Anak Buah Elon Musk di Pemerintahan Donald Trump Tiba-tiba Ngamuk Tak Jelas ke PNS, Pencitraan?
Tim DOGE Elon Musk, yang sebagian besar terdiri dari anak muda tanpa pengalaman, dituduh membahayakan keamanan AS dengan perubahan sistem yang kontroversial.

Tim muda yang tergabung dalam Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) bentukan Elon Musk tengah menjadi sorotan. Kelompok yang mayoritas berusia 19 hingga 25 tahun ini dituduh telah mengutak-atik sistem perangkat lunak pemerintah AS tanpa pengawasan memadai. Tindakan mereka memicu kekhawatiran terkait keamanan data negara.
Menurut laporan Washington Post dikutip Futurism, Senin (17/2), salah satu staf DOGE bahkan pernah meluapkan amarahnya dengan memaki para pengembang senior di Kantor Manajemen Personalia (OPM) sebagai "idiot". Insiden tersebut mengingatkan pada gaya kepemimpinan Musk yang dikenal tegas dan kerap kontroversial.
Perubahan Software yang Berisiko
Tim DOGE disebut melakukan perubahan perangkat lunak tanpa prosedur standar. Mereka diduga memasang backdoor dan mengubah sistem penting di berbagai instansi pemerintah, mulai dari Departemen Keuangan AS hingga Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). Langkah ini dianggap berbahaya karena berpotensi membuka celah bagi serangan siber.
"Ini seperti menurunkan pemanah dari benteng saat musuh siap menyerang," ujar seorang mantan pejabat intelijen AS. Ia menegaskan bahwa kondisi ini memperbesar risiko peretasan, khususnya oleh negara-negara seperti Rusia, China, atau Iran.
Minim Pengalaman, Maksimal Risiko
Sebagian besar anggota DOGE hanya memiliki latar belakang pendidikan setingkat SMA. Meski minim pengalaman, mereka mendapat akses ke data sensitif dengan mudah. Hal ini dimungkinkan setelah mantan Presiden Donald Trump menerbitkan perintah eksekutif yang melonggarkan aturan terkait izin akses data pemerintah.
Marcus Hutchins, pakar keamanan siber asal Inggris, memperingatkan bahwa situasi ini sangat berbahaya. "Jika saya adalah seorang peretas dari negara musuh, ini saat yang sempurna untuk menyerang," ujarnya.
Dugaan Aktivitas Ilegal
Beberapa pihak menuding DOGE terlibat dalam aktivitas ilegal terkait akses data. Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai sejauh mana informasi sensitif telah dipindahkan atau disalahgunakan. Staf DOGE diketahui sangat tertutup terkait aktivitas mereka.
"Kemungkinan besar data-data penting sudah disimpan di perangkat keras tanpa enkripsi," kata Hutchins. Ia menambahkan, jika benar terjadi, maka pemerintah AS tengah menghadapi ancaman keamanan serius.
Reaksi Publik dan Otoritas
Publik dan pejabat pemerintah menunjukkan reaksi keras terhadap situasi ini. Banyak yang mendesak investigasi mendalam dan peninjauan ulang terhadap akses yang diberikan pada DOGE. Hingga kini, Musk belum memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini.
Apakah keberanian dan inovasi DOGE justru menjadi bumerang bagi keamanan nasional? Pemerintah AS kini menghadapi dilema: membiarkan eksperimen teknologi ini berlanjut atau segera menghentikannya sebelum terlambat.