Asal Usul Customer Service Operator Telepon Bersuara Perempuan, Ini Kisah Singkatnya
Cerita ini merupakan sejarah kenapa suara operator telepon selalu kaum hawa.
Cerita ini merupakan sejarah kenapa suara operator telepon selalu kaum hawa.
Asal Usul Customer Service Operator Telepon Bersuara Perempuan, Ini Kisah Singkatnya
Jauh sebelum memasuki era telepon genggam, sistem komunikasi yang dilakukan pada awal tahun 1920-an. Saat itu masih menggunakan telepon manual yang disambungkan melalui saluran nirkabel ke switchboard untuk menghubungkan koneksi. AT&T merupakan perusahaan terbesar di Amerika Serika (AS) yang memonopoli operasi telepon pada tahun 1920- an. Pada saat itu perusahaan AT&T mempekerjakan banyak wanita sebagai operator penghubung telepon manual ke switchboard.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Apa saja jenis suara perempuan? Terdapat tiga jenis suara wanita, yaitu alto, mezzo sopran, dan sopran.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Siapa penemu telepon? Alexander Graham Bell adalah seorang ilmuwan dan penemu yang terkenal sebagai penemu telepon.
-
Bagaimana cara perekrutan buruh wanita? Di Jawa, para agen tenaga kerja ini merekrut para petani miskin dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada mereka dijanjikan upah yang besar, dan wanita-wanita cantik di Tanah Deli. Kelak mereka sadar, jika ini hanya janji manis belaka.
-
Mengapa 'Halo' menjadi sapaan di telepon? Kata 'Halo' lalu menjadi sapaan yang umum dengan munculnya telepon.
Mengutip Vox, Rabu (16/8), pada tahun 1929 terdapat 161.669 operator yang bekerja untuk perusahaan AT&T. Menurut Pengamat Ekonomi, James Feigenbaum dan Daniel Gross pada 1920, pekerjaan operator manual terdiri dari hampir 2 persen dari jumlah tenaga kerja wanita di AS dan 4 persen dari hampir tiga juta pekerja terdiri dari wanita muda berkulit putih serta kelahiran AS.
Perusahaan menolak untuk mempekerjakan operator berkulit hitam sampai tahun 1944, serta jarang mempekerjakan para imigran maupun wanita Yahudi.
Bahkan, perempuan yang sudah menikah pada kala itu juga mengalami diskriminasi ketika tahap perekrutan dalam sektor pekerjaan sebab perempuan dianggap akan sering meninggalkan pekerjaan ketika sudah memiliki keluarga.
Seiring berjalannya waktu, era operator telepon manual kemudian melakukan terobosan dengan meluncurkan sistem baru bernama “mechanical switching”.
Mechanical switching ini yakni dimana pengguna dapat menghubungi orang lain secara manual dari rumah mereka masing-masing tanpa bantuan operator manusia yang menyambungkan.
Hal tersebut menggeser perlahan pekerjaan operator telepon manual yang berhasil mempekerjakan banyak kaum hawa muda di AS. Namun ketergeseran ini tidak berdampak secara signifikan terhadap pekerja perempuan muda di AS. Usut punya usut ternyata malah menyebabkan adanya lonjakan lapangan pekerjaan pada sektor kesekretariatan maupun dunia F&B.Mengapa hal tersebut terjadi? Sebab walaupun di luar pekerjaan sebagai operator telepon manual ternyata kemampuan perempuan dalam berkomunikasi terutama suara khas lembutnya diperlukan untuk sektor pekerjaan lainnya.
Pada era tersebut juga suara perempuan bukan hanya berguna bagi sektor pekerjaan yang memerlukan interaksi dengan banyak orang, melainkan penentu seorang calon istri yang tepat atau tidak. Sehingga pada akhir abad kesembilan belas di berbagai lembaga pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas mengajarkan intonasi suara bagi siswa perempuan agar dapat berbicara dengan jelas dan tepat.