Aksara Kawi Masuk Unicode, PANDI: Digitalisasi Aksara Nusantara Semakin Banyak
Merdeka.com - Pengajuan aksara Kawi ke Unicode untuk digitisasi aksara ke dalam bentuk digital menemukan titik terang. Karena Unicode menerima secara resmi proposal aksara Kawi yang diajukan oleh pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansyah, akhir bulan lalu.
Jadi tinggal selangkah lagi aksara Kawi tersedia di rilis terbaru Unicode.
Sebagai informasi, Unicode adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten. Berkaitan dengan aksara, nantinya seluruh aksara nusantara bisa diakses di perangkat pintar, seperti smartphone dan komputer/laptop seperti aksara latin.
-
Kapan Hari Aksara Internasional dirayakan? Hari Aksara Internasional, yang diperingati setiap 8 September, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya literasi dan pendidikan.
-
Siapa yang menetapkan Hari Aksara Internasional? Ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1965, hari ini dirayakan untuk mengenali dan menghargai pencapaian dalam upaya mengurangi buta huruf di seluruh dunia.
-
Bagaimana Aksara Vai berevolusi? Dengan menerapkan alat komputasi untuk mengukur kompleksitas visual, mereka menemukan huruf-huruf tersebut menjadi lebih sederhana secara visual dari tahun ke tahun.
-
Kenapa Hari Aksara Internasional penting? Peringatan Hari Aksara Internasional tidak hanya tentang merayakan kemajuan yang telah dicapai, tetapi juga tentang mendorong aksi lebih lanjut untuk mengatasi tantangan yang masih ada.
-
Bagaimana kita bisa merayakan Hari Aksara Internasional? Masyarakat di seluruh dunia diundang untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan literasi, mulai dari program pendidikan hingga kampanye kesadaran.
-
Siapa yang menemukan alfabet tersebut? 'Di luar gambar tersebut, ketika saya melihat ke plakat tersebut, saya melihat bahwa di salah satu sisinya, sepertinya ada tanda Paleo-Hispanik; sebuah tanda yang tidak dapat disamakan dengan tanda lainnya,' katanya dalam sebuah pernyataan.
Menurut Aditya Bayu Perdana, setelah dokumen lengkap proposal Kawi diterima oleh Unicode, maka tinggal menunggu disahkan. Jika tidak ada halangan, maka tidak lama lagi code point aksara Kawi akan bisa digunakan pada platform digital di seluruh dunia.
“Semoga Unicode mengetuk palu untuk mengesahkan aksara Kawi. Kita tunggu saja rilis Unicode terbaru berikutnya,” kata Adit optimistis dalam keterangan resminya, Senin (12/10).
Upaya pengajuan aksara Kawi ke Unicode merupakan bentuk dukungan Adit dan Ilham pada Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) yang memiliki program bertajuk Merajut Nusantara, dengan melakukan digitalisasi aksara-aksara daerah.
Chika Hayuningtyas, staf pelaksana PANDI pada kegiatan digitalisasi aksara nusantara, menyambut baik apa yang dilakukan oleh Adit dan Ilham.
"Kami sangat menghargai upaya komunitas yang mendukung kegiatan digitalisasi aksara yg digagas oleh PANDI. Sebagai salah satu bentuk komitmennya adalah sejak Oktober tahun ini, PANDI terdaftar sebagai salah satu anggota Unicode, agar bisa lebih mudah memfasilitasi komunitas pegiat aksara di Indonesia yang ingin menjalin komunikasi dengan Unicode kelak," ujar Chika.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai aksara nusantara, bisa menghubungi Chika di 0814 1323 8094 atau lewat email di chika@pandi.id.
Cerita Aksara Kawi ke Unicode
©2020 Merdeka.com
Ilham Nurwansyah, mewakili tim penyusun proposal Kawi, mengatakan pengajuan proposal aksara Kawi dilakukan sebagai salah satu upaya mendigitisasikan aksara daerah di Indonesia.
