FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup. Simak selengkapnya!
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
Decit suara ekskalator memecah keheningan lantai 3A Blok B Pasar Tanah Abang siang itu. Deretan kios di pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu tertutup rapat. Di pintunya tertempel stiker "Ditutup Sementara".
Tak cuma stiker penutupan, ada juga surat peringatan dari pihak pengelola kepada pemilik kios.
Dalam surat itu, pihak pengelola memperingatkan pemilik kios untuk segera membayar tunggakan Biaya Pelayanan Pasar (BPP). Jumlahnya bervariasi, mulai dari belasan hingga puluhan juta rupiah.
Banyaknya kios yang tutup membuat lorong-lorong di lantai 3A itu tampak gelap.
Pemandangan serupa juga terlihat di lantai 5. Tak banyak lalu lalang pengunjung. Sesekali terlihat pekerja yang membawa tumpukan barang dagangan dengan troli geret.
Namun di antara lorong-lorong gelap itu, ada beberapa kios yang tetap buka. Hanya saja tak terlihat banyak aktivitas. Para penjaga toko lebih banyak mengisi waktunya untuk menunggu pembeli.
Salah satu dari penjaga toko itu adalah Retno. Penjaga toko busana Lola Collection tersebut mengeluhkan sepinya pengunjung di lantai 5 Blok B Pasar Tanah Abang.
Retno mengungkapkan penjualan saat ini sangat menyedihkan. "Penjualan akhir-akhir ini benar-benar menurun, berbeda dengan tahun-tahun kemarin. Sangat menyedihkan," kata Retno pada Senin (11/9/2023).
Cuma 5 Pembeli dalam Sebulan
Menurutnya, dalam sehari belum tentu ada pengunjung yang membeli. "Terakhir ada yang beli dua minggu lalu. Itu saja cuma satu potong, 150 ribu," tuturnya.
Dia juga menambahkan bahwa dirinya pernah hanya melayani lima pembeli dalam satu bulan
Sepinya pembeli ini, menurut Retno, sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda. Pembatasan sosial pada saat itu membuat pengunjung menghilang dari pasar. Lantas, setelah status pandemi dicabut, geliat pembeli di lantai 5 belum juga pulih seperti sedia kala.
Kondisi itu berdampak pada bayaran yang diterimanya sebagai penjaga toko. Dia mengaku saat ini hanya dibayar Rp1,5 juta. Padahal, sebelum pandemi Retno bisa mendapat bayaran hingga Rp3,5 juta.
Retno pun hanya bisa pasrah dengan kondisi pasar yang sangat sepi ini. Dia berharap pemerintah bisa menemukan cara agar pasar kembali ramai.
Keluhan terkait sepinya lantai 5 Blok B Pasar Tanah Abang ini juga diamini oleh Musfiana, pemilik Toko Agung Style yang menjual sandal wanita.
Pria yang akrab disapa Mus ini mengungkapkan, dirinya tak bisa lagi menggantungkan penghasilan dari pengunjung. Menurutnya, dalam seminggu belum tentu ada pengunjung pasar yang membeli dagangannya.
Mus akhirnya berjualan secara online. Memanfaatkan platform Shopee dan TikTok, dia membuka toko Agung Style versi daring.
Mus mengungkapkan, hampir seluruh omzet yang didapatkannya saat ini berasal dari penjualan secara online. Sementara, para pekerja di kiosnya saat ini lebih banyak disibukkan mengemas barang dagangan untuk dikirim ke pembeli melalui jasa ekspedisi, daripada melayani pembeli secara langsung.
Jualan Live Stream 12 Jam
Menurut Mus, pedagang harus bisa memahami perubahan perilaku konsumen saat ini, di mana sudah sangat jarang pembeli yang berbelanja ke pasar.
Tak cukup membuka toko online, Mus juga melakukan live streaming untuk memasarkan barang dagangannya. Pekerjanya secara bergantian duduk di depan HP sembari menawarkan sandal serta mendeskripsikannya secara detil.
Mus mengungkapkan live streming ini dilakukan lebih dari 12 jam. "Dari pagi, sekitar jam 9 sudah mulai. Selesai biasanya jam 9 malam, kadang juga jam 11," tuturnya.
Penjualan secara live streaming, menurut Mus, kini lebih banyak digemari para pembeli. Pasalnya, platform TikTok maupun Shopee memberikan subsidi khusus yang membuat barang dagannya bisa dijual lebih murah. "Ditambah lagi ada promo gratis ongkir, orang makin seneng," kata Mus.
DPR Minta Kemendag Soroti Perdagangan Digital
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta Kementerian Perdagangan memberikan perhatian terhadap perdagangan digital. Sebab, menurutnya, saat ini pasar fisik sudah berangsur sepi, sehingga membuat omset pedagang menurun.
"Kalau kita lihat hari ini, (misalnya) Tanah Abang, ITC, Roxy, dan lain sebagainya sepi, Pak. Kemarin kami ke Tanah Abang mengkroscek yang ada di berita ternyata betul, Pak. Pendapatan mereka yang biasanya setiap hari omzet Rp40 juta sekarang hanya tinggal Rp9 juta sehari, tragis sekali. Bahkan mereka khawatir dalam beberapa tahun ke depan mau tutup,"
kata Mufti dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Mufti mencermati, salah satu faktor sepinya pasar fisik adalah adanya e-commerce dan social commerce, seperti aplikasi Tiktok. Ia menyebut adanya social commerce saat ini selain dapat menjadi wadah alternatif bagi UMKM untuk menjual produknya, namun juga mengandung ancaman bagi UMKM dalam perdagangan digital.