Gara-Gara Pandemi Corona, Pendapatan Twitter Dilaporkan Turun
Merdeka.com - Twitter baru-baru ini merevisi proyeksi pendapatan kuartal I 2020. Hal ini disebabkan penyebaran Covid-19 yang berdampak pada penjualan iklan perusahaan.
Meski demikian, pandemi global ini meningkatkan jumlah pengguna aktif hariannya.
"Dampak Covid-19 dimulai di Asia dan menjadi pandemi global, hal ini berdampak terhadap pendapatan iklan Twitter secara global lebih siginfikan dalam beberapa pekan terakhir," ujar Chief Financial Officer Twitter, Ned Segal seperti dikutip dari Reuters, via Tekno Liputan6.com.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang viral di media sosial? Video tersebut viral di media sosial dan menarik simpati para warganet yang menyaksikannya.
Twitter memperkirakan pendapatan kuartal pertama tahun ini sedikit turun secara year-over-year. Sebelumnya, perusahaan memperkirakan pendapatan antara USD 825 juta dan USD 885 juta, naik 8,6 persen dari setahun sebelumnya.
Media sosial berbasis mikroblog itu dijadwalkan mengumumkan kinerja keuangannya pada 30 April 2020.
Pengiklan Menarik Diri
Reuters mencatat, penyebaran virus Corona telah membuat media sosial seperti Twitter menjadi layanan penting bagi banyak orang.
Pasalnya, orang-orang ingin terus mengikuti perkembangan beritanya, dan tetap bisa berhubungan dengan teman-teman secara virtual.
Meski demikian, banyak pengiklan dilaporkan menarik anggaran pemasaran untuk mengendalikan keuangan karena ketikdapastian soal Covid-19. Para pengiklan juga khawatir merek mereka dikaitkan dengan topik sensitif tersebut.
Pihak Twitter sebelumnya juga mengungkapkan, total pengguna aaktif harian monetisable (mDAU) melonjak 23 persen menjadi 164 juta.
Hal ini dikarenakan percakapan mengenai Covid-19 banyak dilakukan lewat platform Twitter.
Sumber: Liputan6.comReporter: Andina Librianty
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Disebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaIklan masih menjadi sumber pendapatan terbesar dari media sosial.
Baca SelengkapnyaBahkan, IBM, Apple, dan Disney, yang menghentikan kampanye iklan mereka pada platform X minggu lalu.
Baca SelengkapnyaNilai Platform X kini turun di angka 71 persen dari harga awal.
Baca SelengkapnyaSaham Trump Media terus anjlok dengan penurunan 41 persen bulan ini, mengancam masa depan Truth Social.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaFacebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaSemula TikTok berhasil mengalahkan media sosial Meta. Namun, belakangan tren terhadap penggunaan TikTok mulai menurun.
Baca SelengkapnyaSejak Ganti Nama, Platfom X Raup Laba Bersih Hingga Rp89 Miliar
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaLinda Yaccarino salah seorang yang saat ini benar-benar pusing dengan keinginan Elon Musk.
Baca Selengkapnya