Impor ponsel Rp 29 T picu defisit perdagangan
Merdeka.com - Indonesia merupakan pasar telekomunikasi yang besar, bahkan mungkin yang terbesar setelah China.
Sayangnya, pasar yang sangat besar itu tidak diimbangi dari sektor produksi, terutama produk ponsel yang setiap tahunnya mencapai Rp 29 triliun.
Itulah mengapa Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo Kalamullah Ramli mengatakan sektor telekomunikasi sebagai penyumbang terbesar defisit neraca perdagangan Indonesia.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
Defisit terjadi karena besarnya nilai impor ponsel yang mencapai Rp 29 triliun atau senilai dengan 31 persen dari total defisit neraca perdagangan Indonesia yang mencapai USD 8 miliar.
"Di tahun lalu, Indonesia setidaknya telah mengimpor sebanyak 15 ton ponsel yang nilainya mencapai USD 2,6 miliar," ujar Kalamullah, belum lama ini.
Selain ponsel, besarnya andil sektor telekomunikasi tersebut juga disebabkan tingginya angka impor infrastruktur jaringan yang dilakukan oleh para operator untuk ekspansi layanan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang ICT, Didi Suwondo, menyatakan pihaknya akan melakukan strategi-strategi khusus untuk memperkecil angka defisit dari sektor TI.
"Jangka pendeknya kami akan melakukan tindakan pencegahan, sementara untuk jangka panjangnya adalah dengan membangun dan meningkatkan pendapatan," ujar Didi.
Sementara itu, analis bisnis telekomunikasi yang juga Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa pasar smartphone dan tablet di Indonesia masih akan terus ramai dan impor masih akan terjadi.
"Yang ramai adalah untuk harga sekitar Rp 3 jutaan ke bawah, yang lainnya akan kurang diminati. Kita belum jadi bangsa pembuat Ponsel, jadi import masih akan terus terjadi," sesalnya.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut kondisi itu sangat memprihatinkan dan menjadi pekerjaan besar untuk pemerintah.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPenindakan terhadap barang impor ilegal menjadi suatu keharusan. Menyusul temuan Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal mengungkap kasus senilai total Rp40 M.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca Selengkapnya