Ini Media Sosial Dengan Akun Anonim Terbanyak di ASEAN
Merdeka.com - Pengguna akun tanpa diketahui siapa pemiliknya, atau anonim, punya jumlah yang besar. Hal ini juga menjamur di Asia Tengara dan juga Asia Pasifik, diamini oleh data yang dimuat perusahaan keamanan siber Kaspersky.
Dalam laporannya yang dimuat Tekno Liputan6.com, ada 3 dari 10 pengguna internet di Asia Pasifik yang memiliki akun media sosial anonim. Artinya pengguna tak memakai nama asli, foto, ataupun identitas pribadi lainnya.
Survei ini dilakukan November 2020 lalu dengan 1.240 responden. Survei bertajuk Digital Reputation ini memperlihatkan, akun anonim paling banyak dimiliki pengguna di Asia Tenggara (35 persen), disusul pengguna di Asia Selatan (28 persen), dan Australia (20 persen).
-
Siapa yang viral di media sosial? Kisah pilu gadis ini mencuri perhatian publik di media sosial. Sejak pertama kali diunggah, videonya sudah mendapat 34 ribu tanda suka.
-
Siapa yang sering update media sosial? Media sosial, yang biasanya digunakan untuk berbagi cerita, seringkali membuat banyak orang penasaran dan bertanya-tanya tentang kehidupan mereka yang jarang memperbarui status di media sosial.
-
Apa yang sedang populer di media sosial? Di media sosial, gambar-gambar artificial intelligence (AI) bertemakan di Disney Pixar tengah digandrungi netizen.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Akun-akun anonim ini 70 persen ditemukan di platform Facebook, YouTube 37 persen, Instagram 33 persen, dan Twitter 25 persen.
Kaspersky melihat, penggunaan profil anonim memiliki dua persepsi. Pertama, individu bisa mengejar hasrat mereka dengan memanfaatkan kebebasan berpendapat di medsos.
Kedua, penggunaan akun anonim dinilai bisa menghindarkan pengguna internet dari aktivitas berbahaya dan merugikan.
Tujuan Anonim
Masih mengenai temuan survei yang dilakukan Kaspersky, hampir separuh (49 persen) responden menyebut, mereka memakai akun anonim agar bisa bebas berpendapat tanpa harus takut akan jatuhnya reputasi.
Sementara 48 persen responden menyebut, penggunaan akun anonim untuk mencurahkan kepentingan dan minat rahasia tanpa ketahuan teman ataupun rekan kerja.
34 persen pengguna menyebut, mereka menggunakan akun anonim untuk menentang pendapat orang lain. Sementara 30 persen responden menyebut, ingin melindungi privasi mereka untuk aktivitas online yang melibatkan kesukaan akan sesuatu (misalnya artis favorit maupun tujuan tidak berbahaya lainnya).
22 persen lainnya yang memakai akun anonim untuk stalking alias kepo tentang sesuatu atau seseorang. Dari jumlah itu, hanya 3 persen yang memakai akun anonim untuk menghindari doxing ataupun ingin main gim.
Reputasi Media Sosial
Temuan ini mengindikasikan bahwa konsumen di Asia Pasifik sadar akan reputasi mereka di media sosial serta pentingnya reputasi tersebut.
General Manager Asia Tenggara Kaspersky Yeo Sing Tiong mengatakan, penggunaan media sosial telah berubah tujuan, dari yang semula merupakan cara untuk terhubung dengan keluarga atau kolega, menjadi parameter untuk evaluasi atau penilaian.
"Survei terbaru kami mengkonfirmasi, konsumen sekarang meminta pertanggungjawaban perusahaan atas reputasi online mereka. Seperti individu menentukan skor kredit seseorang via perilaku medsos, menyaring kemampuan kerja, hingga untuk memberi persetujuan atas visa seseorang," kata Yeo.
Ia menyebut, dampak penggunaan medsos ke dunia nyata membuat orang harus menyeimbangkan privasi dan keamanan demi mengamankan reputasi digital yang kian penting.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Bubble mendapat perhatian warganet karena berisi cuitan-cuitan dengan istilah khas K-pop atau dengan bahasa Korea
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaUnggahan akun media sosial Polda Banten disorot berbagai pihak. Terlebih, akun resmi tersebut tampak tak berimbang dalam menginformasikan kegiatan kampanye.
Baca SelengkapnyaBesarnya kasus perdagangan penipuan online di Asia Tenggara masih sulit diperkirakan. Namun setidaknya ada 120 ribu orang telah menjadi korban di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi Arie, terkait akun Fufufafa diyakini tidak ada kaitannya dengan wakil presiden terpilih
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaTiga bakal calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2024 sangat aktif di media sosial (medsos), khususnya Instagram dan X (Twitter).
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tercatat ada 99,8 juta pengguna TikTok di Tanah.
Baca SelengkapnyaPengeluaran untuk beriklan tersebut dilakukan oleh akun Facebook Anies Baswedan sebesar Rp30.279.752.
Baca SelengkapnyaDi sini akan diungkap lima artis Indonesia dengan pengikut Instagram terbanyak pada tahun 2024 beserta rahasia kesuksesan mereka!
Baca SelengkapnyaModus operandi para tersangka rata-rata sama dengan cara endorsment judi online melalui media sosial . Keuntungan didapat mulai dari Rp500 ribu Rp60 juta.
Baca Selengkapnya