Apa yang Elon Musk Harapkan dengan Mendukung Donald Trump Menjadi Presiden? Ini Analisisnya
Elon Musk telah menjadi semakin terlibat dalam perang budaya dan politik konservatif.

Elon Musk, pengusaha teknologi ini bukan orang yang terkenal memedulikan politik selain kepentingannya sendiri. Sikap politik utamanya adalah dia harus bisa melakukan apa pun yang diinginkannya. Dengan mendukung Partai Republik, Musk mengikuti jejak Donald Trump, yang menganggap menggalang dukungan dari pemilih konservatif sebagai cara yang efektif untuk memperkuat kekuasaan.
Mengutip The Verge, Senin (14/10), sikap ini mungkin tampak tidak logis bagi seorang pengusaha yang bergantung pada kontrak pemerintah, namun Musk tampaknya telah menyadari bahwa perang budaya bisa dimanfaatkannya. Misalnya, SpaceX dikenal sering menggugat pemerintah untuk mendapatkan lebih banyak kontrak.
Pada tahun 2005, SpaceX menggugat Boeing dan Lockheed Martin karena dugaan praktik anti-persaingan. Dan pada tahun 2014, Musk menuntut Angkatan Udara AS atas kontrak eksklusif senilai USD11 miliar yang diberikan kepada United Launch Alliance.
Jika diperhatikan, Musk tampaknya menyadari bahwa dengan mendukung Partai Republik, dia bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan, terutama banyak hakim federal saat ini merupakan orang-orang yang diangkat oleh Trump, yang sering mendukung kepentingan konservatif.
Seperti yang terlihat di Texas, pengaruh politik Musk mulai berperan, terutama dalam masalah Twitter dan kasus hukum lainnya. Texas juga menjadi tempat yang ramah bagi dia, di mana jaksa agungnya bahkan meluncurkan penyelidikan yang selaras dengan kepentingan Musk selama akuisisi Twitter. Dalam hal SpaceX, Musk sadar bahwa NASA hanya memiliki sedikit opsi selain dirinya atau Boeing.
Bahkan jika dia terlibat dalam kontroversi, NASA tampaknya enggan mengambil tindakan tegas terhadap Musk. Ini memberi Musk lebih banyak kebebasan untuk bertindak sesuka hati, termasuk dalam isu-isu lingkungan atau keselamatan.
Selain itu, dengan menjadi figur konservatif, Musk bisa menggunakan perang budaya sebagai alasan untuk menyatakan bahwa kritik terhadapnya adalah serangan politik, bukan masalah nyata. Strategi ini juga terlihat dalam caranya menangani perusahaan media sosial, X di mana dia menggiring platform tersebut ke arah politik.
Pada akhirnya, ketika berbicara tentang pandangan politik Elon Musk, yang paling penting adalah satu hal yang dia percayai: uang.