Berhasil ditepis sains, ini 6 mitos sesat yang dipercaya orang purba
Merdeka.com - Majunya ilmu pengetahuan membuat kita jadi orang yang menganggap mitos adalah hal yang tidak masuk akal. Bahkan ketika kita masih melihat orang yang percaya mitos di era sekarang, kita tentu mengernyitkan dahi. Betapa teknologi sudah semaju ini akan tetapi masih ada yang percaya hal tidak jelas.
Namun di era sebelum ilmu pengetahuan jadi semaju sekarang, mitos bahkan jadi pegangan hidup. Semua hal tentang mitos dipercaya tanpa ada penelitian ilmiah terlebih dahulu.
Banyak hal mulai bentuk Bumi, fenomena alam, hal medis, semua dipercaya mengacu mitos. Bahkan ilmu pengetahuan yang datang sempat ditolak mentah-mentah.
-
Bagaimana orang meyakini mitos ini? Beberapa mitos meyakini bahwa memakai baju terbalik dapat membawa keberuntungan.Orang-orang mungkin memilih untuk melakukannya pada hari tertentu atau dalam situasi khusus untuk menarik energi positif.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
-
Siapa yang percaya mitos? Masyarakat secara umum percaya bahwa mitos merupakan cerita yang benar-benar terjadi, meskipun sebagian besar mitos dianggap sebagai cerita khayalan atau fiksi.
-
Siapa yang mempercayai mitos? Masyarakat percaya bahwa mitos adalah cerita suci yang turun-temurun dari nenek moyang mereka dan menjadi bagian penting dalam memahami dunia mereka.
Bumi dianggap datar
Masyarakat di zaman dahulu, masih belum mengerti tentang bentuk Bumi bagaimana. Mereka masih sangat bergantung pada deskripsi di Alkitab yang menunjukkan bahwa Bumi berbentuk datar. Beberapa penjelasan di Alkitab berupa Bumi memiliki 4 penjuru, ada sebuah gunung yang di atasnya kita bisa melihat keseluruhan Bumi, serta matahari yang beredar dari ujung ke ujung dan bukan Bumi yang mengelilingi matahari.
Hal ini dipercaya oleh masyarakat secara luas, bahkan menghukum ilmuwan yang melakukan penelitian ilmiah dan membuktikan bahwa Bumi itu bulat dan bukan pusat tata surya.
Salah satu kisah menarik adalah sang petualang Colombus yang mendapat peringatan keras dari para Uskup agar tidak berlayar terlalu jauh, agar ia tak 'terjatuh' ke pinggiran Bumi. Colombus pun yang akhirnya menginjak banyak pulau baru di Bumi, dianggap tidak beriman oleh Gereja.
Bumi dianggap pusat tata surya
Zaman dahulu, tak hanya Bumi datar yang dipercaya, namun juga Bumi dipercaya hanya sebuah 'tempat' yang dikelilingi oleh matahari dan Bulan. Bumi tak dipercaya sebagai planet, dan dipercaya hanya diam di sebuah bidang kristal yang dilindungi kubah yang mungkin berfungsi sebagai atmosfer.
Hal ini dibantah pertama kali secara gamblang oleh Copernicus di tahun 1500an sebelum masehi, di mana ia menulis buku "De revolutionibus orbium coelestium," atau Revolusi falak yang merupakan hal besar di ilmu pengetahuan.
Meski dalam hidupnya ia banyak menelurkan buku dan karya hingga memunculkan revolusi Copernicus karena ia berhasil membuka mata ilmuwan lain tentang berbagai hal yang berbau astronomi, dia dianggap sesat oleh Gereja. Hal ini tetap jadi hal yang dipercaya meski sudah dibuktikan secara ilmiah. Baru ketika pada era Galileo, masyarakat mulai terbuka karena sudah ada teleskop.
Komet bukanlah benda langit, namun bentuk kemarahan Tuhan
Dulu, komet sama sekali tak dianggap sebagai benda angkasa seperti yang kita kenal dalam ilmu astronomi. Alih-alih, komet dianggap sebagai bola api yang dilempar oleh Tuhan melalui tangan kananNya. Hal ini dulu dianggap sebagai pesan kehancuran.
Namun akhirnya lahir Edmond Halley, yang tumbuh sebagai astronom, geofisikawan, meteorolog, dan ilmuwan pesohor. Halley dikenal sebagai penemu konsep komet yang merupakan benda langit untuk pertama kalinya. Tak cuma itu, dia bisa memperkirakan datangnya komet dengan analisis angka dan merumuskan metode untuk analisisnya. Akhirnya dia bisa memperkirakan sebuah komet yang akan datang ke Bumi tiap 76 tahun sekali. Komet tersebut dinamai atas namanya.
