Jony Ive dan Open AI sedang Kembangkan HP Full AI, Bisa Tahu Kebutuhan yang Dipikirkan Penggunanya
Mantan desainer Apple Jony Ive bekerja sama dengan OpenAI untuk menciptakan perangkat baru berbasis AI.
Mantan desainer legendaris Apple, Jony Ive, mengonfirmasi bahwa dirinya tengah bekerja sama dengan OpenAI untuk mengembangkan perangkat baru yang diyakini akan mengguncang industri teknologi.
Perangkat yang diprediksi merupakan sebuah smartphone ini akan sangat mengandalkan kecerdasan buatan (AI). Jony Ive, merupakan otak di balik berbagai produk ikonik Apple seperti iMac dan iPhone.
Melalui kolaborasinya dengan Sam Altman, CEO OpenAI, Ive mengungkapkan bahwa AI dapat menciptakan bentuk komputasi yang sepenuhnya baru. Ive dan timnya telah memulai pengembangan perangkat ini dari kantor besar mereka di San Francisco.
Beberapa mantan rekan Ive di Apple, seperti Evans Hankey dan Tang Tan, juga terlibat dalam proyek ambisius ini. Meskipun detail tentang perangkat ini masih sangat minim, beberapa spekulasi mengenai fungsi perangkat tersebut mulai bermunculan.
Menurut Ive dan Altman, perangkat ini kemungkinan akan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memahami apa yang ditampilkan di layar dan mengambil alih tugas-tugas yang biasanya dilakukan secara manual oleh pengguna.
Misalnya, mengutip Phone Arena, Senin (23/9), perangkat ini mungkin menggunakan kamera, sensor, dan mikrofon untuk memahami konteks secara real-time. Bayangkan jika perangkat bisa secara otomatis memesan taksi saat sedang bersiap untuk keluar rumah, atau bahkan melakukan panggilan telepon ketika mendeteksi penggunanya sedang memikirkan untuk menelepon seseorang.
Kemampuan ini tentu membuka peluang besar untuk mengubah cara pengguna berinteraksi dengan perangkat pintar. Namun, seperti inovasi teknologi lainnya, perangkat ini perlu membuktikan manfaat praktisnya agar dapat diterima secara luas oleh konsumen.
Meskipun Jony Ive dan Sam Altman sangat optimistis dengan proyek mereka, mereka bukanlah yang pertama mencoba menghadirkan perangkat berbasis AI ke pasar. Beberapa perangkat seperti Humane AI pin dan Rabbit r1 sebelumnya telah mencoba menghadirkan kategori perangkat AI baru, tetapi keduanya gagal mendapatkan pengakuan yang signifikan di pasar.
Rabbit r1, misalnya, mendapat ulasan buruk pada peluncurannya karena tidak berfungsi dengan baik. Selain itu, stigma seputar AI juga menjadi tantangan. Banyak konsumen masih skeptis dan enggan membiarkan AI mengambil alih kehidupan mereka.
Beberapa menganggap AI sebagai tren sesaat, sementara yang lain merasa AI belum menawarkan inovasi yang benar-benar dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menjual konsep AI bukanlah hal yang mudah, dan Ive serta Altman harus membuktikan manfaat perangkat mereka dengan menunjukkan, bukan hanya mengatakan, mengapa konsumen membutuhkannya.