Alex Rusli: Pelanggan semu telekomunikasi capai 30 persen

Merdeka.com - Industri telekomunikasi, terutama di Indonesia, boleh dibilang sangat seksi. Pasar yang besar, dengan jumlah penduduk hampir 280 juta orang merupakan pasar yang sangat menjanjikan, apalagi dengan pertumbuhan setiap tahun rata-rata 20 persen, baik dari sisi jumlah pelanggan maupun nilai bisnisnya.

Gemerlapnya industri telekomunikasi juga terlihat dari jumlah pelanggan operator telekomunikasi. Telkomsel yang memegang pangsa pasar 50 persen saja mengklaim mengantongi 130 juta pelanggan hingga akhir tahun ini, sehingga totalnya menjadi sekitar 260 juta pelanggan.

Benarkah itu artinya pelanggan telekomunikasi sudah mencapai titik jenuh? Ternyata tidak sama sekali, bahkan bisa jadi masih cukup jauh untuk menuju jenuh. Hal tersebut berdasarkan prediksi President Director and CEO Indosat Alexander Rusli bahwa industri telekomunikasi banyak dipenuhi pelanggan semu.

"Jumlahnya sangat banyak, bahkan bisa mencapai 30 persen dari total jumlah pelanggan yang resmi dikeluarkan operator," tegasnya kepada merdeka.com, Senin (16/12).

Menurut dia, banyak operator yang memasarkan kartu perdana dengan masa berlaku hingga setengah tahun, bahkan ada yang setahun, padahal mungkin pelanggan tersebut hanya memakai kartu perdana selama sebulan setelah itu ganti kartu perdana lainnya.

"Namun, meski simcard nya saja sudah dibuang oleh pelanggan, pelanggan tersebut masih tercatat sebagai operator yang bersangkutan dan masuk komponen pembagian ARPU. Inilah yang merusak besaran ARPU industri," keluhnya.

Indosat sendiri tak tertarik untuk ikut terjun dalam gimmick marketing seperti itu, termasuk perang tarif, karena tarif saat ini sudah sangat rendah. Alex mengklaim Indosat hanya memberlakukan masa tenggang selama dua bulan untuk pelanggan kartu prabayar.