Penyakit dan kegilaan dulu dianggap hukuman dari Tuhan
Masyarakat yang di zaman dahulu tak mengenal dunia kedokteran dan obat-obatan. Mereka secara sederhana menganggap Penyakit atau kegilaan adalah amarah Tuhan atau tubuh yang dirasuki setan. Bahkan saking dipercayanya hal ini, penggunaan teknik penyembuhan modern dianggap sebagai dosa karena menyekutukan Tuhan.
Bahkan sosok revolusioner di dunia kedokteran, Zabdiel Boylston, pun tak luput dari hujatan Gereja di kala itu. Zabdiel Boylston yang tanpa gelar dokter karena dulu masih belum ada sekolah kedokteran, adalah orang pertama yang melakukan operasi bedah, orang pertama yang melakukan operasi pengambilan batu empedu, dan juga orang pertama yang melakukan operasi pengambilan tumor payudara.
Sang dokter adalah orang yang memformulasikan penawar cacar air, dan menyuntikkannya ke anaknya sendiri. Atas hal ini, dia diserang dan dihujat oleh Gereja, karena dianggap meracuni anaknya sendiri. Dia juga dianggap menistakan agama karena rutin beribadah namun mengabaikan Tuhan dengan menyuntik anaknya sendiri.
Meski demikian, hal ini makin hilang seraya makin canggihnya teknologi kedokteran dan berhasilnya berbagai penyakit disembuhkan.
Petir adalah murka Tuhan
Dulu petir telah lama ditakuti sebagai murka Tuhan kepada para pendosa. Di berbagai belahan Bumi lain, petir dianggap sebagai senjata dari Dewa Zeus, sementara untuk masyarakat Viking, petir adalah sesuatu yang diproduksi palu Thor.
Makin lama, karena petir sudah membunuh banyak sekali orang dan juga mencederakan lebih banyak orang dan bangunan lagi, petir mulai dipahami secara ilmiah agar bisa ditangkal.
Adalah salah satu 'proklamator' Amerika Serikat, Benjamin Franklin, yang pertama kali menemukan penangkal petir yang akhirnya digunakan hingga sekarang. Meski demikian, umat Kristen waktu itu justru mengecamnya karena seakan-akan ingin bermain dengan kuasa Tuhan.
Hutan dianggap berisi penyihir, raksasa, monster, dan arwah orang mati
Hutan-hutan di dunia, terutama di Eropa, banyak dianggap berisi makhluk-makhluk yang sama sekali tak ada, seperti penyihir, drakula, peri, orang-orang kerdil, monster, dan roh orang mati yang masih penasaran. Oleh karena itu hutan dianggap berbahaya dan menakutkan, serta jadi kambing hitam dalam berbagai fenomena orang hilang yang tak bisa dijelaskan.
Namun seiring waktu, makin banyak eksplorasi tentang lingkungan dan kesadaran akan alam makin tumbuh di masyarakat. Hutan mulai dieksplorasi dan akhirnya diketahui bahwa hutan berisi banyak sekali flora dan fauna yang menakjubkan. Banyak di antaranya yang memang berbahaya, namun sama sekali bukan berupa makhluk aneh. TIngkat keberbahayaan flora dan fauna akhirnya dipahami sebagai bentuk dari pertahanan diri mereka terhadap mangsa.
Â
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pengetahuan kesehatan di masa lalu yang banyak diketahui dan dipercaya ternyata merupakan pseudoscience.
Baca SelengkapnyaSejumlah masyarakat di Indonesia memiliki mitos kesehatan yang aneh dan tidak terbukti secara ilmiah.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan pengetahuan masyarakat di masa lalu menyebabkan sejumlah penyakit kerap dikira sebagai hasil perbuatan sihir.
Baca SelengkapnyaMitos dan fakta kerap disandingkan dalam satu narasi. Apa pengertian dari keduanya?
Baca SelengkapnyaSejumlah mitos kesehatan muncul sejak masa lalu dan masih banyak dipercaya hingga masa kini.
Baca SelengkapnyaMitos adalah cerita rakyat yang populer dipercaya masyarakat.
Baca SelengkapnyaAstrologi atau zodiak pada masa lalu dianggap sebagai ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaDulu dianggap sihir, namun kini fenomena yang kerap terlihat di masyarakat bisa dijelaskan.
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami sudut pandang Islam tentang mitos foto bertiga.
Baca SelengkapnyaBeberapa cerita rakyat mitos di Indonesia masih dipercaya masyarakat.
Baca Selengkapnya