Bentuk Tim Khusus, Identitas Bjorka Harus Bisa Diungkap
Merdeka.com - Pratama Persadha, Kepala Lembaga Riset CISSReC, mengatakan sulit untuk mengidentifikasi keberadaan hacker Bjorka. Menurut dia, meski Bjorka merupakan akun anonim mengaku dari luar negeri bisa saja dilakukan tracing.
"Namun jika Bjorka memang jago dan memakai tools untuk memalsukan posisinya maka tetap sulit dilakukan tracing, walaupun bukan hal yang tidak mungkin. Tracing tidak hanya secara teknis namun juga lewat tracing jejaring hacker, dicari informasi siapa Bjorka di komunitas internet dan hacker," ujar Pratama kepada Merdeka.com, Kamis (15/9).
Meski begitu, Presiden sudah membentuk tim khusus menangani Bjorka, paling tidak identitas pelaku bisa diungkap. Jika memang keberadaannya di tanah air, berharap dapat ditangkap karena sudah melanggar UU ITE dan UU Kependudukan.
-
Mengapa jejak kaki itu sulit diidentifikasi? 'Pertanyaan ini masih jauh dari terjawab, mengingat kurangnya catatan fosil dan gambaran evolusi baru dan lebih rumit yang diberikan oleh studi DNA kuno terbaru,' lanjutnya.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
-
Siapa yang menemukan password rentan? Para ahli Kaspersky telah mengungkapkan kombinasi karakter mana yang paling sering digunakan saat membuat kata sandi.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang punya sifat unik dan sulit ditebak? Golongan darah AB sering kali dianggap sebagai yang paling unik dan misterius. Mereka memiliki kombinasi sifat dari golongan darah A dan B, membuat mereka sulit ditebak.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
"Namun kita ambil hikmahnya, bahwa negara harus perhatian betul pada pengamanan siber, perlu evaluasi serius. Apakah dana besar yang dikeluarkan selama ini untuk infrastruktur siber sudah efektif atau tidak. Evaluasi serius harus dilakukan terhadap pejabat dan program yang telah dilaksanakan, ini bentuk tanggungjawab pada masyarakat juga," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebut belum mengetahui pasti motif di balik serangan hacker Bjorka membuka data pribadi masyarakat maupun pejabat negara. Ia melihat motifnya ini masih belum jelas.
"Motifnya gado-gado. Mungkin politik, motif jual beli, dan sebagianya," kata Mahfud saat konferensi pers virtual tentang pembentukan satgas perlindungan data pribadi, Rabu (14/9).
Maka itu, kata dia, motif yang belum jelas ini sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan. Bahkan berdasarkan hasil kesimpulan pemerintah, hacker Bjorka tidak memiliki keahlian untuk membobol sistem.
"Menurut persepsi baik kami, dia ini hanya ingin memberitahukan kepada kita bahwa harus hati-hati sistem bisa dibobol, tapi sampai sekarang tidak," ungkap dia.
Reporter: Dinda Khansa Berlian (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika ditilik dari akun X @bjorkanism, Bjorka berasal dari Polandia di Kota Warsawa.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaBPJS Ketenagakerjaan membantah tejadi kebocoran data seperti beredar lewat akun media sosial X @FalconFeedsio.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mengaku segera mengecek informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Baca SelengkapnyaTelkom kembali buka suara soal dugaan kebocoran data 36 juta pelanggan yang dilakukan Bjorka.
Baca SelengkapnyaMengenai apakah sudah ada tersangka yang diperiksa, Himawan tidak menjawab dengan jelas.
Baca SelengkapnyaPeretas Bjorka diduga memperjualbelikan data pribadi WNA atau turis asing yang datang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIa mengingatkan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5 miliar
Baca SelengkapnyaKPU RI meminta bantuan terhadap Satgas Cyber, Badan Siber Sandi Negara (BSSN) serta BIN terkait adanya dugaan kebocoran data pemilih
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca Selengkapnya