“Masih banyak aksara daerah Indonesia yang belum terdaftar di Unicode, maka kami akan terus berupaya mendorong aksara-aksara daerah itu agar bisa terdaftar di Unicode. Kemarin kami mengajukan aksara Kawi, untuk aksara lainnya menyusul setelahnya,” ujarnya.
Menurut staf Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia (DREAMSEA) PPIM UIN Jakarta ini, dalam pengajuan aksara ke Unicode diperlukan pemahaman dalam hal spesifikasi teknis aksara. Selain kemampuan membaca dan menulis, juga harus memiliki kemampuan memahami spesifikasi teknis aksara yang akan diajukan untuk platform digital.
"Ssehingga memerlukan waktu cukup lama untuk menyusun sebuah proposal. Belum lagi, harus mengikuti uji kelayakan proposal yang diajukan di hadapan tim Unicode secara langsung,” ujarnya. .
Di sisi lain, Adit mengungkapkan proposal preliminary (pendahuluan) pernah diajukan pada 2012 oleh seorang penulis asing. Namun, belum ada yang melanjutkan hingga kini sehingga yang dilakukan saat ini melanjutkan dari yang dikerjakan sebelumnya. Dalam penyusunan proposal aksara Kawi, Adit mengaku mengalami beberapa kendala cukup berarti bagi tim.
“Setiap huruf dan simbol individu dalam aksara perlu diberi contoh dan diberi asal-usul, ini gambar aksara dapat dari prasasti mana, sekarang disimpan di mana, dan lainnya. Salah satu yang membuat aksara Kawi sulit adalah masa penggunaannya yang panjang,” ungkapnya.
Selama 800 tahun pemakaian, aksara Kawi memiliki berbagai macam variasi langgam dan ortografi. Varian yang banyak ini perlu dijabarkan dalam proposal, ditambah pula kesulitan mendapat referensinya yang sering kali tersebar. Sehingga perlu mengumpulkan potongan-potongan informasi dari berbagai sumber agar dokumentasi Kawi yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusunan proposal aksara Kawi yang lebih lengkap untuk Unicode mulai dilakukan Adit dan Ilham sejak Juli 2020. Prosesnya melalui dua kali 'persidangan', yaitu pada pertengahan Agustus dan September tahun ini.
“Pembahasan teknis proposal dilakukan secara langsung dan terbatas bersama tim kecil Unicode melalui konferensi video. Dua kali kami harus disidang jam 5 pagi, menyesuaikan dengan jadwal meeting Unicode, yang para panelisnya tersebar di berbagai negara,” tambah Ilham. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkominfo RI sedang menyiapkan beberapa rencana bagi aksara nusantara yang mendapat pengesahan SNI bersama para pegiat aksara.
Baca SelengkapnyaBahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO.
Baca SelengkapnyaAksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.
Baca SelengkapnyaKeberadaan naskah itu membuktikan bahwa dulu di lereng Merapi-Merbabu terdapat komunitas sastrawan yang besar
Baca SelengkapnyaKadin mengakui perkembangan QRIS yang begitu pesat, masih ada beberapa catatan yang jadi perhatian serius.
Baca SelengkapnyaNurjaman mengatakan, transaksi digital akan menghemat waktu dan mengurangi kebutuhan untuk mengunjungi bank atau tempat fisik lainnya.
Baca SelengkapnyaAli berharap IKN nantinya akan menjadi sebuah acuan kemajuan sains dan teknologi untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSemakin masifnya pembangunan di IKN, masih banyak papan informasi maupun tulisan di ruang publik yang lebih menonjolkan bahasa asing.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28 persen
Baca SelengkapnyaAksara Paku Berusia 2500 Tahun Diterjemahkan Menggunakan AI, Ini Hasilnya
Baca SelengkapnyaMPP Digital Banyuwangi diaplikasikan ke MPP Digital Nasional yang merupakan pelayanan publik berbasis elektronik.
Baca SelengkapnyaPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sebagai registri nama domain tingkat tinggi Indonesia (.id), berikan harga spesial domain .id pada akhir tahun.
Baca Selengkapnya