai aksara nusantara, bisa menghubungi Chika di 0814 1323 8094 atau lewat email di chika@pandi.id.

Cerita Aksara Kawi ke Unicode

logo pandi

©2020 Merdeka.com

Ilham Nurwansyah, mewakili tim penyusun proposal Kawi, mengatakan pengajuan proposal aksara Kawi dilakukan sebagai salah satu upaya mendigitisasikan aksara daerah di Indonesia.

“Masih banyak aksara daerah Indonesia yang belum terdaftar di Unicode, maka kami akan terus berupaya mendorong aksara-aksara daerah itu agar bisa terdaftar di Unicode. Kemarin kami mengajukan aksara Kawi, untuk aksara lainnya menyusul setelahnya,” ujarnya. 

Menurut staf Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia (DREAMSEA) PPIM UIN Jakarta ini, dalam pengajuan aksara ke Unicode diperlukan pemahaman dalam hal spesifikasi teknis aksara. Selain kemampuan membaca dan menulis, juga harus memiliki kemampuan memahami spesifikasi teknis aksara yang akan diajukan untuk platform digital.

"Ssehingga memerlukan waktu cukup lama untuk menyusun sebuah proposal. Belum lagi, harus mengikuti uji kelayakan proposal yang diajukan di hadapan tim Unicode secara langsung,” ujarnya. .

Di sisi lain, Adit mengungkapkan proposal preliminary (pendahuluan) pernah diajukan pada 2012 oleh seorang penulis asing. Namun, belum ada yang melanjutkan hingga kini sehingga yang dilakukan saat ini melanjutkan dari yang dikerjakan sebelumnya. Dalam penyusunan proposal aksara Kawi, Adit mengaku mengalami beberapa kendala cukup berarti bagi tim.

“Setiap huruf dan simbol individu dalam aksara perlu diberi contoh dan diberi asal-usul, ini gambar aksara dapat dari prasasti mana, sekarang disimpan di mana, dan lainnya. Salah satu yang membuat aksara Kawi sulit adalah masa penggunaannya yang panjang,” ungkapnya.

Selama 800 tahun pemakaian, aksara Kawi memiliki berbagai macam variasi langgam dan ortografi. Varian yang banyak ini perlu dijabarkan dalam proposal, ditambah pula kesulitan mendapat referensinya yang sering kali tersebar. Sehingga perlu mengumpulkan potongan-potongan informasi dari berbagai sumber agar dokumentasi Kawi yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan.

Penyusunan proposal aksara Kawi yang lebih lengkap untuk Unicode mulai dilakukan Adit dan Ilham sejak Juli 2020. Prosesnya melalui dua kali 'persidangan', yaitu pada pertengahan Agustus dan September tahun ini.

“Pembahasan teknis proposal dilakukan secara langsung dan terbatas bersama tim kecil Unicode melalui konferensi video. Dua kali kami harus disidang jam 5 pagi, menyesuaikan dengan jadwal meeting Unicode, yang para panelisnya tersebar di berbagai negara,” tambah Ilham. (mdk/sya)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Sedang Persiapkan Aksara Digital Hadir di Perangkat Seluler
Pemerintah Sedang Persiapkan Aksara Digital Hadir di Perangkat Seluler

Kemenkominfo RI sedang menyiapkan beberapa rencana bagi aksara nusantara yang mendapat pengesahan SNI bersama para pegiat aksara.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO: Kebanggaan Bagi Kita
Jokowi soal Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO: Kebanggaan Bagi Kita

Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO.

Baca Selengkapnya
Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui
Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui

Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.

Baca Selengkapnya
Pengguna Domain .ID Tembus 1 Juta
Pengguna Domain .ID Tembus 1 Juta

Dari angka 1 juta itu, terdapat 5 domain yang menjadi favorit masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Naskah Merapi-Merbabu,  Ternyata Beda dengan Naskah Jawa
Menguak Sejarah Naskah Merapi-Merbabu, Ternyata Beda dengan Naskah Jawa

Keberadaan naskah itu membuktikan bahwa dulu di lereng Merapi-Merbabu terdapat komunitas sastrawan yang besar

Baca Selengkapnya
Ini Kunci Sukses Transaksi Digital Agar Merata di RI, Kadin dan Perusahaan Teknologi Setuju
Ini Kunci Sukses Transaksi Digital Agar Merata di RI, Kadin dan Perusahaan Teknologi Setuju

Kadin mengakui perkembangan QRIS yang begitu pesat, masih ada beberapa catatan yang jadi perhatian serius.

Baca Selengkapnya
Apindo Jakarta Akui Transaksi Digital Perlu Ditingkatkan, Ini Keunggulan dan Kelemahannya
Apindo Jakarta Akui Transaksi Digital Perlu Ditingkatkan, Ini Keunggulan dan Kelemahannya

Nurjaman mengatakan, transaksi digital akan menghemat waktu dan mengurangi kebutuhan untuk mengunjungi bank atau tempat fisik lainnya.

Baca Selengkapnya
Kongres ke-7 Diaspora Indonesia, Siapkan 'Nation Branding' Dukung Proyek IKN
Kongres ke-7 Diaspora Indonesia, Siapkan 'Nation Branding' Dukung Proyek IKN

Ali berharap IKN nantinya akan menjadi sebuah acuan kemajuan sains dan teknologi untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ada Suku di Indonesia Sehari-hari Menulis Pakai Aksara Korea
Ternyata Ada Suku di Indonesia Sehari-hari Menulis Pakai Aksara Korea

Di Indonesia, ada suku yang menggunakan aksara Korea (Hangeul) dalam penulisannya, yakni suku Cia-cia.

Baca Selengkapnya
Bahasa Indonesia Wajib Digunakan di Ruang Publik IKN Nusantara
Bahasa Indonesia Wajib Digunakan di Ruang Publik IKN Nusantara

Semakin masifnya pembangunan di IKN, masih banyak papan informasi maupun tulisan di ruang publik yang lebih menonjolkan bahasa asing.

Baca Selengkapnya
Setelah Reog Ponorogo, UNESCO Akui Kebaya Sebaga Warisan Budaya Dunia Takbenda
Setelah Reog Ponorogo, UNESCO Akui Kebaya Sebaga Warisan Budaya Dunia Takbenda

Kebaya, yang diakui sebagai warisan budaya dunia takbenda, diajukan oleh Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Baca Selengkapnya
Apdesi Minta Pemerintah Percepat Digitalisasi Transaksi Keuangan di Desa
Apdesi Minta Pemerintah Percepat Digitalisasi Transaksi Keuangan di Desa

Nilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28 persen

Baca Selengkapnya